17

768 88 150
                                    

Fahri menyerahkan pialanya kepada Angelo membuat Angelo heran akan tindakan Fahri.

"Aku laper mau makan saja!" Pekik Fahri.

Fahri kabur begitu saja membuat Pak Budiman tertawa akan hal tersebut sudah hafal akan sifat Fahri.

"Kirim semua piala Fahri ke rumah saya Pak Budiman," Ucap Angelo.

"Baiklah Pak Angelo," Ucap Pak Budiman.

"Aku susul Fahri dulu ya," Ucap Roy.

"Iya susul sana mommy dan daddy urus piala adikmu dulu," Ucap Angelina.

"Baik mom." Ucap Roy.

Roy mencium pipi kiri Angelina dan Angelo bergantian lalu pergi untuk menyusul Fahri.

Di kantin Fahri malah dilihat oleh semua orang membuatnya kebingungan sendiri karena hal tersebut.

"Kalian kenapa lihatin gua oi!" Pekik Fahri.

"Bapak lu sugar daddy!" Pekik Anita.

"Hah?" Bingung Fahri.

"Parah lu masa tidak tahu sih!" Pekik Ika.

"Gua kira itu bukan Angelo Yanuar yang terkenal itu ternyata benar-benar dia pas dilihat dari dekat," Ucap Atika.

"Bukannya kalian pernah lihat daddy gua kan?" Heran Fahri.

"Dia kan pakai kacamata sama topi pas anter lu ke kelas waktu itu makanya tidak terlihat jelas," Ucap Nadira.

"Lu beruntung banget bisa jadi anak Angelo Yanuar," Ucap Sulis.

"Biasa aja sih," Ucap Fahri.

"Jadi mobil Lamborghini itu dari ayah lu?" Tanya Rizky.

"Iya siapa lagi sih kalau bukan dia," Ucap Fahri.

"Dia memberikannya percuma gitu?" Tanya Ujang.

"Bilangnya hadiah karena gua mau jadi anaknya," Ucap Fahri.

"Mantap bener," Ucap Bisma.

"Abang lu juga anaknya juga?" Tanya Umayyah.

"Iya," Ucap Fahri.

"Bosen nih ri," Ucap Atika.

"Bentar," Ucap Fahri.

Fahri duduk di atas meja dan Danel menariknya namun Fahri tidak menurutinya sama sekali.

"Ok kebetulan tiba-tiba ada ide buat kasih duit sama kalian semua," Ucap Fahri.

"Nah cocok!" Pekik Ujang.

"Eta mah kahayang maneh!" Pekik Fahri.

"Kabeh jelema mah hayang duit nyaho!" Pekik Ujang.

"Kabiasaan make basa sunda wae!" Pekik Bisma.

"Sudah saatnya serius," Ucap Fahri.

"Gua baru tahu lu bisa serius," Ucap Ridho.

"Astaga punya sahabat laknat bener," Ucap Fahri.

"Fahri!" Panggil Roy.

"Sini bang!" Pekik Fahri.

Roy mendekat dan mengelus surai rambut Fahri lalu Fahri hanya diam saja karena menikmati perlakuan Roy padanya.

"Rapat sudah selesai pulang yuk!" Ajak Roy.

"Aku nyusul mau habiskan batagor dulu nih," Ucap Fahri.

"Jangan pakai bumbu kacang kan alergi kacang," Ucap Roy.

"Padahal mau pake bumbu kacang," Ucap Fahri.

"Ya terserah sih nanti yang merasakan hawa panas kan Fahri sendiri," Ucap Roy.

Fahri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang