Kolaborasi by: _Shalsafira_ (Fantasy) & allth_ (Fantasy)
Ellen sedang bermalas-malasan di atas ranjangnya, membaca buku sejarah padahal ia membenci mata pelajaran sejarah karena memusingkan. Namun hal tersebut terpaksa ia lakukan demi keberhasilan ujian besok. Adik kecilnya Lucy berada di balkon kamar Ellen, berharap Petter Pan akan datang menjemputnya seperti Wendy. Ellen menutup buku Sejarahnya dan menghampiri Lucy di Balkon, ikut menikmati pemandangan malam kota London.
"Besok kau sekolah kan?" tanyanya.
Lucy mengangguk samar masih asik bermain dengan lamunannya. "Hei dik dengar! Peter Pan itu fiksi cepat pergi tidur atau Ibu akan mengomeliku gara-gara kau!" gertak Ellen membuat gadis berambut ikal itu merinding. Lucy menatap sini Ellen dan bergegas masuk, pergi ke kamarnya. Ellen menutup pintu Balkon erat. Gadis bersurai pirang itu kembali fokus pada buku sejarah yang dibacanya hingga tak sadar terlelap dan melupakan semuanya.
Mendadak Ellen terbangun, ketika bunyi nyaring alaram ambulan berdenging di telinganya, tetapi itu bukan bunyi Alaram, melainkan suara Alaram perang. Ellen segera terlonjak bangun. Anehnya dia bangun bukan di kamarnya lagi melainkan panti asuhan. Para pengasuh berlarian ke setiap kamar anak-anak menyurh mereka untuk berlindung di bunker pertahanan. Ellen berlari kencang semntara itu bom yang dijatuhkan dari pesawat membombardir kota. Mungkinkah ia terbangun ketika pertempuran Britania?
Ellen menghentikan langkahnya dan memberhentikan seorang anak kecil laki-laki yang berusia sekitar delapan tahun. "Hey boy! sekarang tahun berapa?" tanyanya.
"1940," jawab sang anak dengan tergesa-gesa dan segera melanjutkan larinya. Benar, ia berada pada masa pertempuran Britania beberapa tahun silam.
Ellen melanjutkan larinya dengan batin penuh tanda tanya. Kenapa dirinya berada disini saat ini? yang ia ingat terakhir kali dirinya tengah berada di kamarnya.
Setelah sampai di banker pertahanan, nampak didalamnya penuh oleh beberapa anak panti yang sama dengannya. Mereka semua menunjukkan ekspresi wajah ketakutan dan tubuh bergetar. Tak lama, bumi bergetar suara bom menggelegar untuk kedua kalinya. Para anak panti saling memeluk satu sama lain, menyalurkan ketakutan mereka.
Ellen yang melihat ini sangat tidak tega akan kondisi para anak-anak itu sekarang. Tangannya mengusap menuh kasihan pada anak perempuan disampingnya.
Suasana mencekam itu berlangsung 2 jam, saat 30 menit terakhir tidak terdengar lagi suara-suara ledakan dan para tentara memastikan situasi kembali aman dan kini para anak panti telah kembali ke panti asuhan mereka.
Ellen tengah merebahkan diri di ranjangnya, memikirkan kenapa dirinya berada ditempat ini dengan sekejap mata. Saat ini hari sudah mulai malam, sang bulan menampakkan sinarnya.
Ellen tersentak ketika suara yang menggelegar kembali terdengar disusul dengan air yang membasahi mukanya. Ketika membuka mata Ellen dikejutkan dengan keberadaan Lucy yang berdiri seraya memegang gelas ditangannya.
"Hei bangunlah kak, matahari sudah nampak diatas kepala dan kau masih terlelap?" ujar Lucy berkacak pinggang.
"Apa ini? tadi hanyalah mimpi?" tanya Ellen kebingungan.
"Kau bermimpi apa hingga siang begini? segera turunlah kebawah, ibu sudah banyak mengomel asal kau tau," ujar Lucy seraya keluar kamar Ellen.
"Untungnya hanya sebuah mimpi," gumam Ellen bernafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBK (Ujian Nulis Bersama Kawan)
Short StoryHasil uji kemampuan gen 6 setelah enam bulan belajar bersama di WGAVerse. Genre apa yang akan diujikan?