Bab 32

2.4K 119 6
                                    

"Kuy pulang," ajak Reyga yang sudah dari tadi bersandar di pintu kelas Melody menunggu Melody keluar. Bel berbunyi 5 menit yang lalu membuat semua siswa berbondong-bondong pulang karena bel pulang ialah yang paling dinanti-nantikan oleh mereka.

"Ayok!" sahut Melody lalu melongos berjalan mendahului Reyga bersama Vivi.

"Yah, yah ditinggal." Reyga mengejar langkah Melody dan Vivi yang berjerak beberapa langkah di depannya.

"Rey, jadi nongkrong gak?" seru Nathan yang berdiri di koridor kelas 11 IPS 3.

Reyga menghentikan langkahnya di depan teman-temannya. "Duluan aja nyet! Gue mau ngenter dia pulang dulu," balas Reyga sambil merangkul Melody.

"Gue juga mau nganter Laras pulang dulu,"   tutur Kenzo lalu fokus pada ponselnya kembali untuk membalas pesan dari Laras.

"Mentang-mentang punya gebetan lo!" Nathan menoyor bahu Kenzo yang seketika dibalas jitakan oleh Kenzo. "Makanya cari cewek sana jangan kaya orang gak laku!" cibir Kenzo membuat yang lainnya terkekeh.

"Vi, mau Babang anter pulang gak?" tanya Angga pada Vivi yang berdiri di samping Melody. Reyga dan Kenzo sama-sama pulang bereng cewek, ya kali dia pulang gak bareng cewek juga.

"Kena angin apa nih, lo tiba-tiba baik sama gue?" Vivi menatap Angga curiga karena jarang sekali Angga berbaik hati padanya. Kalaupun Angga berbuat baik pasti ada apa-apanya, dia yakin itu!

"Gak usah soudzon dulu! Mumpung gue lagi baik aja hari ini, gue kasih lo tumpangan gratis, gimana mau gak?"

"Yaudah oke!" Vivi akhirnya menyetujui karna kebetulan sopirnya tidak bisa menjemput hari ini. Daripada dia naik taksi atau naik ojek, lebih baik dia nebeng Angga walaupun telingnya akan panas nantinya akibat ocehan Angga.

Nathan melongo melihat teman-temannya yang akan pulang secara berpasangan. "Lah, terus gue gimana dong pulangnya?"
Dia tadi pagi berangkat sekolah nebeng dengan  Angga dan berencana akan pulang dengan Angga lagi, namun sekarang Angga malah pulang bersama Vivi. Angga kampret!


***

"Rey, gue pengen mangga," ucap Melody tiba-tiba.  Mereka berdua tengah berjalan di koridor menuju perkiraan. Sedangkan yang lainnya sudah berjalan lebih dulu di depan mereka.

Reyga membenarkan letak tas di bahunya. "Yaudah sana nyolong, gue tungguin di sini," jawab Reyga enteng.

"Isssh! Ambilin dong, gue kan cewek," rengek Melody. Yang benar saja dia disuruh manjat mangga sendiri, Reyga memang tidak ada ahlak sama sekali.

"Sekali-kali kek manjat sendiri, gue mulu perasaan yang manjatin." Reyga menyahut.

Satu pukulan mendarat di lengan Reyga. "Lo pacar gue bukan sih! Masa gue disuruh manjat mangga sendiri." Reyga memang menyebalkan, sangat berbeda dengan cowok lain yang akan dengan baik hatinya menuruti kemauan sang cewek.

"Ya pacar lo lah! Tapi ogah gue manjatin mangga buat lo, buang-buang tenaga tau gak!" 

"Kalau gitu gak jadi nyolong deh! Jadinya beli aja!" ungkap Melody. 

"Yuadah kita beli."

"Pakai duit lo ya?" Melody mengedip-ngedipkan matanya dan menunjukkan senyum manisnya ke arah Reyga.

Reyga menoyor kepala Melody. "Enak banget lo ye!"

"Jangan pelit-pelit elah, sama pacar sendiri juga!" gerutu Melody.

"Yaudah iya gue beliin, seneng kan lo?"

Mata Melody berbinar. "Beneran?"

Reyga tampak tersenyum manis. "Enggak, gue cuman becanda tadi," ucap Reyga kemudian berjalan pergi mendahului Melody.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang