Heartbeat At 764 Feet

8 1 0
                                    

Kolaborasi by: @HlriudiumSeagull (Romance) & ohnurfaa_ (Fantasy)

Sonya lagi-lagi menatap Markus. Pria itu tampak tenang saat semua peralatan dipasangkan pada tubuhnya.

"Kamu yakin?" Tanya Sonya untuk ke-10 kalinya.

Markus mengangkat satu alis, membuat ketampanan pria itu tampak berlipat ganda di mata Sonya.

"Asal kamu nggak ingkar janji, akan kulakukan." Sahutnya santai.

Sonya mendesah dengah wajah panik. Ia hanya bercanda saat menantang Markus melakukan bungee jumping dengan embel-embel akan mengabulkan satu permintaan pria itu ketika mereka berjalan di Pusat Konvensi dan Hiburan Macau Tower, Tiongkok, China tersebut.

Pacarnya yang hampir mendekati kata sempurna ini, dengan gila menyanggupi hal itu.

Bagaimana Sonya tidak terkejut sekaligus khawatir, disaat ia tahu bahwa ketakutan terbesar Markus adalah _ketinggian_ ?!

"Aku siap. Kamu siap?"

Markus mengulurkan tangannya, dengan pasrah Sonya meraih tanpa memberi jawaban dari pertanyaan tadi.

"Astaga, jangan-jangan kamu nih, yang takut?"

"Kamu liat nggak, aku khawatirin siapa sekarang?" Ucap Sonya bete.

"Ih, pacar siapa sih, yang gemesin nggak kenal takut ini?" Markus menangkup wajah pacarnya dengan ekspresi gemas yang tampak lucu dimata Sonya.

Seketika Markus terdiam, senyumnya juga ikut menghilang.

"Kenapa?" Tanya Sonya.

"Nggak bisa, aku udah nggak bisa lagi nunggu sampe kamu lulus S2 disini. Aku udah nggak sanggup LDR lagi."

"Hah? Maksut kamu?"

Markus tidak menjawab melainkan menarik gadis yang tampak kebingungan itu ke posisi ujung lompatan.

"_Jika aku memeluknya saat melompat, apa posisi itu berbahaya untuk kami_?" Tanya Markus kepada operator Bungee Jumping menggunakan bahasa tionghoa standar.

Sonya hampir tertawa mendengar hal itu.

"_Tidak masalah. Kau bisa melakukannya, Tuan_. Dalam hitungan ke-5, kalian bisa melompat."

Balasan sang operator membuat Markus mengacungi jempol padanya.

Sonya menyeringai. "Kalau kamu takut ketahuan menjerit, kamu boleh sembunyi dalam pelukanku kok, hehehe."

Markus hanya mendengus mendengar hal itu.

Mereka mengambil posisi berpelukan dan memastikan posisi tersebut sudah pas. Saat operator mulai menghitung. Markus berbisik ditelinga Sonya.

"Aku mengambil peluang dengan imbalan rasa takutku, demi satu permintaan tanpa penolakan itu. Disini, aku bakalan bilang ke kamu, apa permintaanku."

Sonya mendongak menatap wajah Markus yang dekat sekali. Ada sebuah ketegasan yang tertangkap dari dalam suara dan matanya.

Hitungan terakhir dari suara operator, membuat Markus memeluk tubuh Sonya lebih erat, sebelum pria itu menjatuhkan tubuh mereka dari ketinggian 764 kaki.

"AYO. KITA. NIKAH!"

Suara keras Markus tiba-tiba membahana keras, membuat detak jantung Sonya menggila karena ucapannya!

Sesaat ia terbungkam mencerna semua ucapan kekasihnya dengan jantung yang ingin mencuat. Sudut bibirnya terlihat bergetar ingin mengembang dengan sempurna. Tapi, masih banyak rahasia yang tidak bisa ia ungkapkan pada Markus.

Sonya tak berkata apapun sampai bungee jumping yang mereka naiki selesai. Markus mengusap keringat dinginnya karena menahan rasa takutnya itu. Langkah kecil Sonya mendekat ke arah Markus. Laki-laki itu terlihat gugup juga begitu bersemangat.

"Markus-"

Belum sempat Sonya melanjutkan kalimatnya, Markus segera menggenggam kedua tangan milik Sonya dengan lembut. "Kau mau kan?" tanyanya dengan penuh keyakinan melupakan semua ketakutannya tadi.

Sonya membalas genggamam tangan milik Markus, menutup matanya dengan erat. Tiba-tiba cahaya putih menyelimuti tubuh mereka secara perlahan hingga membuat pandangan Markus silau penuh sinar.

Kekasih Sonya itu terkejut melihat penampakan sekitarnya yang berbeda. Seperti berada dalam dasar laut yang luas tapi mereka tidak basah atau tersentuh air sedikitpun.

"Markus, ada beberapa hal yang harus aku katakan sebelumnya. Aku bukan sepenuhnya manusia. Asalku dari sini."

Markus hanya menyaksikan Sonya dalam suasana yang tidak bisa ia artikan. Bingung, tidak tahu harus merespon apa dari perkataan ambigu gadisnya. Sedang Sonya menarik lengan bajunya yang selalu menutupi tangan gadis itu.

"Kau bisa lihat ini kan, angka 10 yang menyatakan bahwa aku hanya berada di sini tinggal 10 hari lagi."

Laki-laki itu tertawa menutupi kebingungannya. Ia menarik lengan Sonya guna memperhatikan apa yang dikatakan gadis itu dan berharap Sonya hanya berkata omong kosong. Namun, lengannya benar-benar tertulis angka 10 dengan tinta merah.

"Sebenarnya maksudnya apa?"

Sonya mendekat, memeluk erat tubuh kekasihnya. Menghirup aroma parfum yang menjadi salah satu daya tarik laki-laki itu.

"Aku sudah berada di sini selama 3.640 hari, setelah sepuluh tahun aku harus pulang. Aku sangat mencintaimu, Markus. Aku bahagia dengan pernyataanmu yang sangat mendebarkan itu. Tapi, aku bukan manusia seutuhnya. Aku-"

Gadis itu menahan nafas sesaat kemudian melepaskan pelukannya. Menatap mata hazel milik Markus sangat dalam. "Aku bangsa Siren."

Lagi, lelaki itu tertawa mendengar candaan milik Sonya. Namun, matanya menangis mengikuti kata hati Markus yang sangat pedih. Bagaimanapun, ia sangat mencintai gadis itu. Tapi, alasan Sonya sangat tidak masuk akal.

"Aku sangat mencintaimu. Aku juga ingin menikah denganmu," kata gadis itu diakhiri pelukan yang sangat erat. Tidak sanggup menyaksikan wajah kekasihnya begitu lama.

UNBK (Ujian Nulis Bersama Kawan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang