Friends With Benefits [✓]

38. Rumor

Kedekatan Marvin dan Gianna perlahan-lahan mulai terdengar dan menjadi perbincangan panas di antara warga kampus. Entah bagaimana awal mulanya, tapi kini tersebar rumor yang mengatakan bahwa Marvin dan Gianna sedang menjalin hubungan romantis.

Namun tentu saja tak banyak orang yang mempercayai rumor tersebut. Sebagian besar dari mereka berasumsi bahwa itu hanya lah gosip murahan yang sengaja disebar untuk membuat kehebohan.

Kubu para wanita sangat yakin bahwa Marvin yang selama ini mereka kenal adalah pria yang memiliki selera tinggi. Hal itu bisa dilihat dari mantan-mantan pacarnya terdahulu yang hampir semua bukan berasal dari kalangan biasa.

Apalagi mereka semua tau wanita seperti apa Gianna, sehingga mereka sangsi apabila pria sekelas Marvin mau menurunkan standarnya dalam memilih wanita. Itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah masuk di akal.

Sementara kubu para pria memiliki pendapat lain. Dalam sudut pandang mereka, pria manapun termasuk Marvin bisa saja menyukai Gianna karena beberapa alasan yang hanya akan dimengerti oleh sesama pria saja.

Tapi mereka tetap ragu karena kemungkinan tersebut sangat lah kecil. Meskipun secara fisik Gianna memang termasuk salah satu mahasiswi dengan paras paling cantik, tapi imagenya sudah terlanjur buruk di mata publik.

There's no way Marvin will choose Gianna to be his girlfriend when he has hundreds of other beautiful women around him.

Jika dipikirkan menggunakan logika, tentu akan terdengar mustahil apabila pria dari kalangan atas seperti Marvin bersanding dengan wanita biasa-biasa saja seperti Gianna.

Iya, wanita itu selayaknya anak kuliahan normal pada umumnya. Dia berpenampilan sangat sederhana, sehingga orang akan sulit percaya jika dia sedang menjalin hubungan spesial dengan putra bungsu dari salah satu orang terkaya di Indonesia. That sounds impossible right?

Gianna yang kini tengah menghadiri kelas siang masih tak tau menahu mengenai kabar yang sedang berhembus kencang di seluruh area kampus. Dia masih belum mendengar apa-apa mengenai rumor yang melibatkan dia dengan Marvin.

Selang 150 menit kemudian, kelas siang untuk mata kuliah akuntansi manajemen yang ia hadiri akhirnya selesai. Wanita yang duduk di barisan paling depan itu menghela nafas lega setelah dua jam setengah fokus mendengarkan dan memahami materi.

Ketika Dosen sudah keluar kelas, Gianna baru merapikan buku catatannya dan memasukannya ke dalam tas. Begitu pun ketika kini hampir semua temannya sudah beramai-ramai meninggalkan kelas, Gianna masih setia duduk anteng di tempatnya.

Biasanya ia memang selalu menjadi orang terakhir yang keluar kelas. Kecuali jika ia sedang terburu-buru, maka dia tidak akan langsung beranjak pergi ketika kelas masih dalam keadaan ramai.