11

853 93 140
                                    

Fahri pulang ke rumahnya dan saat tiba di rumah ternyata semua keluarga besarnya berada disana menatap Fahri dengan tatapan tajam.

"Bagus kamu ya!" Kesal Linda.

"Sudah melukai anakku dan sekarang malah tersenyum lebar begitu hah!" Kesal Linda.

"Memang salahnya tersenyum apa sih?" Tanya Fahri.

"Mahendra Sabil Al Fahri mulai saat ini kau keluar dari rumah dan jangan anggap aku sebagai ibu kandungmu sendiri!" Kesal Linda.

Fahri hanya diam dan tersenyum lebar kepada Linda membuatnya kesal akan tindakan Fahri.

"Memang selama ini aku anak mama gitu?" Tanya Fahri.

"Kau lahir dari rahimku jelas-jelas kau anakku!" Kesal Linda.

"Kalau benar anakku mama terus selama ini kok aku tidak pernah dipeluk sih?" Tanya Fahri.

"Mama pernah tidak tanya soal makanan kesukaan aku?" Tanya Fahri.

"Terus saat aku sakit mama dimana?" Tanya Fahri.

"Aku terluka apakah mama bertanya karena apa?" Tanya Fahri.

"Aku menangis dalam tidurku apakah mama tahu?" Tanya Fahri.

"Bahkan aku pernah hampir bunuh diri beberapa bulan lalu karena ucapan mama itu yang disebut ibu yang telah melahirkanku aku?" Tanya Fahri.

"Tidak itu bukan seorang ibu!" Kesal Fahri.

"IBU ITU MENYAYANGI ANAKNYA BUKAN HANYA MEMBANDINGKAN DAN MEMARAHIKU SAJA!" Marah Fahri.

"SEORANG GURU JUGA BISA KALAU SOAL MEMARAHIKU SAJA!" Marah Fahri.

"Hahahaha," Tawa Fahri.

"Bahkan kalian berdua mengganggap aku bersenang-senang selama dua bulan terakhir!" Kesal Fahri.

"AKU GILA SELAMA DUA BULAN KALIAN PUAS HAH?!" Marah Fahri.

"ABANG YANG MERAWATKU SELAMA DUA BULAN SAAT AKU GILA DI RUMAH SAKIT JIWA!" Marah Fahri.

"Bahkan anak kalian yang bernama Rivaldo itu!" Kesal Fahri.

Fahri membuka baju sekolahnya dan terlihat disana bekas luka permanen di tubuhnya membuat semua orang terdiam melihat hal tersebut.

"RIVALDO ANAK KALIAN TIDAK SEBAIK YANG KALIAN KIRA KARENA DIA TELAH MELUKAIKU SEJAK KECIL BAHKAN SELURUH TUBUHKU BANYAK BEKAS LUKA PERMANEN SEPERTI INI DAN SAAT AKU MENGATAKAN HAL INI KALIAN BERDUA TIDAK MEMPERCAYAIKU SAMA SEKALI MALAH MENGGANGGAPKU BERISIK DAN SEBAGAINYA!" Marah Fahri.

"Jadi kalau kalian ingin aku pergi dari sini baiklah aku akan keluar dari sini," Ucap Fahri.

"Jadi anggap saja Mahendra Sabil Al Fahri sudah mati selamanya." Ucap Fahri datar.

Fahri memakai bajunya dan keluar dari rumahnya lalu terlihat di depan gerbang ada mobil milik Roy.

"Bagaimana?" Tanya Roy.

"Sudahlah aku sudah malas membahasnya," Ucap Fahri.

"Tidur saja nanti abang bangunkan kalau tiba di apartemen," Ucap Roy.

"Iya aku akan tidur dulu malas memikirkan suatu hal yang tidak berguna sama sekali," Ucap Fahri.

"Menginginkan makan malam apa?" Tanya Roy.

"Ayam geprek sepertinya enak," Ucap Fahri.

"Jangan mengonsumsi kacang-kacangan kan Fahri alergi," Ucap Roy.

"Iya aku paham bang." Ucap Fahri.

Fahri menutup matanya karena kelelahan dan Roy tersenyum akan hal tersebut membiarkan Fahri beristirahat.

Fahri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang