Bab 31

2.4K 114 7
                                    


Pagi ini wajah Melody nampak muram melihat siapa yang berdiri di muka gerbang rumahnya. Dia baru saja ingin  berangkat sekolah dan dia tak menyangka kalau seseorang yang tidak ingin ditemuinya tiba-tiba muncul di depan rumahnya.

"Pagi Sayang," sapa William menampilkan senyum terbaiknya ketika Melody berjalan mendekatinya.

"Jijik tau gak!" ketus Melody melipat kedua tangannya di dada berdiri di depan William.

William hanya terkekeh ringan. "Kalau galak cantiknya nambah.

Melody melirik jam tangannya, 15 menit lagi bel masuk, kenapa William mengganggunya di saat seperti ini. "Ngomong cepet, ada apa lo datang ke sini pagi-pagi! Gue mau berangkat sekolah soalnya!"

"Kebetulan, gue ke sini mau jemput lo." William berdiri santai di depan motornya.

"Gak perlu, gue bisa berangkat sendiri." Melody menolak mentah-mentah. Memangnya siapa juga yang mau berangkat dengan William.

"Gue udah hampir satu jam lebih loh nungguin lo, masa lo gak mau diantar sama gue?"

"Lagian gue gak nyuruh lo ngelakuin ini asal lo tau!"

"Mel, gue pacar lo, dan lo harus mau berangkat sama gue!" ujar William sedikit kesal. Mengapa Melody yang dulunya penurut sekarang berubah menjadi sulit diatur.

"Siapa yang lo sebut pacar lo? Gue? Sorry kita udah gak punya hubungan lagi." Melody menekankan.

William tersenyum sinis. "Lo waktu itu cuman mutusin gue sepihak dan gue gak pernah nerima kalau hubungan kita putus! Jadi sampai kapanpun lo bakal jadi pacar gue."

"Gak usah halu lo!" geram Melody lalu masuk ke mobilnya meninggalkan William. Dia benar-benar tak tahan berlama-lama berhadapan dengan William.

"Liat aja lo bakal berakhir sama gue," gumam William memandang mobil Melody yang mulai melaju meninggalkan gerbang. Setelah setahun berpisah dari Melody karena dia pindah keluar negri, kini dia kembali indonesia karena dia tiba
-tiba merasa rindu dengan Melody, entah kenapa dari sekian banyak wanita yang pernah dia pacari hanya Melody yang mampu membuatnya berdebar. Ya, dia tak akan pernah melepas Melody.

***

Melody menghembuskan nafasnya kasar kala melihat gerbang telah ditutup. Tak ada jalan lain untuk menghindari hukuman. Sebenarnya dia bisa saja memanjat pagar belakang untuk menghindari hukuman, namun dia tak cukup berani karena kalau jatuh resikonya ialah patah tulang.

Melody kenapa kamu telat?" tanya Bu Dara selaku guru BK.

"Macet Bu," bohong Melody padahal dia telat gara-gara William yang terus mengganggunya.

"Kamu ini, sama saja dengan pacar kamu!" ketus Bu Dara sambil melihat ke arah Reyga yang berjemur di lapangan.

"Hah, maksud Ibu?" Melody bertanya bingung.

Bu Dara menunjuk ke arah lapangan di mana Reyga sedang berdiri dengan posisi hormat di depan tiang bendera. "Kamu Ibu hukum hormat di depan bendera sampai istirahat."

"Baik Bu," jawab lemah Melody lalu melangkah gontai ke lapangan. Ini semua gara-gara William hingga dia harus berjemur.

Reyga tersenyum lebar melihat Melody berjalan ke arahnya, yang artinya Melody juga dapat hukuman sepertinya dan dia ada teman untuk diajak mengobrol.

Melody berdiri tepat di samping Reyga. "Apa liat-liat? Gue tau gue cantik," ujar Melody ketika tahu dirinya diperhatikan.

"Idih siapa yang ngeliatin lo, noh gue lagi ngeliatin Dhea, makin seksi aja tuh cewek," tutur Reyga memperhatikan Dhea yang sedang berjalan di koridor kelas.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang