Tak terasa hari-hari telah berlalu dengan sangat cepat. Begitu pula dengan hubungan pertemanan antara Marvin dan Gianna yang kini sudah mulai naik ke satu tingkat lebih dekat.
Selama lebih dari satu minggu belakangan ini keduanya hampir setiap hari saling bertukar kabar lewat aplikasi chatting. Bahkan beberapa kali Marvin juga mengajak untuk melakukan video call.
Pada dasarnya Marvin adalah pria yang pasif soal komunikasi. Dia tipe yang tidak banyak bicara dan tak suka berbasa-basi, apalagi jika hanya lewat chat atau panggilan. Namun sejak dekat dengan Gianna, pria itu jadi lebih aktif menanyakan kabar atau sekedar memberi kabar bahkan tanpa ditanya sekalipun.
Ya begitulah, typical pria yang sedang gencar-gencarnya PDKT dengan gebetan. Tapi nanti kalau sudah bosan juga akan berhenti dengan sendirinya. Itu hal yang normal bukan?
Sedangkan Gianna sendiri tak terlalu excited menanggapi pendekatan Marvin. Entahlah, Gianna hanya masih merasa bingung karena tiba-tiba saja didekati oleh pria seperti Marvin. Bukannya merasa senang, ia malah merasa jika dirinya didominasi oleh rasa ketakutan.
Bukan takut pada Marvin. Melainkan takut pada orang-orang di sekitarnya. Gianna takut jika orang-orang sampai tau kedekatan mereka. Ia sangat yakin, begitu warga kampus mengetahui jika ia dekat dengan pria tak tersentuh seperti Marvin, sudah pasti ia akan menjadi bahan hujatan lagi.
Entah bagaimana Gianna harus menanggapi cemoohan mereka semua nantinya? Hanya dengan memikirkan kemungkinan buruk tersebut, kepala Gianna rasanya sudah mau pecah.
Gianna masih ingat betul kejadian di tahun lalu ketika ia dekat dengan salah satu pria populer bernama Jauzan, Ketua Umum Mapala di kampusnya. Orang-orang langsung menyerangnya dengan berbagai umpatan. Bahkan kala itu Gianna sampai harus menonaktifkan akun instagramnya.
Apalagi ini Marvin.
Pria itu menduduki kasta tertinggi "most wanted" yang banyak sekali penggemarnya. Belum lagi label sebagai anak salah satu orang terpandang di Indonesia.
Jika orang-orang tau wanita dengan image buruk yang terkenal nakal sepertinya dekat dengan Marvin, itu pasti akan menjadi bencana. Mungkin Gianna harus siap dengan kemungkinan terburuk menerima terror sepanjang hidupnya.
It must be like in hell.
Tapi jika dipikirkan lagi, belum tentu juga Marvin mendekatinya dengan niat seperti yang ia pikirkan. Jauh lebih mungkin jika pria itu hanya sedang bosan dengan hidup normalnya dan memilih untuk bermain-main sebentar dengan wanita bayaran sepertinya. Itu terdengar lebih masuk akal kan?
*****
Gebrakan meja yang menimbulkan suara cukup nyaring membuat Gianna otomatis menjengkit kaget. "Heh lu lagi ngelamunin apa sih?"
Haikal, si pelaku penggebrak meja menatap ke arah Gianna. Sedangkan Gianna mulai kelabakan sendiri, ia panik mencari alasan yang tepat.
"Apa sih? Siapa juga yang ngelamun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits [✓]
FanfictionMarvin dan Gianna memang telah sepakat untuk menjalin hubungan yang cukup rumit tanpa melibatkan perasaan di dalamnya. Namun mereka bisa apa jika takdir malah berkata sebaliknya? ©️zrstly, 2022