Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gianna hampir saja berteriak karena dikagetkan dengan kehadiran sesosok pria di toilet wanita. Terlebih lagi, pria itu sedang berdiri dengan setengah bersandar di pinggiran wastafel tepat di depan pintu bilik yang ia masuki.
Pria tersebut dengan santai menghembuskan kepulan asap rokok dari celah bibirnya. Dari perangainya yang terlampai santai, sama sekali tak terlihat bahwa pria itu telah melanggar peraturan karena menerobos masuk ke dalam toilet wanita.
"Lo ngapain di sini?"
Gianna bertanya dengan raut wajah yang syarat akan kepanikan. Tentu saja Gianna panik, apalagi ketika dia membayangkan hal gila yang sekiranya telah dilakukan oleh pria itu di toilet wanita.
Marvin tak bergeming. Matanya sibuk menelisik penampilan Gianna mulai dari ujung rambut hingga kaki. Wanita itu memiliki rambut panjang kecoklatan yang diblow hingga tampak bergelombang rapi, sleveelessdress berwarna hitam yang sangat pas melilit tubuhnya, serta stiletto heels hitam yang memberikan kesan seksi di mata Marvin.
Mata Marvin kini berpindah untuk memperhatikan wajah Gianna yang dilapisi make up bold. Ngomong-ngomong ini adalah pertama kalinya bagi Marvin melihat paras Gianna dari posisi sedekat ini.
"Cantik juga," gumam Marvin tanpa sadar.
Gianna bergidik ngeri mendengarnya. Melihat betapa santainya pria di hadapannya, Gianna sempat meragukan jika dirinya lah yang salah masuk ke toilet laki-laki. Tapi itu tidak mungkin kan? Jelas-jelas ini adalah toilet wanita dan pria gila inilah yang salah masuk.
But wait.
Tunggu sebentar. Gianna mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan penglihatannya tidak salah. Oh, Gianna sepertinya mengenal pria ini.
"Kak Marvin?"
"Lo kenal gue?"
Tentu saja Gianna mengenalnya. He's hella famous. Bagaimana tidak? Marvin adalah anak dari salah satu keluarga terpandang di tanah air. Pria itu adalah putra bungsu dari keluarga Dimitri.
"Lo ngapain masuk ke toilet cewek?" tanya Gianna sekali lagi. Dia juga mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Memastikan apakah ada orang lain di toilet ini selain ia dan orang yang bernama Marvin ini.
"Nyamperin lo," jawab Marvin dengan enteng.
Ah sepertinya efek mabuk yang Gianna rasakan beberapa waktu semakin bertambah parah, karena kini dia merasa bahwa pendengarannya mulai bermasalah.
Gianna menunjuk pintu keluar. "Mendingan lo buruan keluar deh kak, kalo sampe ketahuan orang nanti lo bisa kena masalah."
Marvin menggeleng seraya terkekeh pelan. "Nggak akan ada yang tau gue ada disini selain lo Gianna."
Gianna mengerutkan keningnya bingung. Pasti kakak tingkatnya ini sedang mabuk berat hingga bicaranya seperti orang yang sedang melantur. Begitu pikirnya.