Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[❗ WARNING ❗]
Explicit Mature Content🔞 ••• Not intended for minors, but if u still decided to read it, please read at your own risk. Be wise everyone! •••
_________________________
Marvin hampir saja menggeram ketika tubuh sintal Gianna yang hanya dilapisi gaun tidur tipis duduk tepat di atas pangkuannya. Tepat sekali, Gianna menduduki tempat yang ia inginkan.
Kedua lengannya secara otomatis melingkar di pinggang ramping Gianna. Telapak tangannya yang lebar akhirnya bersentuhan dengan tubuh wanita yang sudah sejak lama ia dambakan.
Rasanya luar biasa.
Tekanan di bagian bawah sana membuat Marvin reflek memejamkan mata. Apalagi ketika Gianna menggerakkan pinggulnya, dia semakin menggila hingga tanpa sadar mencengkeram pinggang si wanita.
Gianna mengarahkan lengan kanannya untuk melingkar di leher Marvin, sementara tangan kirinya mengelus bahu hingga dada pria itu dengan gerakan sensual.
Sudah bisa dipastikan jika saat ini nafsu Marvin sedang berkobar dengan begitu dahsyatnya.
Mereka saling bertatapan. Marvin menatap dengan mata nyalangnya, sementara Gianna menatap dengan mata sayu yang sangat mengundang.
"Can I kiss you?" bisiknya tepat di samping telinga Gianna. Even though there were much wilder things he wanted to do with Gianna right now, Marvin could start with a kiss.
Telapak tangan kiri Gianna merambat naik untuk mengusap rahang Marvin, kemudian ia menganggukkan kepalanya dengan yakin.
Setelah mendapatkan persetujuan, Marvin mendekatkan bibirnya ke bibir Gianna. Ia mengamati bagaimana respon wanita di pangkuannya. Baru ketika Gianna memejamkan mata, Marvin menempelkan bibir mereka.
Kedua manusia berlawanan jenis kelamin itu berciuman dengan mesra, mereka saling memagut dan saling menuntut. Ada kalanya Marvin menyesap dan menggigit bibir Gianna hingga menimbulkan suara lengguhan yang semakin mengobarkan gairah.
Telapak tangan Marvin mulai tak bisa diam. Gianna menggeliat saat merasakan ada tangan yang merambat naik untuk menyentuh dada kirinya.
Hanya sepersekian detik sentuhan ringan itu langsung berubah menjadi remasan kasar. Begitu pula dengan ciuman mereka yang awalnya lembut seketika berubah menjadi ciuman panas ketika Marvin mulai menggunakan lidahnya untuk menerobos masuk ke mulut Gianna.
Keduanya saling melilit lidah dan seolah berlomba tak mau kalah. Namun sekeras apapun Gianna mencoba, pada akhirnya tetap Marvin lah yang mendominasi permainan.
Gianna menjalarkan tangan kanannya untuk mengelus tengkuk Marvin, jemari lentiknya bergerak untuk bermain-main dengan helaian rambut pria yang sedang menciumnya bak orang kelaparan.