Bab 11

3.5K 169 34
                                    

Bu Siska selaku guru Sejarah dengan hikmat menjelaskan materi Sejarah yang menurut teman-teman Reyga sangat membosankan. Kenzo menopang dagunya kebosanan sementara Reyga sedari tadi senyum-senyum sendiri lantaran berbalas pesan dengan salah seorang adik kelas dengan ponsel yang dia sembunyikan di bawah kolong meja.

Adapun Nathan dan Angga, mereka berdua saat ini diam-diam bermain game online di ponsel mereka masing-masing.

Di tengah-tengah kegiatan menjelaskan materi, ponsel bu Siska tiba-tiba berdering membuat bu Siska yang tengah menjelaskan pelajaran mau tak mau  mengangkat teleponnya.

"Ibu mau keluar dulu sebentar," ucap Bu Siska tiba-tiba membuat para murid bersorak senang dalam hati.

"Kalian akan Ibu kasih soal di halaman 37," tambah Bu Siska lagi yang membuat penghuni kelas 11 IPS 3 seketika menjadi lemas dan kehilangan semangat mereka.

"Kerjakan sekarang dan jangan ribut!
Mika, tolong kamu awasi mereka kalau-kalau ada yang tidak mengerjakan!" perintah Bu Siska yang diangguki oleh Mika. Setelah mengatakan itu bu Siska segera berjalan ke luar kelas.

Tak sampai satu menit setelah kepergian bu Siska Mika langsung melayangkan tatapan tajamnya ke arah bangku belakang di mana Reyga dan teman-temannya sedang bermain game di sana.

"Heh kalian! Kerjain soal dulu, main game bisa dilanjutin nanti!" teriak Mika garang.

"Entar aja lah Mik, nanggung nih!" Reyga menyahut.

"Tugas mah gampang, tinggal nyontek punya lo nanti hehehe ...." Andi sebagai ketua kelas malah ikut-ikutan main game, Mika merasa heran bisa-bisanya Andi yang berkelakuan tidak normal  terpilih menjadi ketua kelas.

"Heh! Kagak ada! Gue laporin nih ya sama bu Siska biar kalian gak dapat nilai!" ancam Mika sungguh-sungguh.

"Galak!" ujar Reyga pada Mika kemudian dia meletakkan ponselnya dan mulai mengerjakan tugas. Biarpun begajulan tapi Reyga  masih tergolong pintar di kelasnya.

"Baru beberapa saat Reyga selesai mengerjakan tugasnya, datanglah Nathan dan Angga mendekat ke arahnya.

"Rey, lo udah selesai?" Nathan bertanya membuat Reyga seketika memandang temennya itu curiga.

"Udah lah, gue gitu loh!" Reyga membusungkan dada.

"Makan bakso pakai pakai kuah, wah!" Angga berpantun lalu dia mendudukkan dirinya di bangku kosong di sebelah Reyga, dia siap untuk menyalin tugas milik Reyga.

"Apa lo? Mau nyontek?" Reyga segera menjauhkan bukunya dari Angga.

"Gak nyontek kok, cuman mau nyamain jawaban doang," Angga cengengesan lalu merebut buku di tangan Reyga. Mengenai materi sejarah, tak ada yang Angga mengerti sedikitpun jadi mana bisa dia mengerjakan tugas tanpa menyontek.

"Sama aja ogeb!" ucap Reyga gregetan setelah itu dia lalu kembaki memainkan game ponselnya.

"Rey, pinjemin gue pulpen dong!" Angga berucap lalu mengambil pulpen di dalam tas Reyga seenaknya.

Reyga yang tengah bermain game mendongak menatap Angga jengkel. "Pulpen aja gak punya! Niat belajar gak sih lo sekolah!"

"Hilih, kaya lo niat belajar aja, setau gue lo sekolah biar bisa dapat uang jajan sama ketemu Melody doang tuh!" Angga berkata enteng membuat Reyga langsung mengeplak kepala Angga. "Yee ... si kampret!"

***

"Lah, nih motor kenapa?" Reyga tiba-tiba menghentikan motornya di pinggir jalan karena merasa ada yang tidak beres dengan motornya itu.

"Kenapa? habis bensin?" tanya Melody yang baru turun dari motor Reyga.

"Yah ... bannya bocor," ujar Reyga cemberut. Kenapa juga bannya harus bocor di saat-saat begini? Mana cuacanya saat ini sangat panas dan itu membuat dirinya sangat malas untuk mendorong motornya.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang