Bab 39

2.3K 110 6
                                        

Reyga pagi ini siap sudah dengan seragam sekolahnya. Dia berjalan ke ruang makan dengan gaya songong seperti biasa, di meja makan sudabh ada Azka yang menatapnya malas serta kedua orang tuanya yang duduk manis menunggunya.

"Lama banget lo Bang, kaya cewek aja!" celetuk Azka melihat kedatangan Reyga.

Reyga menyugar rambutnya. "Dandan dulu gue, biar cewek pada klepek-klepek sama gue!" Reyga menarik kursi dan duduk di seberang Azka.

"Pa! Kunci mobil Reyga papa sembunyiin di mana?" Tersangka pertama mengenai hilangnya kunci mobilnya adalah ayahnya, karena bisa saja ayahnya sengaja biar dia tidak bisa keluyuran.

Bibir Arya berkedut. "Kamu ini, ngapain juga papa nyembunyiin kunci mobil kamu! Kaya gak ada kerjaan aja!"

"Ooh, berarti Bukan Papa ya?" tanya Reyga lagi.

"Ya bukan!"  Arya gregetan bukan main dengan anaknya yang menjengkelkan ini, apa dia seperti itu dulu?

Pandangan Reyga beralih pada Azka. "Lo kan nyembunyiin kunci mobil gue, ngaku gak?"

"Soudzon mulu lo Bang sama adik sendiri, bukan gue pokoknya." Azka berani bersumpah kalau kali ini pelakunya bukan dia. Dia memang sering menyembunyikan sepatu atau barang lain milik Reyga sewaktu dulu, namun sekarang sudah tidak lagi.

"Lah, terus kunci mobil gue ke mana dong?" tanya Reyga pada dirinya sendiri.

"Yaudah beli mobil lagi sana, entar Papa beliin." Arya berkata tanpa beban.

Reyga seketika tersenyum cerah. "Wah beneran, Pa?"

Arya tersenyum lebar. "Bener, asal kamu dapet peringkat pertama di kelas semester ini," ucap Arya yang membuat Reyga langsung mendatarkan wajahnya.

Azka terkikik. "Tuh, belajar yang bener Bang, jangan pacaran mulu!"

"Apa lo? Bilang aja iri, lo kan ngenes!" Reyga menjulurkan lidahnya songong ke arah Azka.

"Cepet sarapan yang benar jangan ngomong mulu!" ketus Esti menatap kesal ke tiga orang lelaki di depannya.

Ke tiga lelaki itu kembali diam, tak ingin membuat singa mengamuk pagi-pagi.

"Ma, Pa, Azka berangkat sekolah dulu, sekaligus mau nyari gebetan." Azka berdiri dari duduknya lalu menyalimi Esti dan Arya.

Sekolah itu buat belajar bukan buat nyari cewek!" ucap Esti menggelengkan kepalanya.

"Sekolah itu buat nyari cewek Ma!" Reyga angkat bicara. "Cari cewek sana Ka, biar gak jomblo mulu!"

Esti memukul pelan lengan Reyga. "Kamu ini ya, ngajarin yang gak bener!"

"Hehe Reyga berangkat dulu ya, takut telat!"  Reyga kemudian kabur dari hadapan mamanya sebelum mamanya mengomel panjang lebar.

"Liat Mas, kelakuan anak-anak mu!"

Arya mendengus lalu ikut pergi dari meja makan.

Esti hanya bisa mengelus dada sabar, melihat kelakuan ke tiga orang tersayangnya yang baginya amat menyebalkan.

***

Reyga meneyelonong masuk ke perpustakaan, tempat yang paling jarang dia kunjungi di sekolah, tujuannya ke sini ialah untuk menggagalkan rencana modus Darren pada Melody. Pacarnya itu tak bisa melihat yang bening-bening seperti Darren, kalau dia sedikit lengah bisa-bisa nanti Melody kecantol.

Reyga berjalan ke tempat di mana Melody dan Darren duduk dan dia langsung duduk di sebelah Melody.

"Gak usah dempet-dempet gue!" ujar Melody seraya mendorong bahu Reyga yang duduk dengan jarak sangat dekat dengannya.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang