6

881 91 136
                                    

chapter 6 book fahri

Fahri terbangun merasakan getaran di saku celana sekolah. Fahri melihat notifakasi ternyata ada panggilan dari Wiwit.

"Halo gantengnya aku," ucap Wiwit di seberang sana.

"Maaf gua masih suka cewek ya, jangan kayak homo nelpon pacarnya deh buat eneg tahu gak!" kesal Fahri.

"Bercanda lha, tuh bang Roy jemput lu," ucap Wiwit.

"Suruh ke uks aja," ucap Fahri.

"Ah siap!" pekik Wiwit.

Fahri mematikan sambungan telepon dari Wiwit, di samping kasur uks sudah tidak ada keberadaan Nadira, dia sudah pulang bersama dengan keluarganya sejak tadi.

"Pede banget gua, mengharapkan papa dan mama bakal jemput pulang, atau setidaknya khawatir sama gua," monolog Fahri.

Fahri memainkan hp menunggu kedatangan Roy. Tak lama ada Roy disana tersenyum hangat kepada Fahri yang asyik sendiri.

"Ini adikku mengabaikan aku begitu?" Roy melihat Fahri menengok kearahnya tapi masih diam saja. "Abangnya datang malah dicuekin," ucap Roy.

Fahri tersenyum melihat dan langsung melompat begitu saja menerjang Roy dengan pelukan, Roy dengan sigap menggendong Fahri.

"Abang denger dari teman-temanmu, kau mengalami hari yang buruk ya?" tanya Roy.

"Jangan dibahas lagi," ucap Fahri.

"Baiklah, ayo pergi dari sini," ucap Roy.

Fahri turun dari gendongan Roy. Fahri keluar dari ruangan uks begitu saja meninggalkan Roy sendirian seperti jomblo kesepian.

"Lucu seperti anak kecil," ucap Roy.

Roy menyusul Fahri yang sudah pergi entah kemana. Fahri berlari menuju ke parkiran mencari mobil milik Roy, bahkan berlarian kesana kemari tapi tidak menemukan keberadaan Fahri sama sekali.

Karena tidak melihat jalan Fahri malah menabrak ternyata dia Rivaldo dan Fahri mengulurkan tangan berniat membantu berdiri namun uluran tangan Fahri ditepis oleh Rivaldo.

"Gak usah sok baik lu sama gua! gua gak bakalan ketipu sama trik murahan lu, jadi lebih baik lu pergi aja!" kesal Rivaldo.

"Gua cuma mau nolong aja, situ gak mau ya udah," ucap Fahri.

"Tidak perlu!" kesal Rivaldo.

"Ngegas mulu cepet tua lu," ucap Fahri.

"Gua bilang masalah ini sama bokap dan yongkap!" ancam Rivaldo.

"Sok atuh abdi mah teu sieun," ucap Fahri.

Artinya silahkan aja saya gak bakalan takut.

"Nih tuyul udah disini aja," ucap Roy.

"Gua bukan tuyul abang gila," ucap Fahri.

"Kurang asem nih tuyul!" kesal Roy.

Roy mengeteki kepala Fahri dengan erat, setelah itu menjitak kepala Fahri begitu saja, walaupun Fahri berusaha bebas dari petikangan Roy itu cukup sulit.

"Oy! bang lepasin!" pekik Fahri.

"Ketek gua kan harum," ucap Roy.

"Harum matamu kering!" kesal Fahri.

"Bau toilet umum gini!" kesal Fahri.

Roy melepaskan kuncian di kepala Fahri. Fahri menginjak kaki Roy sebal akan perbuatan dia sebelumnya, terlihat Rivaldo diam melihat interaksi tersebut dan memilih pergi begitu saja.

Fahri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang