Bab 62

1.4K 45 36
                                    


Pukul 8 malam, Melody dan Darren telah tiba di tempat tujuan. Melody butuh beberapa saat untuk merapikan rambutnya sebelum turun dari mobil. Beberapa mobil yang Melody kenali terparkir di depan tempat yang mereka datangi, termasuk mobil Reyga yang telah terparkir dengan rapi di sana. Sejenak terlintas di pikiran Melody kalau cowok itu pergi bersama Caca.

Sepanjang jalan menuju aula tempat acara dilangsungkan, Melody tampak melamun. Darren yang dari tadi curi-curi pandang dengan Melody menepuk pundak Melody yang seketika langsung menyadarkan Melody dari lamuannya.

“Lo baik-baik aja kan?” Darren menatap Melody lekat-lekat.

Melody menampilkan senyum tipisnya dan mengangguk. Raut bingung muncul di wajahnya ketika Darren mengulurkan lengannya. Melihat Melody yang nampak bingung, langsung saja Darren mengambil tangan Melody dan melilitkannya di lengannya. “Udah, nggak usah galauin Reyga mulu, kan ada gue,” katanya tersenyum tipis.

“Gue nggak galauin tuh cowok ya!” Melody langsung ngegas. Darren terkekeh, lebih suka melihat Melody yang galak begini daripada dia hanya diam.

Aula dihias dengan bertemakan warna gold, aula itu nampak dipenuhi oleh anak-anak SMA Nusa Bangsa, dan ada juga beberapa anak dari SMA sebelah.

“Anjir! Melody cantik banget!" seru seseorang, membuat yang lainnya ikutan menoleh ke arah pintu masuk.

Hampir semua orang menaruh perhatian pada dua orang yang baru memasuki aula dengan bergandengan. Sekejap, Melody dan Darren jadi pusat perhatian. Kedatangannya dengan Darren langsung saja menimbulkan gosip di kalangan para siswa yang ada di sana.

“Kok Melody sama Darren? Jadi kabar dia sama Reyga putus itu beneran?”

“Kayanya sih gitu, soalnya gue udah jarang liat dia sama Reyga!”

“Cantik banget sih Melody! Kalau gue secantik dia, gue juga bakal macarin semua cowok ganteng di sekolah kita!”

“Halah! Tuh cewek modal cantik doang, pasti dia tuh yang godain Darren.”

Melody tetap menampilkan senyum tipisnya, tak terpengaruh dengan pembicaraan orang-orang yang terang-terangan menggosipkannya. Mika yang dibalut dress berwana silver dengan antusias menyambut Melody yang berjalan ke arahnya.

“Happy birthday, Mik!” Melody dengan riang menyerahkan sebuah paper bag kepada Mika. Mika dengan sumringah menerimanya.

“Thanks, Mel, udah dateng jauh-jauh. Btw, lo cantik banget sumpah, tuh banyak yang iri kan jadinya.” Mika terkekeh seraya menunjuk dengan dagu beberapa orang yang dari tadi mencibir Melody. Melody pun hanya memutar bola matanya. Dia sudah biasa dikatai di belakang seperti ini.

“Selamat ulang tahun ya, Mik, nih hadiah lo!” Darren mengeluarkan sebuah kotak kecil yang dihiasi pita dari sakunya.

“Kecil amat! Pelit banget lo jadi sepupu, isinya apaan? Batu?” Mika memutar-mutar kotak itu.

“Loh kalian sepupuan? Baru tau gue.” Melody menatap keduanya bergantian. Keduanya pun kompak mengangguk.

“Kalau nggak mau, sini balikin!” Darren berusaha merebutnya. Namun, Mika berhasil menghindar. “Hehe... Makasih ya ... Apapun pemberian lo gue bakal suka kok! Semoga lo cepet dapat pacar deh, kasian gua liat lo jomblo mulu.”

“Gue bentar lagi udah nggak jomblo ya, liat aja entar, iya kan, Mel?” Darren merangkul pundak Melody. Melody yang tak menangkap maksud Darren hanya asal mengangguk saja. Matanya sibuk menjelajahi ruangan mencari keberadaan Vivi, lalu pandangannya tak sengaja bertemu dengan Reyga yang duduk di meja paling pojok. Melody hanya menatapnya dengan raut datar sebelum membuang wajahnya.

.

.

"Anji*ng, beraninya tuh cowok nyentuh cewek gue!" Reyga menggeram pelan di mejanya. Dia sudah emosi dari awal saat melihat Melody dan Darren bergandengan, ditambah lagi kini Darren seenak jidat memeluk pundak Melody, membuat emosi Reyga naik mencapai ubun-ubun.

"Bac*ot, gue ga tahan lagi!" Reyga berdiri dari duduknya. Angga yang panik spontan menahan Reyga yang sudah mau maju ke depan mendatangi Darren.

"Sabar, sabar ... tahan dulu ... entar pulang baru kita seret tuh cowok, bukan sekarang." Angga menepuk pundak Reyga.

Detik itu juga, Reyga menarik kerah kemeja Angga penuh emosi. "Sabar pala lo! Tuh dia nyentuh cewek gue, anji*ng, ga liat lo hah?"

"Entar kita seret dia ke hadapan lo habis ini, kita ga bakalan biarin dia kabur malam ini dari lo," ujar Nathan membuat Reyga akhirnya kembali duduk ke posisinya. Angga pun juga kembali duduk sambil membenarkan kerah kemejanya.

Acara berlangsung meriah, apalagi anak-anak band sekolah mereka turut ikut memeriahkan pesta dengan membawakan beberapa lagu. Semua orang nampaknya antusias menikmati pesta, termasuk Melody yang telah bergabung dengan Vivi dan Andi, tak lupa Darren yang selalu di sisinya. Melody tadinya jadi tidak mood karena bertatapan dengan Reyga, kini mood-nya sudah membaik karena di depannya terdapat kue-kue berbentuk lucu yang disukainya. Dari tadi dia tak berhenti memasukkan kue-kue kecil itu ke mulutnya.

Setelah acara potong kue dan sederet acara lainnya, tibalah acara dansa yang Darren nanti-nantikan. Dia melirik Melody yang ada di sampingnya sejenak, lalu beralih pada Reyga yang dari ujung sana menyorot tajam ke arahnya. Bukannya takut, Darren malah melemparkan senyum mengejek padanya.

"Awas aja lo habis ini," Reyga bergumam pelan saat mendapat ejekan dari Darren.

"Lo ngomong apa barusan?" Caca, yang dari tadi sibuk berselfie di samping Reyga, menolehkan kepalanya ke samping. Dia seperti mendengar Reyga mengatakan sesuatu. Dia lantas mengikuti arah pandang Reyga, tatapan Caca berubah sinis saat tahu Reyga kini sedang memperhatikan Melody.

"Ga ngomong apa-apa kok gue," jawab Reyga mengalihkan pandangannya dari Darren dan Melody.

"Rey, gue mau kue itu." Dengan manja, Caca menunjuk kue kering berbentuk lucu di depan Reyga.

"Yaudah nih, makan sampai lo puas." Reyga menyodorkannya bersama piringnya.

"Tapi tangan gue kotor tau, bekas megang HP, lo tau sendiri kan gue harus cuci tangan tiap kali mau makan sesuatu." Caca nampak cemberut.

"Terus?"

Caca tersenyum lebar. "Suapin ya?"

"Kaya anak kecil aja lo," balas Reyga. Namun akhirnya dia tetap menuruti apa yang Caca minta.

"Rey, mahkota gue kayanya miring deh, tolong benerin dong." Reyga pun lantas membantu membenarkan mahkota Caca. Caca tersenyum senang kala Reyga melakukan hal itu padanya. Angga, Nathan, dan Kenzo hanya menonton. Masing-masing dari mereka saling pandang saat menyadari Melody kini menatap ke arah meja mereka.

"Nath, firasat gue buruk nih," Angga tiba-tiba berbisik ke Nathan.

"Sama, gue juga,"  balas Nathan juga berbisik.

"Ngomongin apaan sih?" Nathan dan Angga kompak menyengir kala Reyga menatap mereka.

"Gak, Angga cuma bilang dia mau nyumbang lagu habis ini," jawab Nathan asal, dan Angga pun mengangguk mendukung kebohongan Nathan.

"Mik! Nih Angga mau nyumbang lagu katanya!" Tiba-tiba Nathan berteriak.

"Heh! Gila lo ya." Angga tak menyangka Nathan akan benar-benar berteriak. Padahal dia sama sekali tak ada niat ingin bernyanyi. Dan raut Angga mulai berubah panik saat teman-teman yang lain mulai menyorakinya. Mika bahkan berjalan ke arahnya dengan mic di tangannya.

"Lah? Suara gue pas-pasan anjir." Angga yang di kelas biasanya sangat percaya diri kalau suaranya bagus, kini tiba-tiba mengakui bahwa suaranya pas-pasan.

"Lo serius mau nyanyi?" Mika tiba di depan Angga dengan mata berbinar. "Kalau gitu gue mau request lagu kesukaan gue, boleh kan?"

"Gak! Gue sebenarnya gak bisa nyanyi!"




Huhuhu ... baru bisa update bab sekarang setelah sekian lama karena sibuk sama kuliah😭 Makasih udah ngikutin Melody dan Reyga🧡
Btw, karya aku yang baru udah tayang di Fizzo, judulnya "Kencan Dengan Si Bos" yang minat bisa mampir ya guys❤

Thank you❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melody VS ReygaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang