Kolaborasi by: chieszstory (Fantasy) & William_Most (HTM)
Aku diterima di Sekolah Sihir Hitam Sauron, sebuah sekolah yang mengajarkan tentang sihir hitam pada penyihir hitam. Sekolah sihir hitam hanya ada satu di seluruh dunia, berbeda dengan sekolah sihir pada umumnya. Sekolah ini terletak di Pegunungan Kegelapan yang gersang, dikelilingi lahar gunung berapi, dan selalu dinaungi awan hitam.
Suasana sekolah selalu suram dan muram. Dindingnya berwarna hitam berhias spanduk merah. Sekolah ini hanya menerima murid-murid yang mempunyai sihir hitam, murid yang tidak akan diterima di sekolah sihir biasa, salah satunya aku.
Tidak bisa kulupakan wajah kecewa ibu ketika dirinya, yang seorang penyihir api, mendapati jika kekuatanku adalah kekuatan kegelapan. Berita itu bagaikan aib. Padahal sihir kegelapan biasanya dihasilkan dari keturunan penyihir kegelapan atau seseorang penyihir biasa yang sihirnya mengalami mutasi karena sengaja bersekutu dengan iblis.
Di sekolah sihir hitam ini, segala kenyamanan bergantung pada seberapa kuat sihir kita. Sedangkan aku … tidak sekuat itu.
Mungkin karena aku adalah kasus unik, sihir hitamku nyaris tidak berkembang, bahkan cenderung tidak berguna.
Akibatnya, sebagai murid paling tertinggal, aku selalu ditindas. Mereka mengerjaiku dengan penyiksaan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Tubuhku dinodai, harga diriku dijatuhkan di depan umum, bahkan aku sering berbau busuk. Aku selalu kembali ke asrama dalam keadaan yang menyedihkan, rambut acak-acakan, baju yang sudah robek di sana-sini, hingga buku-buku yang tidak lagi lengkap.
Aku ingin pulang, tapi Ibu telah mengusirku karena malu padaku yang seorang penyihir hitam.
Aku mengadu pada guru-guru sekolah, tapi mereka selalu berkata:
“Salahmu sendiri lemah! Lebih baik kau mati saja daripada tidak bisa membela dirimu sendiri!”
Perkataan paling unik justru datang dari kepala sekolah, seorang wanita cantik yang selalu awet muda, tapi memancarkan kebengisan. Ia hanya tersenyum miring ketika aku mengadu.
“Yah … mungkin dengan perasaan tertindas itu kegelapan dalam dirimu akan semakin bertambah. Murid-murid di sini pada dasarnya serupa iblis. Tapi kau yang lahir di keluarga penyihir api, terlalu naif sehingga kekuatanmu tidak berkembang. Terima sajalah penyiksaan itu. Siapa tahu kau akan menjadi lebih hebat,” ucap kepala sekolah.
Semenjak itu, aku berhenti mengadu.
Aku tidak tahan lagi. Aku ingin mati. Aku sendirian. Tidak ada yang menolongku. Tidak ada yang memedulikanku. Siksa saja aku, sampai aku mati.
Suatu ketika kelas ramuan menjadi rusuh karena murid-murid mengacaukan ramuan mereka demi mengerjaiku, guru di kelas ramuan akhirnya mengusirku ke perpustakaan agar suasana kelasnya menjadi kondusif.
Ah … mengapa aku diusir? Padahal Timmy sedang membuat racun katak hitam. Siapa tau dia akan memaksaku minum lalu aku akan mati dan terbebas dari rasa sakit ini.
Ketika berada di perpustakaan, aku hanya duduk di sudut, bersandar menghadap rak buku tua di hadapanku. Aku menatap hampa pada barisan buku-buku itu, sampai kemudian mataku menangkap satu buku yang bercahaya.
Cahaya? Di sekolah sihir yang dikelilingi kegelapan seperti ini?
Aku beranjak untuk mengambil buku tersebut.
Cahaya menyebar, membentuk sulur-sulur putih, amat silau, menuju kaca-kaca hitam ruangan.
Cahaya dipusatkan ke bahan bangunan, terbentuk titik panas.
Api tercipta. Gedung terbakar.
Terbersit, 'Penyihir dibakar saja.'
Orang-orang terkena cahaya.
Dalam sekejap, tercipta bara, disusul nyala jingga yang merembet ganas hingga melingkupi tubuh-tubuh itu.
Mereka terbakar.
Sekujur tubuh dilahap api.
Mereka meronta-ronta, perlahan-lahan, pakaiannya hangus. Badan memerah, kulit melepuh, lalu kering dan memutih. Lama-kelamaan, tubuh menjadi kaku, berwarna hitam kecokelatan dan menampakkan jaringan otot, lemak, serta tulang. Organ dalam terburai, otak bercecer, daging berjatuhan. Semuanya terbakar. Beberapa saat berlalu, tubuh mereka berubah menjadi abu.
Aku menyadari diriku juga penyihir, jadi tentu saja cahaya memakan tubuhku.
Hal terakhir adalah kegelapan dan jeritan.
Aku melihat di ambang pintu, kepala sekolah habis berlari, berdiri menatap begitu syok, lalu menyeringai penuh kemenangan.
"Kelahiran api kegelapan ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBK (Ujian Nulis Bersama Kawan)
Short StoryHasil uji kemampuan gen 6 setelah enam bulan belajar bersama di WGAVerse. Genre apa yang akan diujikan?