Bab 47

2.1K 94 11
                                        


Melody berjalan memasuki ruangan Reyga dengan jantung berdebar. Hanya bunyi EKG atau minitor pendeteksi jantung yang menyambutnya ketika masuk. Hari ini dia memutuskan untuk membolos saja, dia tidak mood ikut pelajaran sama sekali, pikirannya selalu melayang pada Reyga.

Mata Melody memanas ketika menyaksikan Reyga yang tidur dengan tenang dan damai. Melihat sosok Reyga sedamai ini dia jadi merindukan sosok Reyga yang songong seperti biasa.

Melody di samping brankar sambil menggenggam tangan Reyga. "Rey, bangun."

"Gue kangen sama pacar gue."

"Lo betah banget sih tidur, bangun kek." Melody menggoyang-goyangkan tangan Reyga.

"Bangun Rey,  kalau gak nanti gue  diembat cowok lain, gak mau kan lo?"

Melody terus mengoceh tak peduli Reyga mendengarnya atau tidak.

"Kalau lo gak bangun, gue mau ganti pacar aja jadi Fariz."

"Jangan, Gue lebih ganteng dari dia," jawab seseorang tiba-tiba.

"Dih ganteng apaan? Lo mah beda level sam–" Melody tertegun seketika. "Yang ngomong sama gue barusan siapa ya?"

"Waah arwahnya Reyga nih pasti." Melody merinding.

"Heh, Ngadi-ngadi lo!"

Melody mengalihkan pandangannya ke arah Reyga yang matanya sudah tak tertutup lagi dan dia seketika melongo.

"Re–Reyga?" Melody tergagap lantaran tidak percaya melihat pemandangan di depannya.

"Iya Sayang, gue juga kangen sama lo,"  ujar Reyga tersenyum tulus ke arah Melody.

"Lo kapan bangunnya?" Melody penasaran.

"Udah dari tadi sebelum lo dateng malahan," jawab Reyga enteng membuat Melody terkejut.

"Hah?"

"Apaan hah, hah? Sini peluk dulu. "Reyga merentangkan tangannya dan Melody langsung saja memeluk Reyga dngan erat.

"Sssttt!" Reyga seketika meringis karena tangan Melody mengenai bekas jahitannya di bagian punggungnya.

Melody sontak melepaskan pelukan mereka. "Kenapa? Mana yang sakit hah?"

"Lo meluk gue bar-bar banget anjir, sampai kena jahitan gue!"

Melody hanya cengengesan, bagaimanapun dia lega sekarang karena Reyga sudah kembali.

"Lo bawain gue apaan?" tanya Reyga tiba-tiba.

"Apa?" tanya Malody balik.

Reyga seketika gemas ingin menjitak kepala pacarnya, namun dia masih lemah saat ini.

"Lo kesini bawa buah tangan gak? Atau apa kek gitu, gue laper!"

Melody menggeleng. "Gua bawa itu doang." Melody menunjuk buket bunga krisan berwarna kuning yang ada di nakas.

"Lagian gue kan gak tau kalau lo bakal bangun," ucap Melody sambil nyengir. Dari tadi malam pikrinnya melayang pada hal yang tidak-tidak tentang Reyga sampai dia sulit tidur. Melody sering kali menonton drama di mana ada adegan sang tokoh utama yang koma selama berbulan-bulan dan dia begitu khawatir kalau Reyga tidak bangun.

"Gue panggilin dokter dulu." Melody ingin beranjak namun Reyga menahannya.

"Entar aja, gue mau sama lo dulu, udah dua hari gak ketemu," ujarnya seraya menarik Melody ke pelukannya.

"Kagen banget ya sama gue?" ucap Reyga serak.

"Kangen banget, apalagi sama duit lo," ucap Melody cengengesan.

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang