"Gua udah ganteng belom? Eh nggak usah dijawab deh, gua udah tau lu mau jawab apa. Pasti lu terpesona sampe speechless liat kegantengan gue kan?"
Kalian tau apa yang ingin Gianna lakukan sekarang? Ya, apalagi kalau bukan melemparkan salah satu heelsnya ke kepala Haikal. Pria itu memang selalu menjadi juara 1 kategori orang paling annoying di hidup Gianna.
Wanita itu menghembuskan nafas berkali-kali untuk meredamkan emosinya. Dia sudah berdandan selama lebih dari setengah jam, jadi dia tidak ingin aura cantiknya luntur gara-gara menanggapi Haikal.
Untuk menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu saudara Haikal yang juga cukup dekat juga dengannya dulu, Gianna memilih untuk mengenakan midi sheath dress sleveless berwarna navy sesuai dengan dress code yang telah ditentukan. Untuk alas kaki ia mengenakan transparent pointly toe clear strap heels setinggi 10 cm, sementara rambut lurusnya hanya diikat rendah dengan tatanan rapi.
"Kok lu cakep banget sih Gi?" ujar Haikal seraya mencolek dagu Gianna. Tanggapannya agak diluar dugaan, karena untuk pertama kalinya wanita itu membalas godaan Haikal dengan kalimat narsis. "Itu mah dari lahir kali. Kemana aja lo?"
"Tapi apa gunanya cakep kalo jomblo?"
"Kaya sendirinya nggak jomblo aja."
"Gua single. Beda."
"Halah. Bilang aja nggak ada cewek yang mau sama lo. Makanya jadi cowok tuh jangan freak, cewek-cewek pada ilfeel kan akhirnya."
"Sembarangan ye lu kalo ngomong. Padahal gua emang lagi ada di fase males jalin komitmen sama cewek."
"Ah yang bener? Bukannya lo lagi deket sama Sonya?"
"Kaga. Dia aja kali yang ngebet pengen deket sama gua, kalo gua pribadi sih nggak ngerasa gitu."
"Dih, sok ganteng banget."
"Emang gua ganteng. Ape lu?" Haikal mengangkat dagunya seperti sedang menantang pertengkaran. Dari lagaknya saja sudah songong sekali bukan?
"Lo beneran nggak lagi deket sama Sonya?"
"Kaga buset. Cewek bule kaya dia bukan tipe gua banget. Ya lu tau sendiri lah, kan gua goblok bahasa inggris."
Gianna terbahak mendengarnya. Ah benar juga. Takutnya Haikal tidak nyambung jika berpacaran dengan cewek bule. Namun kini Gianna jadi semakin penasaran dengan tipe cewek idaman sahabatnya itu seperti apa. "Terus tipe lo yang kaya gimana emang?"
Haikal terdiam. Pertanyaan spontan itu hanya memunculkan satu nama di kepalanya. Nama yang tidak akan bisa ia sebut sampai kapan pun demi kebaikan bersama. Dia tidak ingin mengambil resiko, karena taruhannya adalah persahabatan mereka bisa saja hancur jika ia mengungkapkan isi hatinya.
Selama beberapa menit, ruangan itu diselimuti keheningan karena Haikal tak kunjung memberi jawaban, sementara Gianna masih setia menunggu jawaban. Untung saja tak berselang lama, Kaila keluar dari kamarnya dan menghampiri mereka berdua yang kini duduk di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits [✓]
FanfictionMarvin dan Gianna memang telah sepakat untuk menjalin hubungan yang cukup rumit tanpa melibatkan perasaan di dalamnya. Namun mereka bisa apa jika takdir malah berkata sebaliknya? ©️zrstly, 2022