Prolog

6.5K 437 51
                                    

2090
Maaf guys, ternyata 2090 wkwk

06.00 AM

Seorang pemuda dengan kesal menghentakkan kakinya ketika menatap mobil yang dengan cepat menghilang dari pandangannya, dia melirik boneka di atas koper yang berada di sampingnya dengan lesu.

"Kenapa kita harus di kirim ke sini Nowwy???" Pemuda berwajah menggemaskan tersebut dengan sedih memeluk boneka kelincinya.

Bulu matanya yang panjang sedikit bergetar, mata bulatnya yang hitam memancarkan rasa sedih, rambut hitamnya yang sedikit panjang sedikit berantakan akibat terkena angin, tubuhnya yang berbalut hoddie biru kebesaran membuatnya terlihat lebih kecil dan rapuh, dia dengan linglung menatap gerbang di hadapannya.

"Um... Nono dimana iya Owwy?" Ucap pemuda menggemaskan tersebut menatap sekitarnya yang sepi, dia sedikit takut, apalagi ini masih jam enam pagi, perasaan dingin dengan cepat menggerayapi tubuh mungilnya.

"Hallo..." Lirih pemuda tersebut di depan gerbang yang sangat besar, namun yang menanggapi hanyalah suara derit ranting yang tertiup angin, membuatnya semakin merinding.

"Hallo... Siapapun... Nono ada di luar..." Matanya terkulai ketika tak mendapati tanggapan sama sekali, sepasang telinga putih di kepalanya bahkan ikut terkulai ke bawah, menandakan kesedihannya.

Tidak, itu bukanlah telinga asli, itu hanya sebuah bando yang sangat suka di kenakan oleh pemuda itu, karna menurutnya dia menjadi sangat menggemaskan ketika memakainya, apalagi bando tersebut dapat memperlihatkan perasaannya seperti sekarang ini.

Kriet...

Suara gerbang terbuka membuat pemuda tersebut segera mendongakkan kepalanya, mata jernihnya dengan polos menatap seorang pria di hadapannya dalam diam.

'Anjir, ini siapa yg mesen manekin hidup weh?!'

"Um, siapa?" Ucap pria tersebut diam diam takjub melihat pemuda di hadapannya.

"Eung?" Pemuda menggemaskan tersebut memiringkan kepalanya dengan tatapan ingin tau, bando telinganya bereaksi, membuat sepasang telinga di kepalanya bergerak.

'BUSET! ULTINYA KAGAK NYANTAI BRO!!!'

"Hallo! Aku Jeno, Jeno Nono hum!" Jeno memperkenalkan dirinya dengan senyum termanisnya, membuat sepasang mata jernihnya membentuk garis lengkung yang mempesona.

Pfft!

'GAK KUAT!'

BRUK!

"Ah!" Jeno tersantak mundur ketika Pria di hadapannya tiba tiba mengeluarkan darah dari hidungnya tak sadarkan diri. Jeno dengan bingung menyentuh wajahnya sendiri.

"Nono menyeramkan heung?" Gumamnya sedih, bando di kepalanya terkulai merasakan emosinya.

"Lucas? Ada siapa?"

Suara orang lain kembali mengalihkan atensi Jeno, dia mendongak melihat beberapa pria berjalan ke arahnya, Jeno dengan takut mundur beberapa langkah, menjauh dari tubuh tak sadarkan diri di dekatnya, itu bukan salahnya!

"Lah?! Luke?! Anjir, ni bocah kenapa?!" Serang Pria berwajah manis bergigi kelinci dengan tak percaya menatap tubuh sahabatnya yang sudah tak sadarkan diri di hadapannya dengan bingung.

"Lo siapa?"

"Hah!" Jeno tersentak kaget ketika menyadari salah satu pria menatapnya dengan dingin, membuatnya diam diam menciutkan tubuhnya.

"Nono!" Ucapnya lantang, tangannya yang gelisah meremas remas telinga boneka kelinci yang ada di tangannya.

"Siapa yang buka dark web?" Suara dingin penuh dengan tekanan menggema di gerbang mansion tersebut, para pria yang berdiri di belakang pria tersebut hanya diam, menandakan bahwa bukan mereka.

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang