22. Flashback

5K 409 15
                                    

Hari yang Gianna tunggu-tunggu akhirnya tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang Gianna tunggu-tunggu akhirnya tiba. Di pagi hari yang cerah ini dia akan berangkat ke Bandung untuk menemani Haikal menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu saudaranya.

Gianna sendiri memang sudah tidak punya keluarga atau saudara yang tersisa di Kota kelahirannya tersebut. Namun di Kota itu terdapat makam kedua orang tuanya. Sehingga mau tidak mau, ia memberanikan diri kembali ke Bandung untuk sekalian menengok tempat peristirahatan terakhir Ibu dan Ayahnya setelah sekian lama.

Sejak merantau di Jakarta, Gianna selalu enggan saat diajak kembali menginjakkan kakinya di Bandung. Sebab dia tidak memiliki banyak ingatan indah di Kota tempat ia lahirkan dan dibesarkan. Justru kebalikannya, di Kota Kembang itulah ia mendapatkan banyak sekali trauma.

Kejadian lima tahun lalu adalah puncak dari semua kepiluan yang menimpanya. Kejadian yang Gianna yakini tak akan pernah sanggup ia lupakan seumur hidupnya.

Berikut kisah singkatnya:

Gianna yang masih berusia 9 tahun berubah status menjadi anak yatim ketika Ayahnya meninggal karena sebuah kecelakaan kerja di pabrik. Tak lama kemudian, disusul Ibunya yang juga meninggal setelah cukup lama sakit-sakitan.

Sejak saat itu, Bibi dan Pamannya dari pihak Ayah mengajukan diri untuk menjadi wali Gianna dan mengasuhnya. Namun di situlah masalah bermula. Bukan kematian kedua orang tuanya yang menyebabkan Gianna menjalani hidup penuh derita, melainkan karena ulah sang Bibi dan Paman.

Saat itu Gianna kecil tidak mengerti apa-apa. Dia hanya tau jika orang tuanya meninggal secara berurutan dalam keadaan terjerat hutang dalam jumlah besar, sehingga semua harta benda termasuk rumah sederhana yang menjadi tempatnya berlindung dari panas dan hujan pun terpaksa harus dijual.

Gianna kecil kemudian ikut tinggal di kontrakan sepetak milik Bibi dan Pamannya. Hari demi hari berlalu, seiring berjalannya waktu mereka berdua mulai memperlakukan Gianna dengan buruk. Ada kalanya ia disiksa dan tidak diberi makan hanya karena masalah sepele.

Dipukuli dan kelaparan adalah dua hal yang paling sering Gianna alami sejak kematian orang tuanya. Hal itu terus berlangsung hingga usianya menginjak 13 tahun.

Di suatu sore, ketika Gianna pulang dari sekolah, ia mendapati rumah Bibi dan Pamannya hampir kosong melompong. Ditambah lagi Bibi dan Pamannya pergi entah kemana meninggalkannya seorang diri tanpa sepeser pun uang.

Dan yang lebih parah lagi, ada orang-orang yang berpenampilan layaknya preman mengepung rumah tersebut. Mereka menuntut Gianna agar menjadi jaminan dari hutang orang tuanya yang telah meninggal.

Rasanya bagai tersambar petir. Gianna baru tau jika hutang dalam jumlah besar itu tak pernah terbayarkan sedikitpun. Bibi dan Pamannya menjual rumah dan harta benda miliknya bukan untuk melunasi hutang peninggalan orang tuanya, melainkan untuk kepentingan mereka sendiri.

Gianna remaja sangat hancur saat mengetahui fakta bahwa kedua orang dewasa yang masih memiliki hubungan darah dengannya itu telah berbohong, bahkan tega menipunya selama bertahun-tahun.

Friends With Benefits [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang