Crystal Brisena Rhaksan, seorang gadis yang teramat kuat juga mandiri. Tulang rusuknya telah ia bangun dengan hati yang kuat. Mandiri, Satu kata yang mampu menggambarkan gadis itu.Crystal berjalan dengan terburu kearah madding dan masih didapatinya kerumanan siswa lain disana. Menghela nafas keras ia mencoba menerobos masuk hingga berdiri pada barisan terdepan. Banyak orang yang merasa terganggu dengan pergerakan gadis itu. Namun ia tak perduli itu. Yang ada dipikirannya kali ini, dimana kelasnya, apa ia berada di kelas yang sama dengan ketiga sahabatnya.
Dengan mata menajam ia menemukan namanya. Dan dengan leganya ia bernafas melihat nama ketiga sahabatnya berada dikelas yang sama.
Dengan tanpa permisi Crystal berjalan dengan ceroboh di sekeliling orang. Ia berhasil keluar dari kerumunan itu dan segera berlari kearah kelasnya.
Wajah seorang Crystal Brisena Rhakshan jangan kalian ragukan. Dengan rambut panjang hitam, seragam yang terlihat sedikit kucel namun rapi, ikat pinggang juga kaos kaki sebatas lutut juga sepatu berwarna hitam.
Crystal memiliki satu kebiasaan. Jika tak kenal maka jangan pernah bertegur sapa dengannya. Ia telah membatasi pertemanannya. Semenjak hal itu terjadi tak ada yang dapat membuatnya tersenyum cerah. Crystal hanya dapat tersenyum sekananya. Ya, hal yang mungkin tidak akan bisa ia lupakan.
Crystal terus melirik ponselnya yang terus bergetar pada kantung seragamnya. Mengapa ketiga orang itu sangat tak sabar untuk menemuinya. Bagaimana tidak, Crystal hampir tak pernah yang namanya met up atau hang out dengan ketiga sahabatnya itu.
Waktunya telah habis dengan pekerjaan sambilan yang sedang ditekuninya sejak lama. Crystal menghidupi dirinya dengan jerih payahnya sendiri.
Jangan berpikir jika Crystal melarikan diri dari rumah karena tak dianggap atau di usir. Maka jawabanya ialah, NO, BIG NO!
Crystal dengan cerobohnya menabrak beberapa bahu murid lain. Hingga beberapa kata umpatan meluncur dari mulut mereka dengan ringannya.
Crystal hidup dengan mengandalkan apa yang bisa ia kerjakan saat ini. Ia bahkan telat bangun akibat sift malam menjaga sebuah mini market, dihari sabtu juga minggu. Tiada hari tanpa kerja, hingga weekend pun tidak terasa baginya.
Saat pulang sekolah jangan kalian pikir Crystal dapat merebahkan diri pada kasur. Ia memiliki jadwal pekerjaan sampingan disebuah cafe. Sibuk, sangat. Jika tidak bagaiman ia bisa makan dan hidup selama ini.
Crystal sungguh menghidupi dirinya dengan baik. Ia menggengam kalung yang melingkar pada lehernya dengan kuat jika ia merasa lelah. Ia akan menumpahkan segala kelemahan hanya dengan menggengam kalung itu.
Crystal terus berjalan hingga ia tiba di depan keasnya. 11 IPA 2. Crystal berjalan masuk dan mengitari kelas itu.
Ia berjalan dengan langkah ringan melihat ketiga temannya yng tengah mengobrol dengan serius. Bahkan kehadiranya sama sekali tak ter-notice oleh ketiga gadis itu.
Crystal berjalan kearah ketiga gadis itu dan menaruh tasnya lada tempat yang kosong. Barulah ketiga gadis yang tengah seru berbincang itu menatapnya. Mereka berteriak dan memeluk tubuh Crystal dengan kuat. Melepas segala rindu akibat libur panjang semester lalu.
Gadis itu menutup matanya berusaha meresapi kehangatan dari ketiga sahabatnya itu. Dengan senyuman Crystal membalas pelukan ketiga sahabatnya itu. Betapa rindunya Crytal dengan ketiga manusia dengan berbagai perangai didepannya ini.
Crystal bahkan dapat mendengar rengean dari salah satu sahabatnya itu. Mereka melepaskan pelukan itu dan kembali duduk pada bangku masing-masing. Inilah lingkup pertemannya, hanya ada mereka bertiga yang setia terus bersamanya.
Dalam menjalani kehidupannya, Crystal sangat merasa senang memiliki sahabat seperti mereka. Mereka yang selalu ada di saat sulit maupun senang. Mereka yang dapat membuatnya senyumnya kembali muncul saat kejadian itu terjadi. Mereka tak pernah meninggalkannya sendiri.
Crystal sangat bersyukur memiliki ketiga gadis baik ini. Memiliki mereka disaat semua orang yang ia sayangi pergi ketempat yang bahkan takan pernah dapat ia gapai.
Dengan sendu Crystal menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan penuh makna. Tatapan mata Crystal begitu lembut. Namun, jika kalian mencoba mengakrabkan diri padanya jangan katakan ia jutek, karena begitulah dia. Tampang datarnya akan menyambut kalian saat mencoba akrab dengannya. Dan itu hanya berlaku pada orang asing.
Lingkup pertemanannya telah ia tutup dan menyisakan ketiga gadis dihadapannya ini. Mereka, merekalah yang dapat memahami dirinya dengan baik dibandingan orang lain.
"Gue kangen!" ujar Crystal dengan menatap ke tiga sahabatnya itu. Lalu dengan tak tahu malunya ketiga sahabatnya itu berteriak dengan serentak.
"Sama Al kita juga!" seru mereka dengan teriakan dan memberi pelukan kecil. Oh, ingin sekali Crystal mengatakan pada seisi kelas bahwa mereka bukanlah temannya.
Hai semua kenalan dulu yuk.
For the second, seneng banget bisa buat cerita ini.
21:05, 24 Agustus 2021
Seee youuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN SIDE
Novela Juvenil"Mata Lo! Gue benci mata Lo!" Pertemuan yang diawali dengan saling adu mata merebah ruah menjadi lantunan cerita paling tidak dapat ditebak. Apa benar takdir selalu punya caranya tersendiri untuk merubah karakter seseorang dengan kedatangan manusia...