Bab 2

7.8K 463 86
                                    


Jam istirahat pertama yang ditunggu-tunggu seluruh siswa akhirnya tiba. Anak-anak kelas 11 IPS 3 berhamburan pergi ke kantin, hingga kelas mereka sekarang kosong. Hanya terdapat Reyga dan ke tiga sahabatnya yang sedang berada di dalam kelas.

"Kantin yuk!" ajak Angga yang sedang duduk anteng di atas meja.

"Kalian aja, gue gak ikut," celetuk Reyga sambil memasukkan ponsel ke dalam saku celana lalu melangkah keluar.

"Kenapa emang?" Angga bertanya setengah berteriak.

Reyga yang baru mencapai pintu kelas pun lantas menoleh. "Gue mau ke rooftop dulu!"

"Rey, ikutan dong!" Nathan ingin ikut lantaran dia ingin merokok di sana.

"Gak boleh! Gue mau pacaran dulu, awas lo ngikutin gue!" pungkas Reyga lalu bergegas keluar kelas.

"Si setan!" maki Nathan pada Reyga yang telah berjalan menjauh. Dia sejujurnya juga mau ikut tapi Reyga malah melarangnya untuk ikut, teman laknat memang!

Melalui pesan singkat Melody tadi Memberitahunya agar menemuinya di rooftop. Sebelum itu Reyga menyempatkan membeli jus alpukat dulu di kantin lantaran merasa haus.

Sesampainya di rooftop Reyga segera menepuk pundak Melody, Melody yang pada dasarnya sedang melamun sontak terkejut.

"Apaan sih lo! Untung gue gak jantungan!" Melody menatap Reyga kesal, tak tahu kenapa rasa kesalnya selalu muncul setiap kali berhadapan dengan Reyga.

"Kenapa nih lo ngajak gue ke sini?" Reyga mendudukkan diri di samping Melody. Yang mereka duduki adalah sofa yang sudah usang, dan di sanalah Reyga dan ke tiga sahabatnya biasanya merokok.

"Gue mau ngomong," gumam Melody.

Reyga meminum minumannya santai. "Ngomong apa?"

"Ayok putus," ujar Melody dengan wajah  datar.

"Kenapa sih, gue ganteng gini harusnya lo bersyukur punya pacar kaya gue, udah ganteng perhatian lagi," tutur Reyga seraya memandang Melody dari arah samping.

"Ya karena gue gak cinta sama lo! Gue nembak lo juga karena tantangan dari Riki doang kali! Cerocos Melody dongkol. Berharap Regya akan mau putus dengannya setelah tau situasinya.

"Enak aja lo mau putusin gue! Gak, gak bisa!" tolak Reyga mentah-mentah. Kemarin-kemarin dia kalau diputuskan oleh pacarnya langsung saja menerimanya tanpa keraguan, tapi untuk kali ini dia penasaran bagaimana rasanya berpacaran dengan cewek yang terkesan sulit ditaklukkan seperti Melody. Dari informasi yang Angga berikan, Melody selalu nolak cowok yang mengajaknya pacaran entah apa alasannya.

"Reyga!" geram Melody melirik Reyga tajam. Mengapa mau putus saja susah sekali, dia benar-benar menyesal nembak Reyga kemarin.

"Kalau putus dari gue, gue kasian aja takutnya nanti lo bakalan jadi jomblo! Gak laku!" sorak Reyga membuat Melody mendengus.

"Tapi gue mau putus Reyga, issh!" kesal Melody.

"Tapi gue gak mau Melody issh!" balas Reyga mengikuti nada bicara Melody lalu terkekeh kecil.

"Gak mau tau gue mau putus pokoknya!" Melody berteriak marah. Tak masalah dia jadi jomblo seumur hidup asalkan jangan berpacaran dengan mahluk macam Reyga.

"Gue gak mau! Kalau lo ngeyel lagi gue ceburin di got depan sekolah lo!" seru Reyga dengan memasang ekspresi serius.

"Dasar cowok gila!" Teriak Melody kesal.

"Makanya gak usah mutusin gue, cuman gue yang boleh mutusin lo." Reyga berkata enteng lalu meminum minumannya.

Melody menatap Reyga dengan tatapan tak terima. "Enak aja! Lo pikir lo siapa sampai lo doang yang berhak mutusin gue! Issh kesel gue sama lo!"

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang