Taman SMA Gaswara terlihat senggang. Tak banyak murid yang terlihat disana. Suara kicauan burung juga hembusan angin, sungguh menenangkan Crystal. Crystal berada di bawah pohon rindang dan memejamkan matanya.
Tak lama, Zanna, Nadira, Aneisha datang dengan membawa beberapa camilan. Mereka duduk di sekitar Crystal.
Begini kebiasaan dan rutinitas mereka, kala merasa perlu berada ditempat tenang mereka akan pergi ke Taman sekolah. Merasakan hening dan damai dibawah pohon.
"Eh, tau gak Nadira punya gebetan!" teriak Zanna heboh. Menepukan kedua tangan. "Ayo dong Dir, cerita siapa gebetan lo," kata Zanna bersemangat.
"Apa sih An, gue gak ada gebetan, ngada-ngada banget lo!" kata Nasira dengan wajah juga gelagat tubuh yang gelisah juga gugup.
"Bohong! Ayo cerita Dir, penasaran banget gue." desak Zanna. Zanna sebenarnya adalah seseorang yang kepo akan segala hal. Ia bahkan tak segan mendorong bahkan mendesak orang lain untuk memenuhi rasa penasarannya.
"Gak ada An, sumpah," ujar Nadira meyakinkan. "Ah, lo gak mau terbuka gitu sama kita, cuma gebetan doang Dir, gue liat di hp lo tadi" perkataan Zanna terhenti dengan suara meninggi milik Nadira.
"An!" bentak Nadira dengan wajah memerah dan nafas tak teratur. Nadira tidak suka, kali ini, pembahasan ini, ia benci membahas hal ini, permasalahan semacam ini.
Merasa suasana terasa berbeda, Nadira menatap Zanna yang tetlihat amat sangat terkejut. "Please, gue belum bisa cerita, jangan desak gue" kata Nadira dengan tone suara merendah.
Kadang tidak semua hal bisa kamu bagi kepada orang lain. Sedikit tertutup adalah hal yang baik, karena terlalu mengumbar masalah kehidupan tidak lah selalu baik-baik saja. Walau dengan teman terdekat sekalipun.
"Astaga lo berdua ya, mending makan deh sama mikir buat belajar, biar otak ada gunanya," dumel Aneisha, Heran saja melihat kelakuan kedua temannya ini, ada saja yang diributkan setiap harinya.
"Tau sih yang pinter," ujar Crystal yang sedari tadi diam dengan nada bercanda. Dan dalam diam itu pula ia memakan makanan miliknya. Hanya dapat memperhatikan, meneliti tiap perilaku teman-temannya yang selalu saja menarik baginya.
"Ya udah, maaf deh Dir, gue cuma pengen tau doang, sorry," ujar Zanna menatap tulus Nadira.
Nadira tersenyum hangat dan mengangguk. Merasa sedikit lega akan tidak membahas hal yang sangat tidak ingin ia katakan pada orang lain.
"Eh ntar lo pada mending ke cafe tempat gue kerja, lagi ada promo, bisa lah sekalian hang out bareng." kata Crystal menatap ke tiga sahabatnya itu.
Zanna mengangguk bersemangat, begitu juga Nadira juga Aneisha. Crystal kembali memakan makanannya.
"Pada gak makan?" tanya Crystal.
"Al, kata anak IPA 4 yang gue denger, tadi pagi lo berantem sama Rafanza, bener?" tanya Aneisha sedikit ragu. Tentu saja, kadang mengumandangkan nama lelaki yang terlihat begitu mencolok itu pun segan. Apalagi membicarakannya.
Crystal menghentikan kegiatan mengunyahnya yang sedari tadi ia tekuni. Menghela nafas kecil dan mengangguk kecil.
"Hah?! Serius?!" teriak Zanna heboh.
"Kenapa bisa?" di ikuti oleh Nadira bertanya.
"Gue gak sengaja nabrak dia, ya gimana gue buru-buru," ujar Crystal menjelaskan. Singkat, padat, dan jelas.
"Mampus, kenapa harus dia sih sasaran kecerobohan lo kali ini," kata Zanna.
"Gimana dong Al, lo dilepas gitu aja sama dia?" tanya Nadira dengan tatapan iba.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN SIDE
Teen Fiction"Mata Lo! Gue benci mata Lo!" Pertemuan yang diawali dengan saling adu mata merebah ruah menjadi lantunan cerita paling tidak dapat ditebak. Apa benar takdir selalu punya caranya tersendiri untuk merubah karakter seseorang dengan kedatangan manusia...