Bab 6

4.6K 278 50
                                    


Jam istirahat telah tiba, setelah membereskan buku-bukunya Melody dengan santai berjalan menuju pintu kelas. Dia mau ke kantin menyusul Vivi dan Riki, tapi sebelum itu dia ingin ke toilet dulu.

Mata Melody kemudian memicing curiga pada seseorang yang tengah berdiri di depan kelasnya.

"Ngapain lo di sini? Mau nyari mangsa?" tanya Melody bersedekap dada. Kalau istirahat begini Reyga biasanya memang berkeliaran untuk mencari mangsa. 

Reyga mendengus kecil. "Gue mau nagih janji lo kemarin."

"Hah? Yang mana?" Melody mencoba mengingat-ingat, perasaan dia tak pernah berjanji apapun dengan orang ini.

Reyga menoyor kepala Melody. "Gak usah pura-pura lupa! Lo bilang mau nraktir gue kemarin, lo pura-pura lupa ya? Ngaku lo!" Dia sengaja menunggu Melody di depan kelas agar Melody tidak kabur sebelum menepati janjinya.

"Issh! gue beneran lupa kali. Yaudah, sana lo duluan ke kantin gue mau ke toilet dulu." ujar Melody. Setelah mengatakan itu dia segera melangkah menuju toilet.

Dalam perjalanan menuju toilet, Melody mengerutkan dahinya ketika merasa ada seseorang yang mengikutinya di belakang. Dan benar saja, ketika dia menoleh kebelakang terdapat Reyga yang berada lima langkah di belakangnya.

"Lo ngapain sih ngikutin gue? Mau macem-macem lo ya!" tuduh Melody sembarangan.

"Siapa yang mau macem-macem, gue gak tertarik ya sama bentukan lo, burik tau gak!" Reyga memandang Melody dari atas sampai bawah dengan ekspresi jijik dibuat-buat. Padahal kalau dilihat dari jarak jauh pun Melody tetap cantik apalagi dari jarak sedekat ini. Namun Reyga saja yang gengsi mengakui itu.

"Ya terus kenapa lo ngikutin gue?"

"Gue cuman jaga-jaga takutnya lo kabur!" Reyga berkata menggebu-gebu.

"Biasa aja dong!" sebal Melody lalu berjalan masuk ke toilet.

Di depan cermin, Melody memakai bedak tipis pada wajahnya, tak lupa dia memakai lip tint berwarna natural pada bibirnya. Melody tersenyum menatap bayangannya di cermin. Dia membetulkan rambut yang setiap hari dia Curly itu agar lebih rapi. "Perasaan gue gak muluk-muluk amat deh, kok Fariz gak naksir ya sama gue?" gumam Melody pada dirinya sendiri. Setelah memasukkan bedak dan lip tint ke sakunya, Melody kemudian melangkah keluar dari toilet.

"Lama banget, ngapain aja sih lo!" sembur Reyga ketika melihat Melody baru saja keluar.

"Ya gue dandan lah! Siapa tau gue ketemu gebetan gue nanti di kantin, yuk cabut!" Melody Melenggang pergi lebih dulu meninggalkan Reyga.

"Anjir main tinggal aja tuh cewek." Reyga bergumam lalu dia mengejar langkah Melody.

"Emang Gebetan lo siapa?" tanya Reyga yang berjalan di samping Melody. Dia jadi penasaran cowok macam apa yang disukai  oleh Melody.

"Manusia pokoknya, bukan setan macam lo!" celetuk Melody asal.

"Emang gebetan lo mau sama lo?" Reyga bertanya lagi.

"Ya makanya ini gue lagi berjuang buat luluhin dia! Lo dukung gue kek, biar gue bisa dapetin dia."

"Si kampret!" sembur Reyga kesal. Dia mencoba bersabar agar tak menendang Melody sekarang juga, ngapain juga dia mendukung pacar sendiri yang berencana mau selingkuh, dia heran dari mana pemikiran ajaib Melody itu berasal.

Sesampainya di kantin, Melody mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin untuk mencari keberadaan dua sahabatnya. Namun sayangnya dia tak menemukan keberadaan Vivi dan Riki.

"Sana pesen!" suruh Reyga seenaknya seraya menarik kursi untuk duduk.

"Enggak! Lo pesan sendiri sana!" tolak Melody mentah-mentah.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang