51. Panic

4.9K 424 54
                                    

Suara notifikasi pesan dari ponsel canggih berwarna putih yang tergeletak di meja samping bathtub tempat Gianna berendam berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara notifikasi pesan dari ponsel canggih berwarna putih yang tergeletak di meja samping bathtub tempat Gianna berendam berbunyi. Wanita yang sedang terpejam itu sontak membuka mata dan segera mengambil ponselnya.

Ada pesan masuk dari Haikal.

WhatsApp (Haikal)

Ada dimana lu?
Penting. Bales cepetan!

Gue lagi nginep di apartnya kak Marvin
Ada penting apa sih tumben?

Nggak jadi deh

Ih kok nggak jadi?
Buruan ada apaaaa?

Gianna mengerurkan kening bingung ketika pesan terakhirnya tidak lagi dibalas oleh Haikal. Padahal pria itu sudah membaca pesannya, tapi sampai beberapa menit berlalu tidak ada tanda-tanda Haikal sedang mengetik.

Ada apa sih?
Gue nggak suka ya kalo lo mau
bilang sesuatu tapi batal di tengah jalan
Jangan bikin gue penasaran pleaseeee🥺

Lu kan lagi sama Marvin
Gua nggak mau ganggu lu berduaan

Ih engga
Gue lagi sendiri
Vc aja yuk biar jelas

Meski Haikal belum mengiyakan, Gianna sudah menekan salah satu tombol di ponselnya untuk memulai panggilan video. Untungnya hanya butuh waktu beberapa detik saja, Haikal langsung mengangkat panggilannya.

"Abis ngapain lu nggak pake baju?" Itu adalah suara pertama yang Gianna dengar begitu ia menjauhkan layar ponselnya hingga memperlihatkan sedikit bagian atas tubuhnya yang tak tertutupi apapun.

Gianna memberenggut kesal karena dia bisa menebak dengan pasti apa yang sedang dipikirkan oleh Haikal tentangnya sekarang. "Nggak usah nuduh aneh-aneh ya. Gue lagi mandi."

"Lu kalo lagi mandi ngapain ngajak vc anjir?"

"Yaudah kalo lo nggak mau liat gue mandi matiin aja."

"Mau lah. Ya kali gue nolak rejeki."

Gianna mencibir ucapan Haikal. Bagaimanapun temannya itu masih seorang pria. Dia tidak jauh berbeda dengan pria-pria lain di luaran sana. Hanya saja, Gianna berani bertaruh jika Haikal jauh lebih baik daripada kebanyakan pria yang ia kenal.

"Lu nggak apa-apa vc sama gua gini?" tanya Haikal sambil memicingkan matanya. Dia ingin melihat penampilan telanjang Gianna yang setengah basah agar lebih jelas.

"Maksudnya?"

"Kalo Marvin tau gimana? Gua nggak mau nanti elu yang kena marah," tanya Haikal lagi.

Gianna menggeleng dan meyakinkan temannya bahwa kali ini dia tidak akan terkena masalah seperti yang ia alami terakhir kali. "Gapapa. Orangnya lagi nggak ada."

Friends With Benefits [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang