26. Punishment

13.2K 465 37
                                    

[❗ WARNING ❗]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[❗ WARNING ❗]

Explicit Mature Content🔞
••• Not intended for minors, but if u still decided to read it, please read at your own risk. Be wise everyone! •••

_________________________

Enough to talk about feelings. Persetan dengan perasaan, karena yang terpenting untuk sekarang adalah Marvin harus segera menyalurkan birahinya yang sudah berada di titik tertinggi.

Salahkan Gianna yang telah berani memancingnya. Kini wanita itu harus bertanggung jawab penuh atas apa yang dia perbuat. Marvin pun melepaskan rengkuhannya pada tubuh Gianna. "Turn around and lean on the couch!"

There's no time to move into the bedroom, sehingga Marvin berinisiatif untuk melanjutkan aktivitas panasnya bersama Gianna di sofa ruang kerjanya.

Tidak masalah melakukan sex  di mana saja kan? Selama dengan Gianna, Marvin selalu memiliki ide gila untuk melakukan pergulatan panas di manapun. Baginya, ini hanyalah bagian dari petualangan masa muda.

Sementara Gianna tidak punya kuasa untuk menolak. Although she's too tired for this, but who in this  shit world could resist Marvin? This man is so damn hot.

Hanya saja gerakan lambatnya membuat Marvin hilang kesabaran, sehingga pria itu mendorong tubuhnya dengan paksa. Meski bukan dorongan kasar yang dilakukan untuk niat menyakiti, Gianna tetap bisa merasakan sedikit rasa ngilu ketika kakinya terantuk sofa.

Wanita dengan rambut panjang tergerai itu sedikit meringis ketika Marvin menekan tubuhnya dari belakang. Kedua lengan pria itu melingkar di sisi kanan kiri tubuhnya, bermaksud mengukungnya agar tidak bisa kabur kemana-mana.

Marvin menyingkap rok pendek yang Gianna kenakan dengan penuh urgensi. Dia memberikan tamparan main-main beberapa kali di bokongnya sebelum menyibak celana dalamnya yang berwarna dusty pink  dengan hiasan pita serta renda-renda. That's very cute panties and makes him even more horny.

Gianna bisa merasakan panas menjalar di bagian belakangnya. Ia cukup yakin jika apa yang dilakukan Marvin pasti akan meninggalkan bekas kemerahan di sana. Itu sudah pasti.

Ia menelan ludah kasar dan memejamkan mata sebagai usaha untuk mendapatkan kembali ketenangan. Tetapi ia merasa kesulitan untuk fokus pada apa pun kecuali gerakan lambat jari-jari Marvin di bawah sana.

Kepalanya berputar saat merasakan ada sesuatu yang menyelinap masuk ke dalam bagian sensitifnya. Secara naluriah dia menggeliat dan semakin menunggingkan tubuhnya.

She moaned loudly when Marvin rubben her cunt in circular motion. And then he curled his fingers up and made his fingers like a hook, so he could reach the gspot.

Friends With Benefits [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang