25

630 59 16
                                    

Fahri terbangun karena ada yang mengelus pipi kanannya ternyata itu Angelina membuatnya tersenyum akan hal tersebut.

"Shalat Ashar dulu nanti jam setengah lima kita otw cari takjil," Ucap Angelina.

"Hm," Gumam Fahri.

Fahri tersenyum dan pergi mandi untuk shalat sementara Angelina keluar dari kamar Fahri.

Setelah Shalat Fahri keluar kamarnya untuk menemui Angelina saat dicari sekeliling ternyata Angelina berada di ruang tamu.

"Mom!" Panggil Fahri.

"Kesini nak," Ucap Angelina.

Fahri mendekat dan duduk di sebelah Angelina yang sedang menonton siaran tv indosiar seperti biasa kumenangis.

"Istrinya bodoh ya sudah tahu suaminya selingkuh malah dipertahankan terus rumah tangganya," Ucap Fahri.

"Ada beberapa hal yang dipikirkan seorang istri saat suaminya selingkuh nak," Ucap Angelina.

"Dipikirkan?" Bingung Fahri.

"Kalau sudah memiliki anak seorang istri bertahan walaupun suaminya selingkuh karena tidak ingin anaknya kekurangan kasih sayang dari ayahnya," Ucap Angelina.

"Ada karena dia tidak memiliki penghasilan sendiri dan alasan paling klasik kebanyakan tidak mau mempermalukan nama keluarga," Ucap Angelina.

"Ada yang seperti itu ya mom?" Tanya Fahri.

"Ada kok dan suatu hari kalau gemoy memiliki istri harus jadi suami yang setia ya penuhi semua kepenuhan istrimu," Ucap Angelina.

"Tentu mom," Ucap Fahri.

"Aku ketinggalan pesantren kilat karena di rumah sakit terus," Keluh Fahri.

"Kan sudah merasakan pesantren kilat selama beberapa tahun," Ucap Angelina.

"Benar sih," Ucap Fahri.

"Aku ingin pesantren mom," Ucap Fahri.

"Kenapa mau pesantren nak?" Tanya Angelina.

"Aku pikir ilmu agamaku sangat kurang sekali dan aku belum terlalu hebat dalam bela diri," Ucap Fahri.

"Kata daddy mulai besok gemoy akan mendapatkan guru karate pribadi agar bisa membela diri kalau ada yang macam-macam," Ucap Angelina.

"Seriusan!" Pekik Fahri senang.

"Tentu dong mulai besok sekitar jam delapan pagi hingga jam sepuluh pagi akan latihan," Ucap Angelina.

"Hm bisa sedikit diundur tidak mom," Ucap Fahri.

"Diundur boleh saja," Ucap Angelina.

"Jam sembilan saja mom kan kalau jam delapan aku Shalat Dhuha dulu," Ucap Fahri.

"Oh iya mom lupa," Ucap Angelina.

"Etto mom," Ucap Fahri gugup.

"Kenapa gugup begitu gemoy?" Tanya Angelina.

"Hpku tidak sengaja terlempar ke dinding dan sekarang begini mom," Ucap Fahri.

Fahri memberikan hpnya yang sudah seluruh layarnya hampir hancur dan Fahri menundukkan kepalanya karena takut akan dimarahin oleh Angelina.

"Maaf," Lirih Fahri.

"Lho gemoy kenapa menundukkan kepalanya?" Bingung Angelina.

"Mom pasti marah padaku karena sudah merusak hp dan akan mengusirku dari rumah," Lirih Fahri.

"Tidak marah kok kan gemoy tidak sengaja," Ucap Angelina.

Fahri melihat kearah Angelina yang tersenyum lebar kepadanya membuat Fahri langsung memeluk Angelina dengan erat.

"Nanti mom akan bilang ke daddy untuk membelikan hp baru untukmu," Ucap Angelina.

"Mau yang biasa saja tidak mau itu," Ucap Fahri.

"Baiklah," Ucap Angelina.

"Laptopku untuk apa sih mom?" Tanya Fahri.

"Menonton film bisa saja," Ucap Angelina.

"Proyektor nya kecil sekali kalau di sekolahku sedikit besar," Ucap Fahri.

"Itu yang terbaru makanya lebih kecil dan mudah dibawa-bawa," Ucap Angelina.

"Printernya bagaimana?" Tanya Angelina.

"Tinta warna hitamnya habis karena waktu itu aku membantu teman sekelasku untuk ngeprint di aku dan aku mendapatkan 10 ribu dari mereka semua," Ucap Fahri.

"Malah dibuat bisnis coba," Ucap Angelina.

"Aku sudah bilang kok tidak perlu bayar mereka saja yang ngeyel," Ucap Fahri.

"Kata mereka aku sudah sering membantu mereka saat tugas ngeprint dan aku dapat ongkos sebungkus batagor," Ucap Fahri.

"Lumayan mom mengganjal perut karena keseringan aku tidak mendapatkan makan di rumah," Ucap Fahri sambil tersenyum.

"Memori soal kenangan buruk sulit dihilangkan ya mom," Ucap Fahri.

"Begitulah gemoy hatimu benar-benar harus ikhlas dalam memaafkan kedua orangtuanmu," Ucap Angelina.

"Itu kuncinya ya mom?" Tanya Fahri.

"Begitulah itu kuncinya," Ucap Angelina.

"Mom bilang kalau seorang mualaf ya?" Tanya Fahri.

"Iya mualaf beberapa tahun yang lalu," Ucap Angelina.

"Nama islam mom apa?" Tanya Fahri.

"Ummu Khadijah," Ucap Angelina.

"Bagus sekali," Ucap Fahri.

"Ya itu saran dari Ustadz yang telah membantu mom dalam bersyahadat," Ucap Angelina.

"Daddy nama islam nya apa?" Tanya Fahri.

"Muhammad Hamzah," Ucap Angelo.

"Eh daddy!" Kaget Fahri.

"Padahal sudah tiga kali lho daddy mengucapkan salam tidak ada yang jawab," Ucap Angelo.

"Hehehe keasyikan cerita," Tawa Fahri.

Fahri mencium tangan kanan Angelo begitupula Angelina tak lama Roy pulang dengan wajah lesu.

"Kenapa nak?" Tanya Angelo.

"Menyebalkan sama pasien terakhir yang membuat emosiku hampir meledak karena sikapnya yang buat aku istighfar," Ucap Roy.

"Biasalah bang cewek zaman sekarang," Ucap Fahri.

"Hush jangan gibah," Ucap Angelina.

"Eh maaf Ya Allah!" Pekik Fahri.

"Aku tidak ikut ngabuburit ya mau istirahat saja," Ucap Roy.

"Baiklah istirahat saja nak," Ucap Angelo.

"Iya daddy," Ucap Roy.

Roy masuk ke kamarnya untuk beristirahat setelah Angelo bersih-bersih dan mengganti bajunya mereka bertiga pergi ngabuburit bersama-sama.

Berusaha memaafkan seseorang yang menyakitimu sangat dalam itu memang sulit

Angelina

Jangan lupa vote, komentar dan kritikan untuk aku yang masih pemula ini

Sampai jumpa

Maafkan pendek sekali ideku tiba-tiba menghilang begitu saja

Lebih cepat update karena koutaku habis

Jumat 06 Mei 2022

Fahri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang