3. First Impression

214 14 3
                                    

Kantin, merupakan tempat yang begitu bising. Bagai tak ada hentinya orang yang datang disana berbicara dengan tak habis. Jika saja ia bisa membawa bekal, maka Crystal akan memilih membawanya dan makan dengan tenang di suatu tempat.

Namun hal itu tidak akan terjadi. Crystal tidak akan bisa bangun pagi, hanya untuk menyiapkan segala bahan untuk membuat sebuah kotak bekal. Maka disinilah ia terduduk sekarang. Dengan ketiga sahabatnya. So, shall we introduce who is they are?

Zanna Sifabella, seorang gadis dengan segudang kecerian juga kehebohan yang bahkan belum ia keluarkan seluruhnya. Dengan wajah cantik juga senyum manisnya, Zanna atau yang biasa di panggil dengan nama Anna itu menjadi gadis yang famous di SMA Gaswara.

Nadira Fredella, gadis dengan segala kecerobahan ada padanya selama ini. Disetiap langkah yang ia ambil walau sepele pun, kecerobohan terus melekat pada dirinya. Nadira terbiasa terpanggil dengan nama Dira. Yang dapat ketiga temannya lakukan ketika kecerobohan Dira datang ialah menggelengkan kepala mereka. Kapan kebiasaan itu berakhir, benak mereka.

Aneisha Agleema, gadis dengan segudang prestasi memuaskan. Dalam bidang akademik jangan ragukan kecerdasan otaknya. Namun, ketika ia bertemu dengan pelajaran olahraga nilainya nol. NOL BESAR. Aneisha lebih akrab dengan panggilan Isha itu terus menggerutu dan terus melakukan hal sulit. Bahkan pernah dengan tak tahu malunya, Isha Berpura-pura pingsan saat pelajaran olahraga. Jangan heran, mungkin kebanyakan perempuan memang tak menyukai pelajaran itu.

Mereka terduduk dengan berbicang ria di sebuah bangku, hampir berada didekat tempat terkutuk di kantin ini. Bagaimana tidak, tidak ada yang berani mendudukan diri disana. Mungkin karna dekat dengan meja tempat biasa orang itu duduk.

"Eh Al, kita hang out yuk weekend nanti, yah, yah, kan belum ada tugas. Jadi hari minggu lo pasti senggang" cetus Zanna dengan nada memohon, tentu mereka tahu jam terbang seorang Crystal.

"Iya, kita hang out kek, di cafe atau taman gitu kaya piknik gitu, seru deh kayanya" Kata Aneisha menambahkan.

"Iya, teman-temanku kita jalan minggu nanti" ujar Crystal dengan melirik Dira yang sedari tadi tampak gelisah.

"Lo kenapa Dir?" tanya Crystal pada Nadira yang terus mengecek saku baju juga roknya.

"Ujan jajan, uang jajan gue ketinggalan, duh gimana nih" ujarnya dengan gupek dan terus merogoh saku seragamnya.

"Ah, lo, gak bisa sehari aja apa lo itu gak ceroboh gini Dir" kata Aneisha dengan gelengan kepala.

"Gue pinjem uang lo ya, An, ntar deh gue balikin" ujar Nadira pada Zanna dengan tatapan memohon.

Zanna berdecak kesal, "Lo tuh ya, emang penyakit banget ceroboh lo itu," ujarnya dengan mengeluarkan dompet kecil dalam saku roknya.

"Udah gue bayarin gak usah minjem-minjem" ujar Zanna. Mata Nadira sontak berbinar, "Thanks banget An" ujarnya dengn menggengam telapak tangan Zanna.

Bibi penjual makanan datang pada meja mereka dan menaruh beberapa pesanan. Mereka makan dengan tenang ditengah bising juga ricuhnya keadaan kantin saat ini.

Dalam sekejap suara bising itu tergantikan dengan keheningan. Crystal, Zanna, Nadira juga Aneisha mengangkat kepala dan mencari sumber dari keheningan ini.

Tepat disana, tiga orang lelaki masuk dengan gagahnya. Aura membunuh datang dari salah satu lelaki yang berdiri ditengah. Merinding, itulah yang saat ini Crystal juga ketiga sahabatnya rasakan.

"Gila auranya, merinding gue" bisik Zanna dengan memegang rambut lengannya yang berdiri.

"Tatapannya itu sih yang menurut gue paling nakutin" kata Aneisha dengan mengindikan kedua bahunya.

HIDDEN SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang