At That Night

22 2 2
                                    

Kolaborasi by: jhounebam (Teenfict) & chieszstory (Fantasy)

Selama lima belas tahun kehidupan Julio, sebuah perasaan asing tiba-tiba muncul dalam dirinya. Rasa yang kadang membawanya seperti pergi ke taman bunga, atau bahkan seperti terjebak di dalam labirin tak berujung.

Ia satu kelas dengan Julio. Hal itu membuat Julio semakin gugup ketika berbicara dengannya. Saat ia ketahuan memperhatikan perempuan itu dari jauh saja sudah membuatnya kelabakan. Belum lagi jika ia mengajak Julio berbicara, bercanda, dan bahkan mengerjakan tugas kelompok bersama. Rasanya seperti melayang di udara.

Julio mulai menjalani hari-hari di sekolahnya dengan lebih semangat. Jika biasanya ia selalu kembali tidur setelah mematikan bunyi alarm untuk yang ketiga kali, ia berubah menjadi murid yang selalu datang paling awal. Hidup di sebuah tempat kos membuatnya harus selalu memasang tiga sampai lima alarm agar tidak terlambat bangun. Ia juga mulai berpakaian dengan lebih rapi. Perempuan itu benar-benar telah mengubah Julio.

“Baik, sekian materi hari ini. Selamat siang.” Julio langsung tersadar dari lamunannya karena suara lantang Bu Tiara.

Setelah bel pulang berbunyi, semua murid langsung berhamburan keluar kelas.

“Hai, Julio! Mau melanjutkan tugas kelompok kita?” Ruby, perempuan yang selalu memenuhi pikiran Julio itu bertanya. Ia berjalan menuju meja Julio.

“Oh, ya! Tugas kita belum selesai, ya..” balas Julio diiringi dengan tawa garing, “tapi bukankah tenggat waktunya  masih dua minggu lagi?” sambung Julio.

“Iya, sih..”

“Kalau begitu bagaimana kita kerjakan besok saja? Hari ini.. ehm…”

“Kau ada janji?” Ruby kebingungan melihat Julio yang berbicara patah-patah.

“Hari ini.. ulang tahunku. Aku ingin mengajakmu makan malam di restoran. Apakah kau mau?”

Rencana itu sudah Julio siapkan dari beberapa bulan yang lalu. Akhirnya datang juga hari yang tepat untuk mengatakannya.

“Benarkah? Selamat ulang tahun!” ucap Ruby dengan senyum termanis yang pernah Julio lihat.

“Jadi, apakah kau mau?”

“Tentu saja! Kau juga mengajak yang lain?” Ruby terlihat antusias.

“Tidak, hanya kau.. saja.” Julio dengan sedikit memelankan suaranya. Raut wajah Ruby yang sedikit terkejut langsung terlihat oleh Julio.

“Oh.. Oke! Tidak masalah,” jawab Ruby yang langsung membuat Julio tersenyum sumringah.

“Kalau begitu, aku tunggu di restoran steak yang ada di Seashore Road, ya.”

***

“Wahh! Steak nya enak sekali!” komentar Ruby setelah melahap satu potong steak tenderloin medium well yang ia pesan.

Julio tersenyum saat mendengar komentar Ruby. Di depannya, seorang perempuan yang ia sukai, duduk dengan anggun mengenakan dress putih, menyantap steak berdua dengannya. Sepertinya Julio telah memilih lokasi tempat duduk yang tepat, yakni di luar menghadap langsung ke arah pantai.

Ini seperti bukan kenyataan. Namun saat mengingat bahwa ia mengambil separuh tabungannya hanya untuk malam ini, Julio tersadar kembali pada rencana yang sudah ia susun.

Setelah makanan mereka habis, Julio menyiapkan diri untuk mengatakan sesuatu.

“Ehm.. Ruby..”

Tiba-tiba terdengar suara wanita yang terkejut dari dalam restoran. Julio refleks menoleh ke asal suara. Dengan jelas Julio bisa melihat wanita itu karena area dalam dan luar dibatasi oleh pintu kaca. Ia memperhatikan orang yang duduk di depan wanita itu.

UNBK (Ujian Nulis Bersama Kawan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang