Bab 51

2.3K 112 109
                                    

Setelah mengeksplor berbagai tempat wisata di Bali selama seharian Melody dan yang lainnya akhirnya kembali ke hotel di sore hari. Melody merasa sangat lelah sekarang namun sepertinya dia mau ke pantai sebentar untuk melihat senja.

Senyum di wajah cantik Melody terbit kala melihat langit mulai menampakkan keindahan senja. Dia duduk sendirian di pasir putih dan dia sengaja memilih tempat yang lumayan sepi.

"Kampret!" Melody terlonjak kaget ketika seseorang menepuk bahunya, dari arah samping, terdengar suara tawa yang sangat akrab.

"Ngapain lo di sini?" tanya Melody menoleh pada Reyga yang nampak tampan, dia menggunakan kemeja putih yang sebagian kancingnya terbuka hingga memperlihatkan sebagian dadanya.

"Mau liat senja, cantik ya ...." Reyga kemudian menatap pada Melody.

Tapi cewek yang di sebelah gue lebih cantik." Reyga berkata sambil mendekatkan wajahnya ke arah Melody.

Melody mendorong pelan wajah Reyga, tapi dia tak dapat menahan senyumnya. Reyga memang jarang berbicara manis padanya, namun sekali ngomong manis langsung membuatnya baper setengah mati seperti sekarang.

"Gue bersyukur bisa kenal sama lo Mel, dan gue harap lo bahagia jadi milik gue." Reyga berkata sambil menatap wajah  Melody lekat lekat.
Dia tak menyangka akan menjadi sebucin ini sekarang, hingga rela menyerahkan seluruh hatinya pada wanita cantik di sebelahnya.

Melody merespon dengan tersenyum. Dia terpana pada Reyga yang tiba-tiba berbicara serius. Sangat jarang dia menemui Reyga ngomong serius karena biasanya dia hanya akan bercanda setiap saat. Dan dia juga sangat bahagia bisa bersama Reyga hingga saat ini, berawal dari tantangan yang Riki berikan, hingga dia minta putus beberapa kali, dan sekarang Melody tidak menyangka semuanya akan berkahir dia sangat menyukai cowok yang satu ini.

"Selama kita pacaran, gue belum pernah ngungkapin cinta gue ke lo Mel, karna gue terlalu gengsi, tapi kali ini gue mau bilang..." Reyga menggantung ucapannya lalu menarik napasnya dalam-dalam, lalu perlahan berkata.

"Gue ... cinta sama lo, Mel."

Hembusan Angin mengacak-acak rambut panjang Melody, membingkai wajah cantiknya. Melody merasa waktu sepertinya melambat, matanya berkaca-kaca dengan air mata yang menetes ke pipinya saat bibirnya membentuk senyum cerah.

Tangan Reyga perlahan bergerak mengusap air mata Melody. "Sorry karena gue sering bikin lo kesel sama kelakuan gue."

"Tapi di mana lagi coba, lo bisa ngedapetin pacar tulus, tajir melintir dan ganteng kaya gue!" ucap Reyga diakhiri dengan kekehan.

Melody memutar bola matanya malas seketika, tadinya dia sudah nangis akibat terbawa suasana, namun perkataan Reyga barusan berhasil membuatnya ikutan terkekeh.

"Ngerusak susana aja lo!" Melody mendorong bahu Reyga pelan.

"Iya, gue cinta kok sama lo!" balas Reyga sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Gue juga cinta sama lo," cicit Melody tiba-tiba. Jujur, dia malu mengatakannya.

Reyga mencoba menahan senyumnya, rasanya ada kupu-kupu yang menggelitik perutnya saat ini. "Apa? Ngomong apa lo barusan?" Reyga sengaja menggodanya padahal dia tadi dengan jelas mendengar apa yang Melody katakan.

"Gue juga cinta sama lo kampret!" teriak Melody tepat di telinga Reyga, dia tahu Reyga sengaja ingin menggodanya.

"Cie...cie...Hahaha." Reyga tertawa geli melihat wajah malu-malu Melody yang memerah. Jarang-jarang dia melihat Melody tersipu malu begini karena biasanya dia hanya akan menunjukkan wajah galaknya.

"Mel," panggil Reyga.

"Apa!" sahut Melody ngegas karena Reyga terus menggodanya.

Reyga terkekeh ringan sambil menoel pipi Melody. "Pipi lo merah."

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang