Bab 8

4K 231 68
                                    

Hari Senin, di mana para siswa diharuskan datang lebih awal karena akan diadakan upacara bendera. Pukul 06:45 pagi, para siswa SMA Nusa Bakti segera bergegas menuju lapangan sebelum kena omelan oleh guru yang bertugas mencek siswa-siswi yang masih berdiaman di kelas.

"Heh, siapa yang nyembunyiin topi gue woy!" seru Riki lantaran topinya sudah tak terlihat lagi keberadaanya. Tadinya dia meletakkannya di atas meja, namun setelah dia tinggal sebentar topi tersebut sudah tidak ada lagi.

"Cari yang bener coba," ujar Vivi yang merasa kasian melihat betapa frustasinya sahabatnya itu.

"Udah gue cari kemana-mana tapi gak ada anjir." Semua tempat sudah dia jelajahi. Mulai dari dalam tas, kolong meja, sampai-sampai dia menggeledah tas Rian teman sebangkunya tapi tetap saja tidak ketemu.

"Tuh, di mejanya Rian ada topi, bukan punya lo ya?" Melody bertanya.

Riki menggeleng lantaran itu bukan miliknya melainkan milik Rian. "Itu punya si Rian," jawab Riki dengan  wajah masam. Kalau sampai topinya tidak ketemu maka akan dipastikan  dia nanti bakal kena hukum.

"Lah, terus yang di kepala Rian topi  siapa dong?" Tunjuk Melody pada Rian yang sedang berdiri di depan kelas.

Riki lantas menoleh, tak salah lagi topi yang Rian pakai adalah miliknya. "Rian! Balikin topi gue!"

"Hah? Apaan?" Rian menoleh.

"Yang lo pakai topi gue ogeb!" Riki menoyor  bahu Rian.

Rian cengengesan. "Lagian mana gue tau kalau ni topi punya lo! Gue kira punya gue hehe ...."

"Topi kita perbedaannya jelas kali! Topi gue masih baru sedangkan topi lo udah jelek!" Riki melempar topi Rian tepat mengenai wajah Rian.

"Asu lo!" maki Rian seketika.

Melody berdiri diam memperhatikan perdebatan dua orang di depannya itu hingga matanya kemudian menajam ketika melihat Reyga yang tengah berjalan berlawanan dari arah lapangan.

"Kalian ke lapangannya duluan aja, entar gue nyusul," ujar Melody lalu berjalan mengikuti arah ke mana Reyga pergi, tentu saja dia ingin menggagalkan rencana bolos Reyga kali ini. Hitung-hitung ini adalah balasan karena Reyga telah membuatnya gagal pulang bersama Fariz kemarin.

"Heh mau bolos lo ya!" Melody menghampiri Reyga dengan bersedekap dada.

"Emang kenapa? Lo mau bolos juga?" tanya Reyga balik karena mengira Melody ingin bolos sepertinya juga.

"Dih, lo kira gue hobi bolos kaya lo? Ayok ikut gue kelapangan!"

"Enggak ah males!" tolak Reyga yang ingin beranjak dari sana.

"Ikut gak!" Melody menarik pergelangan Reyga.

"Enggak!"

"Kalian berdua cepat ke lapangan! Ngapain masih di sini!" omel seorang guru yang bertugas memeriksa setiap kelas kalau-kalau ada yang tidak mengikuti upacara.

"Pak, Reyga katanya mau bolos!" adu Melody.

"Bohong Pak!" sahut Reyga sambil melototi Melody.

"Kelapangan sekarang! Kalau tidak saya hukum kalian berdua!" perintah guru tersebut tak terbantahkan.

Tak ada pilihan lain, Reyga akhirnya dengan amat terpaksa berjalan ke lapangan untuk upacara, dalam hati dia menyumpahi Melody yang kini sedang tersenyum mengejek ke arahnya. Awas saja, dia akan membalasnya nanti!

***

Jam istirahat pertama, para siswa berbondong-bondong pergi ke kantin, tak terkecuali Melody. Dia berjalan santai di koridor namun pandangannya dari tadi hanya memandang fokus ke satu arah, yaitu ke arah Fariz yang sedang bercanda dengan temannya di bawah pohon yang berada tidak jauh darinya. Saking fokusnya melihat ke arah Fariz, Melody tanpa sadar menubruk sesuatu yang keras di depannya.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang