42

454 40 22
                                    

Fahri tersenyum kearah mereka semua yang masih memperlihatkan wajah terkejutnya.

"Begini aku akan menyelesaikan semuanya kalau begitu," Ucap Fahri.

"Apa maksudmu menyelesaikan semuanya?!" Kesal Rahmat akan ucapan Fahri.

"Sudah beberapa bulan aku tidak mendengar suara bernada tinggi itu," Ucap Fahri tersenyum lembut.

"Aku sudah mulai melupakan segalanya dan membangun kembali rasa kepercayaan diriku secara perlahan-lahan," Ucap Fahri.

"Jadi mau om dan tante datang dihadapan aku lagi untuk apa?" Tanya Fahri tidak mengerti jalan pikiran kedua orangtuanya.

"Panggil mama dan papa seperti biasa nak," Ucap Linda mendekat kearah Fahri.

Fahri mundur ketika Linda mendekat membuatnya menangis akan hal itu dan Fahri mengigit bibir bawahnya karena hal tersebut.

"Aku memang memiliki hubungan darah dengan kalian semua namun secara hukum tidak ada lagi," Ucap Fahri.

"Aku hanya ingin mengatakan beberapa bulan ke depan setelah kelulusan sekolah aku akan benar-benar pergi dari Indonesia," Ucap Fahri.

"Dan soal kemungkinan aku kembali ke Indonesia sangatlah kecil," Ucap Fahri.

"Aku akan berbakti kepada kalian berdua dengan cara mengirimkan uang bulanan kalau aku sudah bekerja nanti," Ucap Fahri.

"Tapi kami berdua tidak membutuhkan uangmu nak," Ucap Linda yang akan memeluk Fahri tapi Fahri menghindar.

"Kan sejak awal aku dan Rivaldo hanya mesin uang untuk kalian berdua," Ucap Fahri.

"Kumohon jangan libatkan aku tentang apapun lagi apabila kalian membutuhkan sesuatu katakan kepada ayahku saja Angelo Yanuar dia orang yang sangat baik," Ucap Fahri.

"Aku tidak pernah menyalahkan kalian berdua soal cara mendidik namun hanya saja bagiku itu terlalu keras mungkin karena mentalku lemah," Ucap Fahri.

"Maaf aku telah durhaka kepada kalian berdua izinkan aku bahagia untuk saat ini karena saat kalian tua nanti aku akan menjaga kalian juga dengan sepenuh hati," Ucap Fahri.

"Daddy dan mommy mengatakan seburuk apapun orang yang telah membesarkanku tetap saja mereka kedua orangtuaku," Ucap Fahri.

"Ucapanmu semakin lama malah tidak adab sopan santun sama sekali Hendra!" Kesal Rivaldo.

"Tutur kataku terbentuk dengan sendirinya bahkan setiap hari selalu dicaci maki dengan kata kotor jadi bukan salahku juga bersikap seperti ini," Ucap Fahri santai.

Rivaldo memukul wajah Fahri dengan mudah ditahan Fahri bahkan Fahri kembali memukul wajah Rivaldo sampai dia tersungkur ke bawah tanah.

"Aku permisi kalau begitu," Ucap Fahri.

"Assalamualaikum warahmatullahi dan siang semuanya," Pamit Fahri.

Fahri berlari keluar dari taman belakang sekolah karena sudah mendengar bel masuk sekolah.

"Kau tidak ingin berkunjung ke rumahmu?" Tanya Linda.

"Entahlah!" Pekik Fahri.

Fahri pergi bersama dengan semua sahabatnya meninggalkan area taman belakang sekolah.

Di kelas Fahri merusuh bahkan wig milik Pak Saptono diambilnya membuat kesal guru tersebut.

"Pak gak usah pake wig deh," Ucap Fahri yang memutarkan wig milik Pak Sapto dengan tangan kirinya.

"Mahendra Sabil Al Fahri kembalikan rambut saya!" Kesal Pak Sapto.

"Ogah," Ucap Fahri.

Pak Sapto adalah salah satu guru senior yang tubuhnya kecil jadi Fahri memanfaatkan itu dengan mengambil wig miliknya saat Pak Sapto lengah.

Fahri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang