Bab 13

3.4K 156 6
                                        

Reyga baru pulang ke rumah sekitar jam lima sore. seperti biasa, sehabis mengantarkan Melody pulang dia akan main dulu ke apartemen  Nathan atau nongkrong dulu.

Reyga memarkirkan motor ninja miliknya disamping mobil ayahnya kemudian berjalan memasuki rumahnya sambil bersenandung kecil.

"Habis dari mana kamu, kucel bener tuh muka," komentar Arya yang baru turun dari lantai 2 ketika melihat penampilan anak sulungnya yang  berantakan. Dia jadi curiga kalau Reyga tawuran lagi kali ini mengingat penampilannya yang berantakan.

"Masa sih Pa! Ganteng membahana gini,  Papa kali sirik sama kegantengan Reyga," balas Reyga seraya memainkan kunci motor di tangannya.

"Ngapain juga sirik sama kamu, Papa jauh lebih ganteng dari kamu, lebih kaya, lebih segalanya dari kamu!" Arya menyombongkan diri.

"Ma, suami Mama nih Ma! Sombong mulu gak inget umur!" teriak Reyga pada mamanya yang baru datang dari dapur.

Dahi Arya seketika mengerut. "Kamu ngatain papa tua?"

"Enggak kok, Papa salah denger kali," balas Reyga sambil cengengesan.

"Gak usah cengar-cengir kamu!" Arya berkata ketika menyaksikan cengiran Reyga yang terlihat menyebalkan menurutnya.

"Reyga ke kamar dulu Pa mau ngerjain PR." Reyga beralasan. Dia lebih baik mengakhiri pembicaraan ini sebelum ayahnya tambah kesal dan berakhir memotong uang jajannya, itu tak boleh terjadi.

"Halah, alasan." Arya mencibir. Arya sendiri berani bertaruh kalau anaknya itu tidak akan mengerjakan PR saat masuk ke kamar nanti. Mana mungkin modelan Reyga mengerjakan PR, palingan dia akan bermain PS di kamarnya hingga malam nanti. Kalau tidak bermain di luar, kegiatan yang Reyga lakuakn di rumah adalah bermain PS.

"Kalian kalau mau berantem jangan disini! Tuh, di depan komplek biar lebih seru! Jangan lupa bawa golok juga!" Saran menyimpang keluar dari mulut Esti yang saat ini sedang duduk santai di sofa.

Reyga dibuat cengo mendengar perkataan Esti barusan. "Mama siapa sih, sadis amat." Reyga bergumam.

"Kalau mama liat kalian ribut lagi mama tendang kalian kelaur dari rumah, mau?" Esti menatap keduanya garang. Dia heran masalah apa yang dimiliki suaminya dan putra sulungnya itu sehingga ada saja masalah yang mereka perdebatkan setiap kali bertatap muka.

"Kita gak ribut kok Mah, kita cuman becanda kok, iya kan Rey?"  ucap Arya sambil melotot kepada Reyga. Jujur saja, istrinya itu sangat menyeramkan kalau lagi marah.

"Bener?" tanya Esti menatap curiga ke arah Reyga.

"Bicara yang bener nanti papa beliin kamu apa yang kamu mau," ucap Arya pelan yang hanya didengar oleh Reyga, jaga-jaga kalau Reyga melemparkan kesalahan padanya dan berakhir dia akan tidur di luar.

Hal itu membuat Reyga seketika bersorak gembira dalam hati. Lihat saja, dia akan menagih janji papanya nanti!

"Bener Mah, kita cuman becanda kok hehe ...."

Esti manggut-manggut. "Yaudah, Reyga mandi sana!" suruh Esti.

"Nanti ajalah Mah!" protes Reyga, dia merasa badannya masih wangi, jadi dia tak perlu buru-buru mandi.

"Mandi gak!" Esti berancang-ancang ingin melempar remot televisi ke arah Reyga.

"Iya Mah iya," ucap Reyga pada akhirnya. Kalau mamanya dalam mode galak begini mana berani dia membantah.

***

Reyga merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya sehabis mandi, tak sampai lima menit setelah dia memejamkan matanya, terdengar gedoran di pintu kamarnya.Siapa lagi pelakunya kalau bukan adiknya.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang