Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Hari-hari kembali seperti biasa setelah Yeonjun kembali dari luar kota.Yang ada cowok itu tampak sibuk sekali mengurus hal lainnya terutama fitting baju karena Soobin kan sudah duluan di temani oleh calon mama mertuanya.
"Kakak gak masalah pakai begituan aja ke kantor?" tanya Soobin sambil memperhatikan Yeonjun yang sedang sarapan.
"Siapa yang mau marah, Soobin?"
Ah benar juga, lagi-lagi Soobin harus terbiasa kalau gak akan ada yang memarahi Yeonjun di perusahaannya sendiri, kalau ada orang itu sangat berani sekali memarahi pemimpin perusahaan mereka.
"Lagipula aku gak berniat buat pergi ke kantor."
"Lho? Kenapa?"
Yeonjun melirik sekilas kearah Soobin sebelum lanjut memakan sarapannya.
"Aku perlu pergi untuk fitting baju, mama memaksaku untuk segera melakukannya," balas Yeonjun yang membuat Soobin akhirnya mengangguk.
Ya gak masalah sih sebenarnya kalau Yeonjun gak masuk kerja, mengingat cowok itu baru saja kemarin pulang dari luar kota.
"Mau ikut?"
Soobin tampak ragu karena dia gak mau bertemu dengan pemilik butik dimana mereka harus fitting baju itu, soalnya menggoda dirinya terus, kan Soobin jadi malas sendiri.
Muka dia saja ogah-ogahan sekali, namun dia tetap harus sopan karena ada calon mama mertuanya di sana.
"Gak mau?"
Soobin mengangguk, dia memilih untuk stay di apartemen saja di banding ikutan pergi bersama Yeonjun.
Yeonjun melihat anggukan dari Soobin barusan hanya bisa menghela nafasnya, baiklah, dia akan mendengar sendiri ocehan mamanya setiap dia menolak apa yang dipilihkan oleh mamanya itu.
"Oh iya, aku kemarin sempat membelikan banyak makanan di luar kota, kamu bisa buka sendiri, kopernya di kamarku, ok?"
Mendengar makanan membuat Soobin mengangguk, tentu saja akan dia mengambil semuanya, kan buat dia.
Tapi Yeonjun bukannya capek karena harus kerja di luar kota, masih sempat-sempatnya saja membelikan dirinya oleh-oleh, walaupun aslinya Soobin gak minta sama sekali.
Namun karena Yeonjun ini orangnya sangat perhatian gak heran jika dia membelikan Soobin makanan.
Jangan lupakan Yeonjun yang memang selalu memberikannya hadiah, jangan bilang saat mereka menikah nanti Yeonjun saat pulang kerja akan selalu membelikannya hadiah.
Intinya Yeonjun setelah sarapan langsung pergi untuk menuju butik yang sudah di bicarakan oleh mamanya.
Sebelum itu, Yeonjun mengecup pucuk kepala Soobin yang masih stay di bangkunya.
Muka Soobin memanas sebelum dia berusaha untuk tetap biasa saja sambil memakan sarapannya.
Ketika Yeonjun sudah tidak ada lagi, mata Soobin menoleh kearah kamar Yeonjun, dia selama ini gak pernah sama sekali masuk ke kamar cowok itu.
Sekarang kesempatannya untuk masuk, lagipula kan Yeonjun sendiri yang menyuruh dia buat masuk ke dalam.
Soobin bangkit dari duduknya menuju ke kamar Yeonjun, dia memegang knop pintu di hadapannya dan segera mendorong pintu itu ke dalam.
Ketika pintu kamar ini terbuka aroma parfum yang sering di gunakan oleh Yeonjun langsung menusuk ke hidungnya.
Tercium sekali gila, sebenarnya gak ada yang aneh sih, seperti kamar cowok pada umumnya, kamar Soobin di rumah saja tampak minimalis sekali, karena gak terlalu penuh dengan barang.
Ternyata ada foto-foto lagi yang terpajang di lemarinya, bukan hanya di ruang tamu saja.
Kakinya melangkah kearah lemari sambil melihat foto-foto itu kembali.
Aneh, di dalam foto-foto itu, Soobin gak ada yang kenal sama sekali dengan orang di sana.
Kecuali Yeonjun itu sendiri, namun ada yang aneh, ada cewek yang selalu berada di sebelah Yeonjun, dilihat dari seragamnya, ini seragam sma, jadi bisa diketahui kalau foto ini saat Yeonjun masih sma.
Pantas saja gak ada foto kakaknya ataupun teman-teman kakaknya yang lain, kan mereka berteman dengan Yeonjun saat kuliah.
Kembali ke foto-foto yang ada di tangan Soobin, dia membalikkan foto tersebut, kali saja ada tulisannya.
Dan benar sekali ada tulisannya, hanya tertulis angkatan Yeonjun saat sma.
Tangannya meraih lebih banyak foto-foto tanpa di bingkai, setelah mendapatkannya, Soobin duduk di atas kasur Yeonjun sambil mengecek foto di tangannya satu-satu.
Mungkin hanya kebetulan saja Yeonjun foto bersebelahan dengan cewek tadi mengingat Yeonjun kan memang buaya dari dulu, kelihatan sekali.
Namun dia saat melihat lembar foto di tangannya, terus melihat foto cewek itu tersebut, dari fotonya bersama Yeonjun sampai foto cewek itu sendirian.
Soobin tidak berniat buat tau dengan masa lalu Yeonjun, walaupun aslinya dia penasaran sekali, apa yang membuat Yeonjun dan pacarnya dulu yang tampak sangat serasi itu bisa putus.
Saat meletakkan foto itu kembali, Soobin malah melihat ada surat.
Ah tidak peduli deh kamar Yeonjun jadi berantakan, dia mau mencari tau semua tentang Yeonjun, jadi dengan cerobohnya Soobin langsung meraih surat tersebut.
Namun ketika surat tersebut di tangannya, malah ada sesuatu yang jatuh membuat Soobin segera menunduk dan meraih kertas yang jatuh itu.
Dia membalikkan kertas yang ternyata sebuah foto hasil usg, sebentar.
Hasil usg? Matanya bisa melihat dengan jelas itu tentu saja hasil usg dan ada namanya.
Choi Yuna.
Pikiran Soobin sudah berputar kemana-mana, jangan bilang Yeonjun menghamili cewek bernama Yuna ini?
Dari lembar foto tersebut ada usia kandungannya yang berusia 12 minggu.
Dia meletakkan hasil usg tersebut dan malah sibuk membaca surat yang ada di tangannya.
Kelihatan seperti surat yang sudah lama sekali, terlihat dari kertasnya yang sudah usang, mungkin sudah di tulis lebih dari 5 tahun yang lalu.
Soobin sibuk membaca surat di tangannya, lalu terkejut ketika membaca tulisan jika cewek bernama Yuna ini ternyata adalah pacarnya Yeonjun saat sma, berarti selama ini Soobin melihat foto Yeonjun tadi bersama Yuna.
Namun tebakan Soobin tentang hasil usg tadi adalah anak Yeonjun dan Yuna ternyata salah, karena cewek ini menuliskan jika dia hamil anak orang lain.
Bisa di katakan, kalau di tangannya ini adalah surat bunuh diri, ya, Yuna bunuh diri karena merasa malu telah selingkuh dari Yeonjun dan bahkan sampai hamil anak orang lain.
Surat ini juga dikhususkan untuk Yeonjun, karena semuanya isi suratnya seperti pengakuan apa yang dilakukan oleh Yuna di belakang Yeonjun selama ini.
Tapi kenapa Yeonjun menyimpan ini semua, coba? Jangan bilang kalau Yeonjun belum pernah bisa move on dari Yuna? Lalu dia memilih untuk pindah keluar kota agar move on, tapi nyatanya dia malah gak melupakan cewek itu sama sekali.
Kalau lupa mana mungkin dia menyimpan barang yang berhubungan dengan cewek itu.
Soobin mengulum senyumnya, ah sial, apakah dirinya dijadikan sebuah pelampiasan oleh Yeonjun?
Jika iya, dia memang lebih pantas mendapatkan hal ini di bandingkan kakaknya, kakaknya bahkan bisa mendapatkan cowok lain di bandingkan menjadi pelampiasan oleh Yeonjun.
Tbc.
Suka dengarkan kalau orang mau nikah itu ada aja konfliknya.
Nah ini konfliknya, hehehehe.
Ok, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
Salam,
Anaknya Taekook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You -yeonbin✔
FanfictionSoobin hanya berpikir jika Yeonjun datang ke rumahnya itu karena berteman dengan kakaknya dan menjahilinya, bukan berniat masuk ke dalam kehidupannya. Karena tiba-tiba saja Yeonjun berkata ke orang tuanya untuk melamarnya, bukan melamar kakaknya! #1...