Who is the Killer?

13 0 0
                                    

Kolaborasi by: PatriciaAnggi (Science Fiction) & A_Ogies (Romance)

“Kalau dipikir-pikir, manusia kloning yang baru saja diadopsi Mr. Edward cantik juga.” Ethan membuka suara setelah beberapa menit terjadi keheningan di mobil.

“Oh, ya? Tapi tetap saja dia hanya manusia kloning, tidak akan bisa sesempurna kita yang terlahir murni dari rahim seorang ibu,” ujar John, pemuda berambut pirang yang duduk di kursi penumpang depan.

Di tahun 2095, manusia murni yang terlahir dari rahim seorang wanita, dianggap manusia sempurna di samping banyaknya manusia kloning. Manusia kloning setiap setahun sekali akan diseleksi, jika bertahan akan tetap hidup, jika tidak bertahan, maka akan dimusnahkan oleh pemerintah. Manusia kloning diciptakan, tapi juga didiskriminasi. Betapa buruknya pemerintahan ini.

“Tapi, akhir-akhir ini di kompleks kita banyak manusia kloning yang hilang bukan, sih? Dalam sebulan terakhir saja, ada 5 orang yang menghilang, ke 5-5 nya adalah manusia kloning yang telah terdaftar. Berita terbaru, ada 2 mayat yang ditemukan, dan itu berasal dari mereka yang sebelumnya menghilang. Sebenarnya, ada apa ini? Apakah pemerintah membunuh mereka secara diam-diam?” tanya John.
Tak ada jawaban dari Ethan. Keduanya membisu selama perjalanan hingga hampir dekat ke kampus.

“Hei, John. Mau dengar rahasia?” perkataan Ethan menghentikan gerakan John yang hendak membuka pintu.

“Apa?”

Ethan tersenyum miring, “Sebenarnya, akulah pembunuh manusia-manusia kloning itu.”

***

John tertawa sembari menggeleng. "Ada-ada saja kau ini. Seperti biasa, lucuanmu memang tidak pernah lucu."

Ethan menanggapi dengan terkekeh. Dia memang tidak ada bakat untuk melucu, tapi dia sekarang tidak ada niat membuat John tertawa.

Selesai perkuliahan, Ethan mengantar John, lalu pulang ke rumah. Saat ini langit menyinarkan warna kemerahan. Sebentar lagi gelap dan Ethan pun bergegas ke ruang bawah tanah.

Selangkah memasuki ruang bercahaya kuning itu, bau amis menyengat menusuk hidung. Ruangan berdinding semen tanpa cat, sebagian bercorak merah tak beraturan bekas cipratan.

Sudah lima hari berturut-turut Ethan berkunjung ke ruang bawah tanahnya sembari membawa nampan berisi sepotong roti dan air putih. Dia beranjak ke depan jeruji besi yang sangat minim cahaya. Tidak ada suara apa pun, tetapi Ethan dapat melihat sorot mata ketakutan dari seseorang di pojok ruangan.

"Kenapa kau tak melawanku dan tidak memohon untuk dilepaskan?"

Ternyata di sana seorang wanita tengah meringkuk ketakutan. Namun, dia mampu untuk bertanya. "Kenapa kau lakukan itu pada kami?"

Ethan diam sesaat. Mungkin tak apa dia memberitahukannya.

"Karena kau mabuk," jawab Ethan singkat.

"Aku lari dari rumah tuanku setelah dicecoki minuman. Pasti dia ingin aku memuaskannya."

Ethan terdiam mendengarnya. Wanita itu adalah korban dari hawa nafsu manusia murni.

"Ibuku meninggal ditabrak mobil oleh kloningan yang sedang mabuk." Ethan tidak tahu kenapa dia mengatakan hal itu.

Wanita itu tertegun. "Sepertinya aku tau kenapa kau melakukan ini."

Percakapan mereka berakhir sampai di situ. Keesokannya lagi Ethan datang dengan membawa nampan yang berisi sama dengan yang sebelum-sebelumnya.

Semakin lama, Ethan merasa wanita itu mengerti dirinya. Bertukar cerita, mengerti perasaan satu sama. Senyuman yang kerapkali mennyambut Ethan setiap mereka bertemu membuat hatinya menghangat.

Entah sejak kapan Ethan merasakan degupan jantungnya berbeda saat didekat Grace. Ya, namanya Grace.

"Apa kau berjanji tidak akan lari dariku atau melaporkan kasus penculikan?"

Ethan merasa senang melihat Grace mengangguk. Setelah dua bulan menyekapnya di ruang bawah tanah dan melihat tidak ada laporan orang hilang, akhirnya Ethan memutuskan untuk hidup bersama Grace.

Hari suram Ethan setelah kematian ibundanya enam bulan lalu pun berakhir. Kini dia mendapatkan sosok baru yang menjadi tempatnya untuk pulang. Tidak ada lagi penculikan dan tidak ada lagi keinginan untuk membunuh.

Saat ini Ethan kembali berada di mobil bersama John. Mereka menuju rumah John sepulangnya dari kampus.

Lelaki pirang itu menggulir layar handphone-nya. "Ada kasus kecelakaan."

Ethan tidak peduli dan fokus melihat jalanan.

"Manusia kloningan. Namanya Grace, tertabrak oleh manusia murni yang sedang mabuk."

"APA?!"

UNBK (Ujian Nulis Bersama Kawan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang