Murid Spesial

9 1 0
                                    

Kolaborasi by: _Shalsafira_ (Fantasy) & William_Most (HTM)

Apakah kamu percaya hantu? Atau mahluk supernatural? Jika kau bertanya balik pada Vee, dengan tegas dia menjawab tidak. Namun sebuah kejadian membuatnya berpikir keras, bertanya-tanya tak percaya. Rumor beredar ramai di kalangan anak-anak pecinta cerita horor sekolah. Apa yang terjadi setelah jam 5 sore? Kenapa tidak ada yang boleh berada di sekolah usai jam 5 sore berlangsung? Alasan masuk akalnya karena itu peraturan sekolah atau karena hari sudah larut dan berbahaya karena tidak ada pengawasan, tetapi sebuah video yang direkam oleh Dylan dan Luca membuat heboh seantero sekolah. Pasalnya penampakan seorang gadis berpakaian sekolah lusuh dengan rembut acak-acakan terbang dan mengejar keduanya. Konon itu adalah murid spesial.

"Ayolah, Vee, hanya sekali saja, apakah kau tidak penasaran?" Sejak tadi Jean memohon-mohon pada Vee untuk menemaninya sepulang sekolah ini, membuat vlog horor untuk dibagikan ke komunitas pencinta cerita horor sekolah.

Vee sekali lagi melambaikan tangan tidak tertarik, ia tidak mau dipaksa begitu.

"Kau takut ya?" Jean mengejek Vee.

Tak ingin diremehkan oleh Jean, Vee menuruti permintaan teman sebangkunya itu. Sepulang sekolah mereka bersembunyi di gudang hingga jam menunjukan pukul 17: 30. Keduanya berjalan mengendap-endap keluar. Setelah dirasa aman, Vee mengeluarkan kamera beserta perlengkapan vlogger.

"Hello, Guys! Aku Jean dan ini temanku, Vee—say hi! Hari ini kita akan berkeliling sekolah, mencari si murid spesial!"

Saat Jean asyik mengoceh, Vee merasakan tanah tiba-tiba bergetar. Tahu-tahu, hari sudah siang. Sinar mentari mencorong begitu kuat hingga tanah serta rumput seolah-olah menguning kala memantulkan cahaya. Seluruh pemandangan menjadi amat silau sehingga tiada tempat untuk sejenak berteduh. Ini masih di sekolah, tetapi segalanya tidak familier.

Vee berjalan menyusuri lorong. Tas yang dibawa bergemerisik ketika dia melangkah cukup tergesa. Rok panjang yang dia kenakan terkena debu akibat pijakan kuat juga gesekan cepat antara sepatu dan tanah.

"Apa yang terjadi ... ?"

Pikirannya tanpa henti berkecamuk di dalam kepala, tidak memberi peluang untuk memikirkan hal lain yang sekiranya penting saat itu.

"Aku harus menemukan Jean sekarang ... !"

Keringat bercucuran dari dahi dan kulit kepala, membasahi rambut hitam panjang. Dari lengannya pula, membentuk bulir-bulir. Begitu pun dari punggung, membasahi bagian belakang baju yang dikenakan.

Napas gadis itu memburu, dadanya naik turun tak keruan. Kini mulut Vee ikut menghirup dan mengembus udara pula.

Vee berlari. Dia tunggang-langgang menyusuri sekolah, tanpa jurusan dan tak kenal lelah. Lorong-lorong membuat lengar, seakan ansietas memenuhi kepala.

Tempat itu macam labirin, begitu membingungkan dan bercabang-cabang. Vee berkelok ke kanan, berbelok ke kiri, asal memilih cabang tatkala menjumpai persimpangan. Dia terus-menerus berlari sampai memutar arah, meski tidak tahu mau menuju mana.

"Apa itu? ada sesuatu ... !"

Satu persona terefleksikan oleh kornea. Manik netra mengekor arah geraknya si bayangan hitam.

Vee berhenti sejenang, mengatur pernapasan tersengal-sengal. Di depan kantor kepala sekolah, di situ Jean tak sadarkan diri, diculik sesosok wanita tanpa wajah.

"Kamu! Apa yang kamu lakukan pada temanku!" teriak Vee.

"Apa maksudmu? Dia ini murid spesial."

"Apa?" Vee terbelalak.

"Aku akan membawa murid spesial ini untuk kujadikan penerusku. Aku pergi dulu."

"Jangan culik Jean!" Vee berlari.

"Ini bukan penculikan jika dia mati."

UNBK (Ujian Nulis Bersama Kawan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang