3. Rose.

8.5K 1.1K 160
                                    

Triple up!

Vote dan komennya, jangan lupa, thanks.

***
Semenjak perayaan ulang tahun kakaknya saat itu, teman-teman kakaknya jarang datang ke rumah.

Sebenarnya gak juga sih, mengingat hanya Yeonjun saja yang jarang ke rumah.

"Lagi? Yeonjun gak datang kesini?" tanya Yoobin saat melihat kearah teman-temannya yang datang ke rumah ini.

Ini sudah hampir 3 minggu, sudah lama juga, bukan? Biasanya mereka seminggu sekali itu pasti aja ke rumahnya.

Soobin sih senang ya, gak ada yang menganggu soalnya, dia tenang sekali, teman-teman kakaknya yang lainkan gak bakalan jahil ke dirinya kalau gak di mulai oleh Yeonjun duluan.

"Ekspresi adikmu malah senang ketika Yeonjun gak kesini."

Apaan sih, sampai ekspresinya aja di komentari, terserah dia dong mau berekspresi seperti apa.

Intinya dia senang karena gak akan di ganggu oleh Yeonjun lagi, apalagi sampai 3 minggu lagi.

"Kata Yeonjun sih, dirinya pergi keluar kota dari 2 minggu yang lalu."

"Masalah pekerjaan?"

Mereka mengangkat bahunya karena Yeonjun gak memberitahu detailnya, dia hanya bilang kalau dirinya di luar kota, saat di mintain bukti, Yeonjun benar-benar memberikan bukti yang mereka pinta.

"Tapi yang aku tau sih, Yeonjun pulang ke rumah orang tuanya," jelas mereka membuat Yoobin hanya mendengarkan saja.

Berbeda dengan Soobin asli gak peduli, tuh cowok mau kemana, mau jungkir balik, gak bakalan peduli dia, asal gak muncul di hadapan Soobin.

Apalagi dia senang ketika skripsinya sudah di acc oleh dosen pembimbingnya, tinggal sidang saja, itupun beberapa hari lagi, ah sial, dia terlalu senang sampai gak tau mau berekpresi seperti apa.

"Dia mau mengajak orang tuanya untuk melamarmu kali, bisa saja dia gak berniat mengajakmu pacaran, tapi langsung ngajak kamu nikah," goda teman-temannya yang membuat Yoobin langsung salah tingkah di sana.

Berbeda dengan Soobin yang melihat ekspresi kakaknya yang benar-benar tampak salah tingkah itu.

Apa-apaan, bukankah kalau terlalu berharap akan buat sakit hati? Kakaknya itu terlalu berharap dengan seorang cowok buaya seperti Yeonjun.

Lagipula emangnya kalau pulang ke rumah orang tua sendiri, dikata bakalan melamar seseorang? Teman-teman kakaknya terlalu berlebihan.

"Jangan ngomong gitu, aku gak bisa membayangkannya," balas Yoobin sambil menyenggol lengan temannya itu.

"Harus di bayangkan dong, bisa saja menjadi kenyataan, jujur saja kalau Yeonjun melamarmu, pasti kamu bakalan langsung terima, kan?"

Yoobin saat mendengar pertanyaan itu reflek mengangguk, siapa juga yang akan menolak lamaran dari Yeonjun, cowok yang dia taksir dari jaman kuliah dulu.

Mengingat mereka ini berteman dari saat masuk kuliah sampai sekarang.

Dan di saat itulah Yoobin selalu menunggu Yeonjun yang gak pernah membalas perasaannya, miris memang, padahal sudah lebih dari 5 tahun.

Kalau enggak di goda dengan makanan yang di bawa oleh teman-teman kakaknya itu, Soobin ogah sekali duduk disini bersama mereka.

Apalagi yang dari tadi membicarakan Yeonjun, karena kapan lagi membicarakan Yeonjun di saat cowok itu tidak ada disini.

"Soobin sudah punya pacar lagi?"

"Gak, lagian gak mikirin juga," balas Soobin langsung dengan nada datar karena gak tertarik dengan pertanyaan dari teman kakaknya itu.

Into You -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang