18. Breakfast.

6.6K 928 84
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Yeonjun biasanya kalau bangun tidur, mandi dulu, lalu menyiapkan sarapan pagi.

Tapi untuk kali ini, ketika dia keluar dari kamarnya, dia malah melihat sudah ada makanan saja di meja makan.

"Kamu masak buat aku?"

"Gak sih, kebetulan aja aku bangunnya kecepatan," balas Soobin yang gak mau jujur padahal aslinya dia memang saat terbangun dari tidur langsung bersiap juga untuk buat sarapan.

Yeonjun cuma memperhatikan raut muka Soobin yang ngomongnya sambil menoleh kearah lain itu, dia gak pandai berbohong sekali.

Kalau dia gak bohong, mana mungkin Soobin menoleh kearah lain, bukan?

"Baiklah, padahal aku berniat untuk membuat sarapan tadi," balas Yeonjun sambil duduk di hadapan Soobin.

Soobin memperhatikan Yeonjun yang meraih piring yang berisikan omelet tersebut.

Semoga gak asin deh, kalau asin malah malu-maluin sekali, soalnya tadi malam kan dia masaknya enak, masa hanya masak omelet malah keasinan.

"Kamu gak makan?"

"Ini mau makan juga," balas Soobin sambil meraih sendoknya untuk memakan omelet yang dia buat tadi.

Namun matanya masih melirik kearah Yeonjun yang menikmati omelet buatannya itu, dia pikir bakalan keasinan, tapi reaksi muka cowok di hadapannya itu biasa saja.

"Gak keasinan, kan?"

"Gak," balas Yeonjun sambil terus mengunyah membuat Soobin menghela nafas lega sebelum memakan omeletnya.

Dia langsung mencoba untuk tetap tersenyum ketika memakan omelet di hadapannya itu, untung saja bukan omelet ini yang di makan oleh Yeonjun.

Kalau iya, dia bakalan malu karena rasanya asin sekali, jadi gak masalah deh dia makan yang asin, asal bukan Yeonjun aja yang memakannya.

"Mukamu kenapa?"

Soobin langsung menggelengkan kepalanya, mana mungkin juga dia bilang kalau omeletnya keasinan.

"Beneran?"

Soobin dengan cepat langsung mengangguk membuat Yeonjun bingung, aneh sekali.

"Kamu mau ke kampus?"

"Iya, mau ketemu dosen, ngumpul revisian," jawab Soobin yang senang karena Yeonjun mengajak ngobrol hal lain di bandingkan tentang sarapan pagi mereka ini.

Yeonjun hanya mengangguk sambil menatap kearah Soobin yang tampak sudah siap sama sepertinya.

Kalau dirinya siap pergi ke kerja, kalau Soobin siap pergi ke kampus.

"Mau aku antar?"

"Gaklah, kakak kerja aja sana, aku bisa pergi sendiri," tolak Soobin yang gak mau di antar itu, lagipula dia juga ke kampus biasanya pergi sendiri juga.

Kadang sih kalau ada kesempatan dia ikut papanya, itu jarang sih.

Bukan kakaknya yang suka manja, Soobin bukan iri dengan kakaknya, tapi kakaknya itu suka manjanya berlebihan dan membuat risih Soobin ketika melihat kelakuan kakaknya itu.

Heran, kok bisa teman-teman kakaknya itu betah berteman dengan kakaknya yang sangat manja.

Tapi kakaknya gak manja ke Yeonjun sih, heran juga, kalau suka bukannya dekati terus saja biar Yeonjun suka juga.

Ah, itu mustahil sih, Yeonjun kan sukanya sama dia, bukan berniat untuk sombong, tapi itu hanya sebuah fakta.

"Semangat deh, semoga gak di suruh revisi lagi, biar cepat nikahnya."

Into You -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang