Bab 53

2K 91 17
                                        

"Widih! Mama masak sop ya? Enak nih!" Reyga nampak bersemangat ketika melihat sop kesukaannya tersaji di meja makan pagi ini.

"Tumben kamu Rey, pagi-pagi berangkat, biasanya 10 menit sebelum bel baru berangkat!" tutur Arya kala melihat Reyga yang sudah siap dengan seragamnya.

"Reyga kan mau jadi anak rajin Pa!" balas Reyga ikut duduk di meja makan.

"Hilih, palingan juga dia mau jemput ceweknya Pa!" Azka berkata malas sambil memakan makanannya. Selama Reyga tidak ada beberapa hari di rumah, rumah terasa damai dan tentram, dan sejak kepulangan Reyga tadi malam, rumah kembali rusuh.

"Iyalah! Punya pacar gitu loh!" sombong Reyga seraya menatap remeh pada Azka.

"Kalau kamu Dek, tiap hari berangkat pagi-pagi jemput cewek juga?" Esti bertanya penasaran pada Azka.

Reyga tergelak. "Haha ... Azka mana punya cewek Ma! Modelan begitu mana ada yang suka!" ucap Reyga mengejek ke arah Azka yang duduk di depannya.

"Coba sini Bang, bawa pacar lo ke hadapan gue, gue jamin dia bakalan berpaling sama gue!" ujar Azka penuh percaya diri. Dijamin, Melody pasti akan lebih milih dirinya daripada orang gila seperti abangnya.

"Lo masih bocah dilarang pacaran!"

"Beda setahun doang anjir," gumam Azka. Dia selalu saja di sebut bocah oleh Reyga, padahal umur mereka bedanya cuman satu tahun.

"Jadi Rey, kapan kamu bakal bawa pacar kamu ke rumah?" Pertanyaan tiba-tiba Esti membuat Reyga batal memasukkan makanan ke mulutnya dan menoleh pada sang ibu.
Namun sebelum Reyga sempat menjawab Azka mendahuluinya.

"Dari dulu kek bawa aja dia ke rumah, biar gue bisa ketemu sama dia Bang, siapa tau dia bakalan berpaling ke gue," ujar Azka tanpa beban membuat Reyga ingin memukul kepala adiknya saat itu juga.

"Gini nih, yang bikin gue gak bawa dia ke rumah, supaya Melody gak ketemu orang stres kaya lo!"


***

"Yaa ampun! Anak gadis kok jam segini belum bangun! Melody bangun!" teriak Anna membangunkan putrinya.

"Emmmgh, masih pagi Ma," ucap Melody yang masih terpejam, badannya terasa sangat lelah setelah perjalanan dari Bali.

"Pagi nenekmu! Ini sudah hampir jam tujuh! Kalau gak bangun Mama seret kamu ya." Anna berkata dengan raut galak.  Kalau soal membangunkan Melody sifat bar-bar Anna akan berkobar. Melody ini tidak bisa dibangunkan dengan cara lembut sama sekali, harus dengan cara bar-bar.

Melody terpaksa bangun ketika mamanya menarik tangannya. "Mandi cepat! Nanti telat." Anna mendorong pelan punggung sang putri ke kamar mandi.

"Hmm." Melody berjalan sambil mengucek matanya.

"Kalau 15 menit gak keluar kamu dari kamar mandi Mama kutuk kamu ya jadi emas!" Ana berkata angkuh.

"Astagfirullah, kejamnya kaya ibu tiri," gumam Melody memasuki kamar mandi.

Setelah mandi dengan kecepatan yang begitu cepat, Melody langsung mengenakan seragamnya dan memoles sedikit wajahnya. Setelah itu dia langsung turun ke bawah karena sebentar lagi bel masuk.

Melody tersenyum lebar ketika mendapati Reyga yang sudah duduk di jok motornya di depan rumahnya. Entah sudah berapa lama dia menunggu. Pasalnya Reyga tidak memberi tahunya kalau dia menjemputnya.

"Sejak kapan lo di sini?" tanya Melody berdiri di sebelah motor Reyga.

Reyga menatap wajah sumbringah Melody. "Sejam yang lalu, kenapa?"

"Hah? Demi apa!" Melody nampak kaget.

"Demi cinta gue ke elo lah!" Reyga mengedipkan sebelah matanya genit pada Melody.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang