Bab 38

2.1K 111 1
                                    

"Reyga!" seru Melody menghampiri sang pacar yang sedang di parkiran sendirian, Reyga saat ini tanpa ditemani ke tiga temannya membuat Melody bertanya-tanya ke mana mereka pergi karena Reyga dan tiga pengikutnya biasanya tak terpisahkan.

"Sendirian lo? Tumben gak bareng teman-teman lo."

Reyga memicing curiga ke arah Melody. "Ngapain lo nanyain mereka?"

Melody nyengir. "Gak papa sih."

"Kalau lo gak bisa nganterin gue pulang gue bisa sendiri kok, atau gue bisa nebeng Darren," tutur Melody kala Reyga memasangkan helmnya.

"Gue tenggelamin di got lo ya, kalau berani pulang sama Darren," decak Reyga membuat Melody cemberut.

"Ya kali gue di tenggelamin di got!" Reyga memang tidak ada ahlak sama sekali.

"Makanya gak usah banyak gaya lo mau pulang sama cowok lain!" Reyga lalu melilitkan jaketnya pada pinggang Melody.

"Terus gimana? Lo kan mau kerja kelompok?" Dia dengar dari Mika tadi kalau Reyga ada kerja kelompok sehingga dia ragu apakah Reyga bisa mengantarkannya pulang.

"Santuy kali! Itu mah urusan gampang!" jawab Reyga lempeng. Lagi pula, sejak kapan dia peduli Dengan urusan kerja kelompok, teman satu kelompoknya saja dia sudah lupa siapa saja anggotanya, daripada pusing memikirkan kerja kelompok lebih baik dia berduaan dengan Melody.

"Buruan naik! Mau pulang gak!" suruh Reyga lantaran Melody dari tadi tidak naik-naik ke motornya.

"Enak aja pulang! Makan dulu laper gue!" Melody menggebu.

Reyga melongo mendengar Mendengar penuturan Malody. "Anjir makan mulu kerjaan lo, heran gue." Tadi waktu istirahat Melody sudah makan banyak, yaitu dua mangkok mie ayam di tambah berbagai macam cemilan dan tentu saja semuanya dia yang membayar.

"Biasa aja kali muka lo!"
Melody langsung naik ke boncengan Reyga dengan bar-bar menyebabkan Reyga kesulitan menyeimbangkn motornya.

"Pelan-pelan anjir."

"Jalan bang!" Melody menepuk helm Reyga dengn keras membuat Reyga beristigfar seektika dalam hati, bisa-bisanya dia suka dengan cewek sebar-bar Melody.

***

"Bu, baksonya 3 mangkok ya!"  Melody  memesan makanan kesukaannya kemudian duduk di salah satu bangku kosong. Di sinilah mereka sekarang, di tukang bakso langganan Melody.

"Lah Kok tiga?" Reyga bertanya heran.

"Ya iyalah! Gue mana cukup satu!" sahut Melody sambil mengeluarkan ponselnya dari saku baju.

"Dasar perut karet!" ucap Reyga lalu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya di mana dia  mendapati beberapa cowok yang menatap Melody membuatnya berdecak kesal. "Masih gue liatin, bentar lgi gue santet."

"Ngapa lo?" Melody menoleh pada Reyga.

"Tuh cowok pada ngeliatin lo terus dari tadi, jadi pengen nyantet!" Reyga berkata dengan nada jengkel sambil melototi pada cowok tersebut.

"Modelan gue membahana begini, wajarlah mereka tergoda liat gue!" Dia cantik, wajar saja banyak yang memperhatikan.

Reyga menyentil dahi Melody pelan. "Heh! Lama-lama lo ya yang gue santet!"

"Emangnya lo bisa nyentet orang?" Melody bertanya dengan tampang polosannya.

"Enggak sih hehe ...." Reyga cengengesan.

"Jangan-jangan gue mau pacaran sama lo karena lo ke pergi dukun ya, terus lo minta dukun supaya bikin gue suka sama lo! Ngaku lo!" tuduh Melody sembarangan. Reyga modelan begajulan dan tidak waras, hampir tak ada perilaku positif yang dia lakukan tapi bisa-bisanya dia bisa suka padanya.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang