Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Soobin menghela nafasnya ketika semua pakaiannya sudah berada di lemari, bersamaan dengan pakaian Yeonjun juga, bukankah melakukan hal-hal seperti ini adalah memang pekerjaannya.Dia lalu menyisakan pakaiannya di dalam koper karena sebentar lagi mereka juga akan bersiap untuk berangkat pergi berbulan madu.
Bukan hari ini sih, mungkin besok atau lusa nanti, karena dia gak tau tentang hal itu, dia hanya tau kalau Yeonjun sudah membeli tiketnya, itu saja.
Cowok itu gak pergi bekerja ataupun cuti selama apapun gak bakalan ada yang melarang karena perusahaan itukan miliknya, ah bukan, itu milik papa mertuanya, walaupun tetap saja akan turun ke tangan Yeonjun.
Soobin melirik kearah Yeonjun yang berdiri di hadapannya, dia meraih tangan Yeonjun yang terulur kearahnya.
"Kamu belum lihat apa yang ada di balik pintu tersebut, bukan?" tanya Yeonjun sambil menunjuk kearah pintu yang gak jauh dari hadapan mereka.
Soobin sudah bisa menebak sebelum mereka masuk ke dalam pintu tersebut, pasti tentang kemewahan lagi.
Eh, bisa saja bukan tentang kemewahan yang gak akan membuatnya terkejut.
Karena selama ini Yeonjun suka membahas tentang bayi kepadanya, bisa saja kalau di balik pintu tersebut terhubung ke sebuah kamar bayi.
"Raut mukamu kenapa?"
"Gak ada yang aneh-anehkan?"
"Aneh gimana?"
"Kakak gak membuat kamar bayi di saat kita baru saja menikah, bukan?" tanya Soobin yang blak-blakan membuat Yeonjun hanya tertawa kecil.
Yeonjun menggelengkan kepalanya, dia memang mau punya anak, tapi dia gak seniat itu sudah membuat kamar bayi yang bahkan bayinya saja belum ada.
Gimana mau ada, melakukannya saja belum, bayinya mana mungkin akan jadi.
Mereka segera berjalan ke pintu tersebut, Soobin menoleh kearah Yeonjun yang tampak sekali memberikan isyarat agar dirinya saja yang membuka pintu tersebut.
Soobin lalu tanpa segan membuka pintu tersebut lalu menghela nafasnya, lega bukan seperti apa yang dia pikirkan.
Bukan kamar bayi, tapi sebuah walk in closet yang setiap pintunya terbuka dan memajangkan pakaian dengan merk mewah berjejer di sana.
Gak akan mengejutkannya sama sekali, karena di setiap rumah orang kaya pasti ada yang namanya walk in closet yang tentunya diisi dengan barang-barang mewah.
"Kakak benar-benar membuang uang."
Yeonjun tersenyum mendengar sindiran dari Soobin barusan, tapi matanya malah melihat Soobin yang malah meraih salah satu pakaian yang ada di sana.
Soobin heran kenapa sih Yeonjun pintar sekali membuatnya kagum, soalnya pakaian yang ada disini malah ukurannya pas sekali dengan Soobin.
Pakaiannya gak bercampur dengan pakaian milik Yeonjun, malah di setiap sisinya ada namanya dan nama Yeonjun, memang sudah di rencanakan dari dulu.
"Kakak membuat ini sebelum melamarku?"
"Begitulah."
"Kakak yakin sekali ternyata kalau aku bakalan menerima lamaran kakak saat itu," ucap Soobin sambil menoleh ke Yeonjun yang memutarkan kedua bola matanya.
"Kalau aku tidak yakin, mana mungkin sekarang kamu sudah berada disini, Soobin, bahkan sudah menikah denganku," balas Yeonjun yang gak bisa membuat Soobin membalas lagi, kehabisan kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You -yeonbin✔
FanfictionSoobin hanya berpikir jika Yeonjun datang ke rumahnya itu karena berteman dengan kakaknya dan menjahilinya, bukan berniat masuk ke dalam kehidupannya. Karena tiba-tiba saja Yeonjun berkata ke orang tuanya untuk melamarnya, bukan melamar kakaknya! #1...