Bab 58

834 38 13
                                    

"Kuy pulang!"

Melody yang tengah bersandar di bawah pohon di depan kelasnya dengan malas menatap Reyga yang menghampirinya dengan cengiran lebar.

"Lama banget, ngapain aja sih lo di kelas?" Melody mengipasi wajahnya dengan tangan karena kepanasan.

Tidak seperti biasanya, tumben-tumbenan hari ini kelas Reyga pulang terlambat dari kelas-kelas lain. Karena biasanya kalau masalah pulang, murid-murid kelas Reyga lah yang selalu keluar paling awal.

Reyga memasang tampang polos layaknya anak baik-baik dan menjawab, "Ya belajar lah, ngapain lagi emangnya?"

"Jawaban lo bikin gue pengen muntah tau gak!" Melody memutar bola matanya jengah. Kata belajar sangat tidak cocok untuk Reyga, dia lebih percaya kalau cowok itu tidur atau main game selama waktu pelajaran.

Setelah itu perhatian keduanya teralih pada ponsel di saku seragam Melody yang berdering. Tertera nama Abang Laknat di layar, tanpa menunggu lama Melody segera menjawabnya seraya mengaktifkan pengeras suara.

"Apaan, Bang?" tanya Melody.

"Gue di deket sekolah lo nih, mau gue jembut kagak? Biar sekalian," jawab Bastian dari seberang sana.

"Lo mau jemput? Gu—"

Reyga yang sedang berkacak pinggang segera merebut ponsel Melody dan menempelkan ke telinganya. "Ngapain lo ngajakin pacar orang pulang? Melody pulang sama gue!"

"Diem lo, ninja butut aja bangga! Melody pulang sama gue!" Terdengar ejekan yang diakhiri tawa dari Bastian.

Reyga dibuat berdecak jengkel. Bisa-bisanya ninja miliknya dikatai butut, padahal belum sampai setahun dia membelinya. Haruskah dia membeli yang baru lagi untuk pamer pada Bastian?

"Bangke! Jauh-jauh lo dari pacar gue!"

Tut!

Reyga segera mematikan sambungan itu sepihak, lalu memberikan ponsel pada Melody dengan santai.

Melody menerima ponselnya dengan wajah cemberut. "Lo apaan sih? Gue belum selesai ngomong tau! Kan lumayan gue naik mobil kalau dia yang jemput. "

"Ngapain sih pulang sama dia, kaya gak ada gue aja," balas Reyga menyugar rambutnya.  Setelah itu dia segera mengambil pergelangan Melody membawanya menuju parkiran.

Menyaksikan wajah cemberut gadis yang sedang berjalan di sisinya, Reyga
mengulum senyumnya. Tak dipungkiri Melody sangat imut jika begini, namun  seperti biasa, dia gengsi untuk mengakuinya.

"Gak usah cemberut Mel, lo pikir lo imut kalau lagi cemberut gitu?"

"Diem lo! Gue udah lama gak ngejambak rambut Orang," sinis Melody sambil menatap lurus ke depan.

"Galak amat." Reyga tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut Melody gemas.

Melody mendongak dengan mata melotot pada Reyga. "Mau gue jambak nih?"

"Mau gue tinggal nih?" Reyga mengikuti nada bicara Melody dengan diakhiri tawa yang terdengar begitu menyebalkan di telinga Melody.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang