Double up!
Kalau vote dan komennya banyak, aku bakalan rajin up sih, xixixi.
***
Mamanya sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga, karena papanya masih di luar kota.Ya walaupun mamanya itu termasuk ibu-ibu sosialita, untuk masalah dapur mamanya masih mengurusnya sendiri, semuanya juga sih.
Gak mau ada orang lain yang menyentuh ranah miliknya, terbukti masakan mamanya juga enak.
Sekarang Soobin hanya duduk di bangku yang ada di ruang makan mereka.
Ada kakaknya juga yang baru saja meletakkan sebuah mangkuk berisikan ayam pedas di sana.
"Kakakmu tampaknya sudah ingin segera menikah, bukan?"
"Oh, ya?" balas Soobin dengan malas sambil menoleh kearah mamanya yang baru saja duduk di bangku yang ada di hadapannya.
Soobin sih senang-senang saja jika kakaknya menikah asal bukan sama Yeonjun atau teman-teman kakaknya yang lain.
Selain gak meyakinkan, mereka juga suka menjahili Soobin.
Tapi untuk masalah revisian yang diperbaiki oleh Yeonjun beberapa hari yang lalu, Soobin mau berterima kasih sih.
Soalnya setelah dia konsul ke dosennya lagi, dirinya di perbolehkan lanjut ke bagian bab terakhir, akhirnya penantian panjang Soobin segera tiba, dirinya akan sidang setelah bab terakhirnya selesai.
"Soobin mah gak bakalan peduli aku mau menikah atau tidak, kalaupun aku jadi perawan tua juga dia gak bakalan peduli," ucap Yoobin sambil melirik sekilas kearah adiknya yang benar-benar gak peduli itu.
Terbukti Soobin sibuk mengambil meraih piring yang sudah ada nasi di sana, lalu dia mengambil ayam juga dari mangkuk yang di bawa oleh kakaknya.
"Lagian kakak saja calon suami belum ada, buat apa aku peduli," balas Soobin pada akhirnya membuat Yoobin terdiam.
Ah benar juga sih, dia berharap apa, dirinya saja belum punya calon suami.
"Lho? Mama pikir kamu pacaran sama Yeonjun."
Mata Soobin melirik kearah kakaknya yang mukanya merona itu, kelihatan kan? Kakaknya mengelak terus pas bahas tentang Yeonjun, sekalinya diomongin sama mama masalah ini, mukanya langsung merah begitu.
"Yeonjun sama kakak cuma temenan, mama," balas Yoobin dengan cepat padahal aslinya dia malu.
"Benarkah? Padahal mama lihat Yeonjun dekat sekali denganmu, makanya mama pikir kalian pacaran, benar gak, Soobin?"
Kenapa bawa-bawa namanya lagi coba, Soobin cuma mengiyakan saja, tapi masih tetap berharap kakaknya gak pacaran sama Yeonjun.
Ucapan mereka berakhir dengan suara dentingan sendok dan piring yang ada disini, mereka menikmati makan malam mereka.
Setelah selesai, mereka belum bangkit dari duduknya.
"Soobin berpikir jika sebentar lagi akan segera sidang."
"Benarkah?"
Soobin mengangguk, karena dia yakin kalau masalah bab terakhir mah gak terlalu sulit untuknya, apalagi hanya kesimpulan saja.
Jadi dia percaya diri saat ini, ayolah, dia akan bekerja sama seperti kakaknya.
"Mama senang mendengarnya, lagipula mama sedih melihat adek yang tampak lesu sepanjang hari, walaupun tubuh adek tambah melar saja karena makan terus," ucapan mamanya membuat Soobin cemberut.
Apalagi mendengar suara tertawaan kakaknya yang menertawakan ucapan mamanya tadi.
Emangnya dia kelihatan jadi gendut banget apa? saat mereka kembali ke kamar masing-masing, Soobin mulai memperhatikan kaca lemari yang ada di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You -yeonbin✔
FanfictionSoobin hanya berpikir jika Yeonjun datang ke rumahnya itu karena berteman dengan kakaknya dan menjahilinya, bukan berniat masuk ke dalam kehidupannya. Karena tiba-tiba saja Yeonjun berkata ke orang tuanya untuk melamarnya, bukan melamar kakaknya! #1...