Kolaborasi by: tin_lovatin (Romance) & Zia_Faradina (Historical Fiction)
Xuan menyapu pandangannya, mencari-cari seekor rusa yang tadi menjadi incarannya. Angin kencang tak pernah berhenti di sepanjang minggu ini. Walau cerita mengerikan tentang Moon Daji sudah menyebar hingga ke desanya, tetapi Xuan hanya seorang pemuda 18 tahun yang lebih peduli dengan perut yang lapar daripada cerita-cerita konyol.
Dalam seminggu ini, bulan purnama yang menggantung di langit desa, tampak lebih dekat dari biasanya. Kata beberapa tetua yang Xuan temui, Moon Daji sedang marah karena salah seorang dewinya tak kembali ke istana.
Tiba-tiba Xuan membatalkan niatnya untuk meraih anak panah dari tabung di punggung tatkala matanya tiba-tiba tertuju pada sebuah selendang berwarna putih yang terbang dan mendarat di bawah sepatu bot yang dikenakannya. Tampaknya selendang itu terbawa oleh angin. Xuan meraih selendang itu dengan dahi berkerut. Wangi yang berembus dari selendang langsung menggelitik hidung.
Selendang siapa ini? Pikir Xuan.
“Kembalikan selendangku!” Terdengar suara keras seorang perempuan dari balik punggung Xuan.
Xuan langsung meraih anak panah berbulu angsa. Ia memutar badan dengan cepat dan mengarahkan panah ke sumber suara. Mata Xuan tiba-tiba membelalak kaget menemukan sosok rupawan di hadapannya.
"Hou Yi?"
Gadis bersurai hitam dengan mahkota di kepala, berbinar wajahnya melihat pemuda gagah dengan busur panah di punggungnya.
"Aku Xuan bukan Hou Yi," bantah pemuda itu dengan keras.
"Kamu Hou Yi! Akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama berpisah."
Xuan bertambah heran dengan apa yang barusan dia alami. Pemuda itu tak merasa mengenal gadis rupawan yang kecantikannya serupa bulan purnama.
Chang'e mendekati Xuan, lalu mengambil selendang putih dari tangannya. Matanya menatap lembut bola mata yang bersorot tajam.
"Apa kau melupakanku, Hou Yi? Dulu kita adalah pasangan suami istri. Kau pemanah ulung yang berhasil memanah jatuh 9 matahari untuk menyelamatkan seluruh manusia di bumi."
"Kau salah orang. Aku tak sehebat itu. Memanah seekor rusa saja dari tadi meleset. Bagaimana mungkin memanah matahari?" Xuan menggelengkan kepala. Lalu bergegas pergi meninggalkan gadis itu sendirian di hutan.
"Tunggu, Hou Yi! Kau harus menyelamatkanku dari kutukan Moon Daji."
Pemuda itu menghentikan langkahnya setelah mendengar nama itu, sosok mengerikan yang hampir seminggu ini ramai dibicarakan warga desa.
"Jadi ... kau Dewi yang dicari Moon Daji?" Xuan membelalak kaget. "Pulanglah! Sebelum bencana dahsyat menyerang desaku."
Chang'e terus mengiba, memohon-mohon diselamatkan nyawanya. Membuat Xuan kebingungan harus berbuat apa.
"Moon Daji bukan tandinganku. Aku tak bisa membawamu bersamaku."
Xuan terus menolak memberi perlindungan pada Chang'e. Dia tak mau menjadi korban dari kebengisan Moon Daji yang bisa membunuh siapa pun hanya dengan sekedipan mata. Meruntuhkan tubuh yang tegap menjadi serpihan tulang belulang dan mengubah wajah rupawan menjadi buruk rupa.
"Buat apa kau takut, Hou Yi? Kemampuanmu melebihi Moon Daji. Apa kau lupa? Feng Meng adalah muridmu yang berniat merampas ramuan keabadian. Dia yang memisahkan kita," lirih Chang'e lemas.
"Jangan mengada-ada. Siapa pun tahu, Moon Daji adalah orang terkuat di bumi."
Xuan benar-benar melupakan kisah hidupnya. Membuat Chang'e harus menggunakan selendang putihnya untuk mengeluarkan kitab yang lama disimpannya. Itu artinya sebentar lagi Moon Daji mengetahui keberadaannya.
"Bacalah!" Xuan menerima kitab itu dan membaca Festival Musim Gugur orang bersembahyang kepada Dewi Bulan.
Chang'e terisak karena waktunya hanya sebentar lagi bisa bersama Xuan. Gadis itu segera melesat pergi terbang tinggi ke langit dan terhenti di bulan. Dia kembali hidup abadi di sana.
Sementara Xuan yang baru menyadari jika itu adalah Chang'e hanya bisa terdiam. Dia sudah kehilangan kesempatan untuk bisa kembali bersama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBK (Ujian Nulis Bersama Kawan)
Short StoryHasil uji kemampuan gen 6 setelah enam bulan belajar bersama di WGAVerse. Genre apa yang akan diujikan?