Tanpa Nama

3 0 0
                                    

Kolaborasi by: ohnurfaa_ (Fantasy) & sid_safta (Historical Fiction)

"Apa kau tahu? Penyihir terkuat 'tanpa nama' yang sangat ditakutkan itu beneran ada di sini."

Kuputar mataku lelah mendengar pernyataan yang sudah berulang kali dikatakan oleh orang-orang hari ini. Disebabkan oleh cerita populer yang mengatakan bahwa salah seorang pernah melihat penyihir terkuat dengan julukan tanpa nama itu menampakkan dirinya di hadapan siswa akademi. Tepatnya di kelas ramuan, ruangan yang sedang aku duduki ini.

"Cerita tentang adanya 'tanpa nama' itu bisa saja dikarang oleh seseorang. Lagipula, penyihir itu sudah lama berada di dalam tahanan bawah tanah."

Tahanan bawah tanah bukanlah jeruji besi yang mudah ditembus. Tentu tidak akan mudah tiba-tiba penyihir yang ditakuti oleh dunia keluar begitu saja. Aku percaya bahwa itu hanya akal-akalan seseorang saja untuk menyebarkan rumor.

"Floria! Penyihir tanpa nama itu bisa saja sudah mati di sana. Bagaimana kalau ternyata yang datang arwah dari penyihir itu?! Bukankah lebih menakutkan."

Aku mendengus sambil mencoba menghafal beberapa rumus ramuan yang tercetak pada lembaran-lembaran kuning yang sedikit usang. Menghindari omong kosong teman sebangkuku yang semakin menjadi-jadi.

"Kalau dihitung, sudah ada seratus tahun lebih penyihir itu berada dalam tahanan. Kalau kurungan itu susah ditembus, tapi arwah tinggal menabrak tubuhnya pada tembok untuk keluar."

Ocehannya terdengar jelas di pendengaranku. Otakku pun ikut berputar tak bisa menampik perkataannya. Dengan cepat kututup buku yang ada di hadapanku dan bersiap untuk mengakhiri kelas ramuan pada hari ini.

Rasanya hari ini sangat berat, langkah kakiku pun ikut melambat walaupun ingin berjalan lebih cepat. Perasaanku rasanya tidak enak, seperti ada yang mengawasi dari jauh. Kuayunkan tongkat sihir yang selalu aku bawa ke arah belakang. Namun, tidak ada siapa-siapa. Semakin meningkatkan rasa waspadaku setiap melewati lorong-lorong yang terkesan dingin.

Segera saja aku langkahkan kaki menuju ke asrama
Karena semakin lama, bayangan yang mengikuti itu seakan makin dekat.

Sialnya! Saat berlari, aku malah terjayuh dan tongkat sihirku terlemlpar hampir satu meter di depanku.

Perlahan aku mencoba berdiri dan membersihkan terlebih dulu baju dan lututku yang sedikit tergores lantai. Baru saja akan melangkah, desisan panjang nan lirih itu terdengar dari belakang.

Ingin menoleh, tapi rasanya leherku begitu kaku. Lidahku kelu, dan lagi-lagi aku mengumpat dalam hati, karena kini kakiku juga seakan dipaku kuat di lantai karena tak bisa digerakkan.

_Jangan takut, jangan takut, menolehlah! Tidak akan ada apa-apa yang terjadi._ Bisikku pada diri sendiri.

Dengan sekuat tenaga, aku segera menolehkan kepala ke belakang, sontak aku memundurkan langkah ke belakang dan memekik.

"Drew! Kukira kau penyihir tanpa nama itu!" seruku

Namun Drew hanya terkekeh dan malah kini mendekat padaku dan sedikit membungkukkan badannya. "Sorry," ucapnya dan diakhir dengan kecupan tipis di dahi yang membuatku membeku sektika.

UNBK (Ujian Nulis Bersama Kawan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang