Bab 4

5.6K 338 68
                                    


"Melody bangun! Sudah jam berapa ini Sayang!" teriak Ana membangunkan sang putri yang masih betah bergulung di selimut padahal dia sudah hampir telat. Kalau dia tidak meneriakinya begini mungkin Melody tak akan bangun hingga tengah hari nanti.

"Hmm ... 5 menit, Mah!" tawar Melody yang masih menutup matanya.

"Lima menit nenekmu! Kamu udah telat Melody!" Ana menarik paksa tangan Melody hingga  Melody mau tak mau bangun dari tidurnya.

"Cepat mandi atau mama siram kamu sekarang!" ujar Ana menarik Melody ke kamar mandi dengan Melody yang matanya masih terpejam, Melody memang paling sulit kalau dibangunkan.

"Ngantuk Mah," gumam Melody.

"Mandi cepat!" ucap Ana tak terbantahkan.

"Iya Mah iya," jawab Melody lalu masuk ke dalam kamar mandi sambil mengucek matanya.

Setelah 10 menit, Melody keluar dari kamar mandi. Melody yang biasanya memakan waktu sekitar 30 menit ketika mandi kini hanya makan waktu 10 menit saja lantaran ingin cepat. Dia merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisanya lupa memasang alarm, padahal dia sudah berencana ingin bangun pagi hari ini. Tapi nyatanya dia malah telat bangun.

Setelah memakai seragam, Melody segera berlari menuruni anak tangga dengan menenteng sebelah sepatu di tangan kirinya. Sedangkan sepatu sebelahnya dia lupa menaruhnya di mana.

"Mama! Sepatu aku sebelahnya di mana!"

"Coba periksa di belakang pintu!" teriak Ana dari meja makan. "Melody makan dulu!" tambah Ana ketika melihat putrinya yang tengah mengikat tali sepatu di dekat pintu.

"Nanti aja Mah di kantin!" sahut Melody lalu segera berlari ke luar rumah. Sumpah! Dia tidak ingin terlambat hari ini.

Sesampainya di teras rumah Melody di buat melongo ketika melihat Reyga yang tengah duduk santai di jok motornya di depan rumahnya. Melody jadi bertanya-tanya apa yang Reyga lakukan dengan datang ke rumahnya.

"Reyga, lo ngapain di sini?" Melody menghampiri Reyga sambil mengatur nafasnya. Berlari menuruni anak tangga ternyata melelahkan juga. Mungkin dia harus meminta ayahnya supaya menambahkan fasilitas lift di rumahnya agar nanti kalau dia terlambat dia tak perlu lagi lari-larian menuruni tangga yang sebenarnya aksi itu cukup berbahaya. Kalau tergelincir sedikit saja mungkin dia akan sekarat.

Reyga yang sedang sibuk membalas pesan dari seorang cewek pun lantas mendongak "Ya jemput lo lah, buruan naik!"

"Enggak! Ogah gue dibonceng sama lo!" tolak Melody mentah-mentah. Dia sering kali melihat reyga membonceng angga dengan ugal-ugalan saat pulang sekolah, Jadi untuk keselamatan dirinya lebih baik dia menolak ajakan Reyga. Selain itu, Reyga juga memboncengnya dengan kencang kemarin sehingga dia ajak jera ikut dengannya.

Reyga mendengus. "Di luaran sana banyak cewek yang ngantri dibonceng sama gue dan lo malah gak mau?"

"Yaudah, harusnya lo jemput cewek lain aja ngapain coba jemput gue." Melody mengomeli.

Sebetulnya Reyga sendiri juga bingung, entah ada angin apa dia hari ini tiba-tiba ingin menjemput gadis galak ini.

"Karena gue hari ini jadwalnya jemput lo," celetuk Reyga asal.

Melody melongo mendengar perkataan Reyga dan memikirkan apakah Reyga mempunyai jadwal khusus tentang siapa yang akan dia bonceng setiap harinya.

"Ngapain bengong! Jadi naik, gak"? Kalau gak kita telat nih!" Reyga mendesak.

Kalau dia sih oke oke saja jika terlambat, itu hal biasa baginya. Dia tetap bisa masuk lewat tembok belakang kalau gerbang utama di tutup. Tapi kalau Melody ... sepertinya dia belum pernah terlambat sekalipun mengingat anak IPS 2 terbilang teladan dari pada anak-anak yang ada di kelas IPS 3 yang isinya begajulan semua.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang