59. The Day

4K 356 15
                                    

Hari pertama di bulan agustus menjadi hari dimana private trip  yang dilangsungkan selama 3 hari 2 malam oleh Marvin, Gianna, dan teman-temannya secara resmi berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertama di bulan agustus menjadi hari dimana private trip  yang dilangsungkan selama 3 hari 2 malam oleh Marvin, Gianna, dan teman-temannya secara resmi berakhir.

Meski tergolong singkat, Marvin cukup puas bisa menikmati momen yang tak terlupakan bersama Gianna. Selain banyak melakukan aktivitas menyenangkan bersama-sama, Marvin dan Gianna juga semakin dekat bak sepasang kekasih betulan.

Ya, setidaknya itulah yang dirasakan oleh Marvin. Pria itu menganggap jika hubungannya dan Gianna sudah naik satu tingkat walau tanpa ada kata-kata yang terucap.

Semua hanya tergantung sudut pandang dari orang yang bersangkutan bukan?

Keesokan harinya, Marvin menyantap sarapan agak terlambat dari biasanya. Dia baru keluar dari kamar jam 10 pagi dan langsung bergegas menuju ke restoran resort untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Baru suapan ketiga, dia mendengar namanya diteriakkan oleh seseorang.

"MARVINNNN."

Marvin menoleh dan tersenyum kecil ketika melihat ada seorang wanita yang sedang berlari ke arahnya. Ia pun berdiri dan membuka kedua lengannya untuk menyambut wanita itu dengan sebuah pelukan singkat.

"Happy birthday, ganteng. Hadiah dari gue nyusul belakangan gapapa ya."

Marvin tertawa ringan. "Gapapa. Dari taun lalu lo juga paling akhir ngasih hadiahnya."

Jenifer, kekasih kakaknya itu tergelak sambil menarik kursi untuk duduk di depan Marvin. Leenan yang sejak tadi berjalan di belakang Jenifer juga melakukan hal yang sama setelah menepuk punggung adiknya pelan sebagai bentuk sapaan.

Setalah dua orang itu duduk di depannya, Marvin kembali melanjutkan sesi makannya yang sempat tertunda.

"Cewek lo mana?"

"Nggak ada. Lagi keluar jalan-jalan sama temennya."

Jenifer mendesah kecewa. "Yah. Padahal gue mau kenalan."

"Iya, ntar kalo dia balik gue kenalin."

"Btw lo ngundang mantan-mantan lo ya? Tadi gue satu pesawat sama Aira. Terus kalo nggak salah liat, gue juga sempet papasan sama Kezia di lobi."

Marvin menganggukkan kepalanya sekali. "Don't get me wrong. Gue ngundang mereka cuma buat menuh-menuhin kursi aja sebenernya."

"Gila. Nggak kebayang barisan para mantan lo sepanjang apa kalo semuanya dateng," decak Jenifer tidak percaya. Selang beberapa detik kemudian, dia kembali menambahkan, "Cewek lo nggak keberatan?"

"Dia nggak cemburuan kaya lo kali, kak."

"Emang aku orangnya cemburuan, yang?" tanya Jenifer ke pria yang duduk di sebelahnya.

Leenan mendengus. "Kamu ngelarang aku punya sekretatis cewek itu apa kalo bukan karena cemburuan?"

"Wajar lah aku ngelarang, abisnya mantan sekretaris cewek kamu pada ganjen semua. Iya tau sih, kamu ganteng dan banyak duit, tapi cewek mana yang nggak kepikiran kalo tau ada cewek kegatelan keluar masuk ruangan cowoknya sambil pamer tete hah?"

Friends With Benefits [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang