65. Happiness.

4.6K 588 24
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Pagi yang cerah dengan Soobin yang kelabakan mencari barang-barang yang di perlukan untuk memandikan anaknya.

Merawat bayi gak semudah apa yang pernah Soobin pelajari di kelas merawat bayi saat itu.

Sebenarnya semua peralatannya itu berada di sekitaran Soobin, tapi karena bawaan sibuk dia jadi kebingungan.

"Yakin tidak mau aku bantuin?" ucap Yeonjun sambil melihat Soobin langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu, bukankah kakak ada rapat, sana pergi kerja," balas Soobin sambil bangkit dari duduknya lalu mendorong tubuh suaminya agar segera berangkat pergi kerja itu.

Yeonjun cuma mengusap rambutnya saat melihat Soobin menyuruh segera bekerja itu.

"Baiklah, sampai jumpa nanti sore," ucap Yeonjun sambil mengecup pipi Soobin sebelum dia berjalan pergi keluar dari rumah.

Soobin menghela nafasnya kembali sibuk dengan anaknya.

"Sebentar aku harus memandikan Kei dulu atau Keita coba," ucap Soobin yang menatap dua bayi di hadapannya itu.

Bayi cewek dan bayi cowok itu tampak menatap kearah lain karena memang masih belum bisa melihat.

Mungkin membutuhkan 2 bulan agar bisa melihat, tapi itupun baru bisa melihat orang terdekatnya saja.

Mata Soobin lalu melihat Kei yang tampak mengantuk itu, baiklah mungkin dia akan memandikan Keita dulu.

"Hallo sayang, kamu tampaknya tidak mengantuk seperti kembaranmu itu," ucap Soobin sambil menggendong dengan lembut tubuh anaknya pergi ke kamar mandi.

Lagipula dia sudah menyediakan dua bak mandi untuk kedua bayinya dan sudah mengisi airnya juga tentu saja, walaupun bisa lebih mudah menggunakan shower sih.

Tapi gak mungkinlah, Soobin memandikan tubuh anaknya itu dengan hati-hati ayolah anaknya masih rentan baru sekitaran 2 minggu usianya.

Saat baru lahir, Soobin memilih buat tinggal di rumah orang tuanya karena dia gak mungkin langsung terbiasa merawat bayi.

Sekarang dia sudah agak terbiasa, walaupun masih suka teledor sih.

Soobin tertawa kecil melihat raut muka anaknya yang tubuh mungilnya itu baru saja tersiram air oleh Soobin.

Baru saja dia mau mengeringkan tubuh anaknya, Kei yang ada di dalam box bayinya yang berada di ruang tamu itu menangis membuat Soobin langsung berjalan kearah ruang tamu sambil menggendong tubuh Keita.

Capek, jujur dia capek, tapi jika dia mengeluh sama saja bohong gak akan ada hasilnya, mamanya juga dulu pasti merasakan hal yang sama.

Pasti mengeluh juga, tapi mamanya tetap melakukan tugasnya, maka dari itu Soobin akan melakukan hal itu juga dengan baik.

"Sebentar Kei, mama cuma punya tangan dua, jadi sabar ya."

Tentu saja anaknya itu gak mengerti dengan apa yang di katakan.

Tapi mendengar suara Soobin, bayi perempuan tersebut langsung diam dari menangisnya.

Syukurlah, Soobin pikir dia harus menimang-nimang anaknya dulu agar berhenti dari menangisnya.

Lebih mengherankannya lagi kenapa muka kedua anaknya itu mirip suaminya semua, gak ada miripnya sama dia.

Bibir Kei mungkin mirip dengan Soobin, tapi setelah itu gak ada yang mirip, semuanya mirip dengan suaminya.

Bayi yang ada di gendongannya juga, Keita mungkin akan mirip dengan suaminya ketika sudah besar nanti.

"Aku yang hamil sembilan bulan tapi mereka malah menuruni muka papanya," ucap Soobin yang mengeluh itu walaupun sebenarnya gak ada yang salah sih.

Into You -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang