56. Holiday

5.6K 422 53
                                    

Tidakkan kalian semua penasaran bagaimana dengan respon Karin ketika Gianna memberitahu temannya itu bahwa ia akan segera pindah ke sebuah apartemen mewah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidakkan kalian semua penasaran bagaimana dengan respon Karin ketika Gianna memberitahu temannya itu bahwa ia akan segera pindah ke sebuah apartemen mewah?

Heboh? Tentu saja.

"Fix kak Marvin pasti beneran udah sesayang itu sama lo, Gi. Sekaya-kayanya dia, mustahil banget dia mau ngeluarin duit miliaran kalo cuma buat main-main," ujar Karin disela-sela kegiatannya mengunyah makanan.

"Gue bingung banget sekarang harus gimana, Rin."

Karin meletakkan sendoknya, kemudian dia fokus menatap Gianna yang duduk tepat di depannya. "Dia masih belom ada nembak lo ya? Maksudnya yang bilang terus terang ngajakin lo pacaran gitu?"

Gianna menggelengkan kepalanya.

"Tapi kalo ngomong suka sama lo udah pernah kan? Pasti udah dong. Masa engga?"

Lagi-lagi Gianna menggeleng. Seingatnya, Marvin tidak pernah mengatakan secara gamblang tentang perasaannya. Tidak pernah barang sekali pun.

"Terus sekarang lo mau gimana?"

"Nggak tau. Gue mau terlalu banyak nuntut masih nggak berani. Tapi di satu sisi sebenernya gue juga pengen dikasih kejelasan. Lo pasti ngerti lah Rin rasanya digantung itu nggak enak banget."

"Gue mirisnya tuh selama kita deket, dia udah ngajakin gue kemana-mana, even  ketemu sama orang tuanya. Lo bayangin keluarga dan temen-temennya pada ngira gue ceweknya. But in reality, gue sama dia cuma sebatas fwb doang," tambah Gianna dengan ekspresi lesu.

Karin ikut merasakan keresahan Gianna akibat hubungan tidak jelasnya dengan Marvin. Sebagai sesama perempuan, dia bisa sepenuhnya memahami posisi serba salah temannya.

"Jangan-jangan alasan dia belom gerak karena lagi nyiapin diri buat langsung ngajak lo serius lagi," celetuknya asal.

"Ya kali?" Gianna memutar matanya jengah mendengar kalimat tidak masuk akal yang baru saja Karin utarakan. Apa dia bilang? Marvin mengajaknya menjalin hubungan serius? Haha. Mimpi saja dan jangan pernah bangun lagi.

"Hehe. Kan siapa tau. Segala kemungkinan itu ada, Gi. Positif thinking aja. Toh udah keliatan kok dari perilakunya selama ini kalo dia suka sama lo. Dari caranya dia cemburu sama Haikal aja udah ngejelasin semuanya."

Ngomong-ngomong soal Haikal, Gianna jadi ingat mengenai percakapannya dengan Marvin beberapa hari yang lalu.

"Jujur ya, gara-gara itu gue jadi ngerasa nggak enak banget sama Haikal. Perasaan dia kira-kira gimana ya?"

"Santai aja kalo sih kata gue. Dia pasti ngerti kok. Tiap ada cowok yang deketin lo kan emang hampir semuanya berujung nggak suka sama dia. Gue yakin Haikal sendiri udah aware  sama masalah ini."

Apa yang diucapkan Karin itu memang benar adanya. Tiap kali Gianna sedang dekat seorang pria, sebagian besar dari mereka pasti keberatan mengenai kedekatannya dengan Haikal. Begitu pula sebaliknya. Tiap kali Haikal dekat dengan seorang wanita, mereka juga pasti akan berakhir memusuhi Gianna.

Friends With Benefits [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang