Fahri tiba di kelas bersama dengan Putra seperti biasanya dilihat dari seluruh penjuru kelas ternyata sudah hampir semua siswa datang.
"Lu berdua kesiangan?" Tanya Bisma melihat kedatangan Fahri dan Putra.
"Tadi Santo godain istri orang jadi urusannya panjang deh," Keluh Fahri mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
"Padahal udah di kode jangan asal rayu aja tetap aja bandel," Keluh Putra.
"Put, lu berantem sama suaminya?" Tanya Ujang melihat pipi kanan Putra membiru.
"Dia mau bogem wajah Santo gua belain malah begini akhirnya," Ucap Putra mengelus pipi kanannya yang terasa sakit.
"Ya udah lu berdua ke uks aja soal guru nanti gua izinin," Ucap Bisma.
"Kagak perlu cuma luka kecil gua gak bakalan nangis juga," Ucap Putra berlalu pergi menuju ke tempat duduknya.
"Di sekolah emang gak nangis tapi pas nyampe rumah nanti merengek seperti bayi besar sama bunda Niken!" Ledek Fahri kepada Putra.
"Nih bayi tukang ngompol memang mau gua hajar ya!" Kesal Putra yang sudah menggulungkan lengan bajunya.
"Dih jarang ya ingat itu garis bawahi dan masukkan ke dalam memori otakmu secara baik-baik!" Bantah Fahri akan ucapan Putra.
Putra ditahan oleh Ujang dan Dito agar tidak berkelahi dengan Fahri namun sengaja sekali Fahri memancing amarah Putra.
"Putra anak manja bunda!" Ledek Fahri.
"Lu juga anak gemoy nya mommy tuh!" Pekik Putra.
"Ekhem," Batuk Seseorang.
Fahri hanya tersenyum dan melihat guru tersebut sejenak namun tidak langsung duduk begitu saja.
"Kalian berdua ingin ikut ruangan konseling lagi?" Tanya Bu Siti guru mata pelajaran IPS.
"Ayo bu saya ikhlas sudah lama tidak ngadem disana," Ucap Fahri yang malah menawarkan dirinya sendiri kepada Bu Siti.
"Ke ruangan konseling sana lagipula ada kedua orangtuamu juga disana katanya ingin membahas sesuatu," Ucap Bu Siti.
"Dan Putra duduk kembali kita akan memulai pelajaran hari ini!" Tegas Bu Siti melihat Putra masih berdiri.
"Rapihkan juga penampilanmu jangan seperti berandalan!" Tegas Bu Siti.
"Baik bu," Ucap Putra duduk dengan tenang.
Bu Siti melihat Fahri yang masih berdiri dengan tenang tidak beranjak sedikitpun dari tempat sebelumnya.
"Sudah sana ke ruangan konseling ada hal penting yang ingin dibicarakan kedua orang tuamu," Ucap Bu Siti.
"Tapi bu kedua orang tua saya sedang ada di luar negeri lho?" Bingung Fahri akan ucapan Bu Siti.
"Pulangnya juga besok malam dan baru saja video call sebelum saya berangkat sekolah," Ucap Fahri.
"Sudah temui saja," Ucap Bu Siti.
"Tidak mau bu saya belajar saja kalau begitu," Ucap Fahri menggelengkan kepalanya menolak.
Fahri berlari menuju ke arah mejanya berada dan pelajaran dimulai dengan suasana hening karena Fahri hanya memandang langit kelas saja tidak ingin merusuh sama sekali.
Pelajaran berlangsung tenang karena si biang rusuh sedang memikirkan banyak hal dalam pikirannya.
"Fahri!" Panggil Bu Siti.
"Eh iya bu!" Kaget Fahri.
"Coba kau sebutkan contoh interaksi sosial secara berkelompok," Ucap Bu Siti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fahri (END)
Teen FictionNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah keluarga saja tidak lebih. Mahendra Sabil Al Fahri cowok ceria yang menyimpan berbagai luka karena perlakuan tidak adil kedua orangtuanya. Fahri menggunakan topeng ceria di depan semua orang untuk menutup luk...