18

756 90 131
                                    

Fahri hanya diam saja karena bertemu dengan keluarga kandungnya dan Angelo mengelus surai rambut Fahri.

"Lupakan hal itu dulu ya kan sebentar lagi ujian kelulusanmu," Ucap Angelo.

"Daddy aku mau digendong saja," Ucap Fahri.

"Baiklah sebentar," Ucap Angelo.

Angelo berjongkok di depan Fahri lalu Fahri langsung naik ke gendongan Angelo begitu saja.

"Menginginkan sesuatu?" Tanya Angelo.

"Weekend nanti jalan-jalan ke mall yuk!" Ajak Fahri.

"Tidak mau hal lain?" Tanya Angelo.

"Mau itu lho daddy," Ucap Fahri.

"Apa coba sebutkan nanti daddy kabulkan permintaanmu walaupun aneh sekalipun," Ucap Angelo.

"Mau naik kereta api ke cimahi," Ucap Fahri.

"Kan ada helikopter milikmu sendiri lho," Ucap Angelo.

"Bosan pakai helikopter mulu mau pakai kereta api aja," Ucap Fahri.

"Habis ke cimahi kemana lagi?" Tanya Angelo.

"Ke itu lho daddy!" Pekik Fahri.

"Sebutkan saja," Ucap Angelo.

"Daddy sayang aku kan?" Tanya Fahri.

"Sayang dong kan kamu anak bungsunya daddy," Ucap Angelo.

"Boleh minta mainan?" Tanya Fahri.

"Mainan apa?" Tanya Angelo.

"Lego yang banyak sama apa ya," Ucap Fahri.

Fahri berpikir dan Angelo terkekeh geli melihat ekspresi Fahri yang seperti anak kecil yang meminta mainan.

Angelo paham sejak kecil Fahri jarang bahkan hampir tidak pernah memiliki mainan sendiri karena kedua orangtuanya menuntutnya untuk belajar saja.

Angelo tidak mempersalahkan soal Fahri yang meminta mainan seperti anak kecil karena baginya itu suatu hal yang harus didapatkan Fahri saat dulu namun baru bisa terlaksana saat ini.

Fahri melihat kearah lain dan ada penjual gulali kapas membuatnya tersenyum karena paham Angelo menurunkan Fahri lalu memberinya uang.

"Jangan banyak-banyak nanti sakit gigi," Ucap Angelo.

"Hehehe iya," Tawa Fahri.

Fahri langsung membeli gulali kapas dan kembali lagi setelah membelinya bahkan memakannya dengan tenang.

"Aku seperti anak autis saja," Ucap Fahri.

"Bukan kok," Ucap Angelo.

"Fahri hanya menginginkan suatu hal yang tidak didapatkan saat kecil jadi daddy sangat maklum akan hal itu," Ucap Angelo.

"Daddy mau!" Pekik Fahri.

Fahri menyerahkan gulali kapas ke mulut Angelo namun Fahri dengan jahil malah membuat gulali kapasnya menempel di hidung Angelo.

"Hahahaha daddy lucu," Tawa Fahri.

"Nakal kamu ya!" Pekik Angelo.

"Kabur!" Pekik Fahri.

Fahri langsung kabur begitu saja dan Angelo mengejarnya bahkan tawa renyah Fahri terdengar karena kebetulan berlarian di koridor kelas.

"Daddy lemah bwleh!" Ledek Fahri memeletkan lidahnya.

"Astaga anak ini," Ucap Angelo.

Kejadian kejar-kejaran antara Fahri dan Angelo di koridor kelas dilihat oleh Rahmat dan Linda membuat mereka terdiam.

Fahri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang